Kasus DBD di Buton Selatan Bertambah, Serang Anak-Anak dan Balita
Ali Iskandar Majid, telisik indonesia
Rabu, 31 Januari 2024
0 dilihat
Pemberian abate di tempat penampungan air warga oleh Puskesmas Batauga. Foto: Ist.
" Sebanyak tiga kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dilaporkan terjadi di Kecamatan Batauga, Buton Selatan "
BUTON SELATAN, TELISIK.ID - Sebanyak tiga kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dilaporkan terjadi di Kecamatan Batauga, Buton Selatan. Pemberian abate diharapkan dapat mengurangi perkembangbiakan jentik nyamuk.
Sepanjang periode Januari 2024 korban rata-rata masih berusia balita dan anak-anak, kasus DBD dilaporkan terjadi pada tiga wilayah di Kecamatan Batauga.
"Ada tiga kasus, yakni di wilayah Lawela, Lawela Selatan dan Lakambau, masing-masing satu korban," beber Nur Fatmala, Programer Kesehatan Lingkungan Puskesmas Batauga, Senin (22/1/2024) lalu.
Di wilayah Kelurahan Lawela Selatan dan Kelurahan Lakambau, kondisi kesehatan lingkungan berpotensi menjadi tempat ideal nyamuk aedes aegypti untuk berkembang biak.
"Untuk Lawela Selatan ada genangan air yang disebabkan oleh pipa bocor sedangkan di Lakambau gotnya kotor," ungkap Nur Fatmala.
Baca Juga: Dinkes Kendari Bakal Gandeng Peneliti Nyamuk Cegah DBD
Ia menuturkan bahwa genengan air bersih lebih disukai nyamuk untuk berkembang biar dari pada air yang keruh.
Untuk itu, pihak Puskesmas Batauga memberikan abate di tiap penampungan air warga yang berada di sekitar rumah korban DBD hingga radius 50 meter dari titik rumah korban.
"Kami beri penanganan langsung, abate ke semua rumah yang dikunjungi hingga radius 50 m dari rumah korban," tambahnya.
Menyikapi hal tersebut, Kepala Puskesmas Batauga, Muslihin Mahmud mengatakan, pada tanggal 12 Januari, rumah-rumah korban DBD dikunjungi Programer DBD untuk memberikan bantuan kelambu dan melakukan penyuluhan.
Muslihin menambahkan, pada kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) pada 12 Januari, belum dilakukan fogging. Alasan belum dilakukan fogging sebab bedasarkan kegiatan PSN 12/1/2024 cakupan wilayah perkembangbiakan nyamuk masih di sekitaran area rumah korban DBD.
"Belum dilakukan fogging. Kalau wilayahnya luas baru dilakukan fogging hanya sudah kami beri abate ke rumah warga setempat," kata Muslihin.
Muslihin juga mengimbau pihak pemerintah desa dan masyarakat setempat agar rutin melakukan kerja bakti dan menjaga kebersihan lingkungan.
Hal ini bukan tanpa sebab, faktanya masih ada yang membuang sampah sembarangan.
Baca Juga: DPRD Soroti Fasilitas RSUD Kota Kendari untuk Pasien DBD Kurang Memadai
Dari hasil wawancara tim Telisik diperoleh beberapa informasi seputar nyamuk DBD Korban diserang pada saat imun tubuh menurun, biasanya diikuti dengan demam tinggi. Nyamuk aedes aegypti mulai menyerang dari pukul 7:00 pagi hingga siang pukul 11:00.
Kondisi cuaca yang berubah-ubah disinyalir berpotensi menjadi faktor penyebab. Hingga kurangnya intensitas cahaya yang masuk ke dalam rumah.
Yang paling menarik, musim buah juga disinyalir memberikan sumbangsih faktor penyebab DBD.
Untuk diketahui pada kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) pada 12 Januari, turut dibersamai pihak Dinas Kesehatan dengan menerjunkan bidang-bidang terkait. (A)
Penulis: Ali Iskandar Majid
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS