Kampung Unik dengan Kebun Sayur di Tengah Kota

Affan Safani Adham, telisik indonesia
Sabtu, 06 Juni 2020
0 dilihat
Kampung Unik dengan Kebun Sayur di Tengah Kota
Ibu-ibu rumah tangga menyulap halaman rumahnya menjadi berbagai tanaman dan sayuran. Foto: Ist.

" Daripada ngerumpi sinetron di rumah, sekarang ibu-ibu ngrumpinya pindah ke lahan sayuran untuk ngobrol soal sayuran. "

YOGYAKARTA, TELISIK.ID - Kebun sayur di tengah kota. Terdengar aneh, tapi ini benar adanya. Sesuatu yang dulu hanya ada di pegunungan dan pedesaan, kini telah ada di salah satu pusat Kota Yogyakarta.

Kampung unik dengan kebun sayur tersebut dikelola oleh Kelompok Tani Gemahripah. Setiap hari terdapat warga Bausasran yang piket untuk menyirami dan menjaga kebersihan kebun tersebut.

Kelompok Tani Gemahripah ini merupakan perkumpulan ibu-ibu rumah tangga kampung Bausasran, yang menyulap halaman rumahnya menjadi kebun yang ditanami berbagai jenis sayuran.

Warga yang ingin sayuran bisa langsung memanen sendiri, kemudian memberikan uang sesuai harga yang disepakati. Uang itu lantas ditampung oleh bendahara kelompok tani untuk dikelola kembali.

Tidak hanya sayuran saja. Kelompok tani ibu-ibu ini juga melakukan budidaya ikan lele.

"Daripada ngerumpi sinetron di rumah, sekarang ibu-ibu ngrumpinya pindah ke lahan sayuran untuk ngobrol soal sayuran," ucap Winaryati, warga Bausasran.

Baca juga: Terapkan Protokol COVID-19, Tamu Hotel dan Restoran di Kendari Mulai Ramai

Setiap hari anggota dijadwal untuk menyiram sayuran tiap pagi dan sore. Seminggu sekali  kerja bakti merawat sayuran.

Selain kampung Bausasran, juga ada wilayah lainnya seperti Wirogunan, Semaki dan Karangwaru.

Mereka memanfaatkan sebidang tanah yang awalnya tidak digunakan, menjadi lahan pertanian sayuran di tengah-tengah perkotaan.

Saat masa pandemi COVID-19 warga bergotong-royong untuk membersihkan sekaligus menanam berbagai macam jenis sayuran seperti terong, cabai, dan kangkung.

Tak hanya memanfaatkan tanah yang menganggur, masyarakat juga merenovasi rumah kosong menjadi sebuah minimarket untuk menjual bahan pokok dan sayuran.

Baca juga: Pemprov Sultra Aktifkan Kembali Biro Kerja Sama

Gotong-royong warga mendapatkan apresiasi Wakil Wali Kota Yogyakarta, Drs Heroe Poerwadi, MA, yang mengatakan, langkah yang diambil masyarakat adalah bentuk gotong-royong dan kepedulian antar sesama masyarakat.

Kampung sayur yang panen nanti dibagikan ke dapur-dapur umum. Setelah itu dibagikan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan termasuk mahasiswa.

"Ini adalah respon masyarakat saat masa pandemi COVID-19 seperti saat ini," kata Heroe Poerwadi, Sabtu (6/6/2020).

Bagi Heroe, gotong-royong masyarakat ini merupakan bentuk gerakan gandeng gendong. Ke depan, pihaknya akan mengintegrasikan beberapa program seperti kampung sayur, bank sampah, dan e-waroeng.

Selain itu juga akan diintegrasikan dengan program Rumah Pangan Kita (RPK). "Sehingga kebutuhan pangan masyarakat dapat terpenuhi oleh hasil panen di sekitarnya," jelasnya.

Baca juga: Sempat Ditutup karena COVID-19, Malioboro Siap Terima Kunjungan Wisatawan

Selain itu, gerakan ini merupakan gerakan dari Yogyakarta untuk Yogyakarta. Kegiatan seperti relawan hijau dan nglarisi tanggane, juga akan dijalankan dan menjadi bentuk tahapan kebangkitan masyarakat Kota Yogyakarta.

Bagaimana nanti masyarakat Kota Yogyakarta berproduksi, dinikmati sendiri, dan juga dijual ke masyarakat sekitar.

Total ada 6 kampung yang sudah menjalankan. Ada yang berbasis kampung sayur, ada juga yang membangun minimart. Bentuk gerakan berbeda-beda di tiap kampung. Tergantung yang dihadapi masing-masing.

Masyarakat yang terdampak mulai dari usaha warga yang terkena dampak hingga masyarakat yang mengalami pemutusan hubungan kerja, juga ada yang usia produktif dan lansia diajak untuk membangun minimart. Sehingga lapangan pekerjaan baru terbuka untuk mereka.

Reporter: Affan Safani Adham

Editor: Haerani Hambali

Artikel Terkait
Baca Juga