Kecamatan Cibal Barat Manggarai NTT, Terdeteksi Rawan Pangan

Berto Davids, telisik indonesia
Kamis, 04 Agustus 2022
0 dilihat
Kecamatan Cibal Barat Manggarai NTT, Terdeteksi Rawan Pangan
Salah satu desa di Kecamatan Cibal Barat, yang oleh Badan Ketahanan Pangan RI dikategorikan sebagai daerah rawan pangan, karena kondisi pangannya kurang, yang miskin banyak, gizi kurang, stunting tinggi dll. Foto: Ist.

" Banyak aspek yang menentukan suatu daerah atau kawasan masuk rawan pangan atau tidak "

MANGGARAI, TELISIK.ID - Di Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), ada satu kecamatan yang terdeteksi rawan pangan, yakni Kecamatan Cibal Barat.

Pemateri dari Badan Ketahanan Pangan RI, Rina mengatakan, banyak aspek yang menentukan suatu daerah atau kawasan masuk rawan pangan atau tidak. Untuk Manggarai, ada kecamatan yang pada peta berwarna merah.

"Ada satu kecamatan yang dalam peta berwarna merah. Kecamatan Cibal Barat masuk dalam peta rawan pangan itu," kata Rina dalam kegiatan sosialisasi pangan di Kabupaten Manggarai, Kamis (4/8/2022).

Dikatakan, di antara yang menjadikan kawasan itu rawan pangan adalah kondisi pangannya kurang, yang miskin banyak, gizi kurang, stunting tinggi, dan lain-lain. Akumulasi pelbagai aspek itu membuatnya menjadi warna merah.

Baca Juga: Pilkades Serentak di Konawe Diundur Oktober

Menurutnya, apa yang terjadi pada Kecamatan Cibal Barat kiranya harus menjadi perhatian utama, yakni bagaimana mengubah warna merah menjadi hijau. Maka yang harus dilakukan intervensi serius yaitu meningkatkan ketahanan pangannya.

Ketahanan pangan di kecamatan itu, kata Rina, harus diperkuat dan ditingkatkan. Pangan itu tidak saja padi, juga jagung, sorgum, ubi-ubian. Semua harus digalakan penanamannya sehingga pangan selalu tersedia.

Baca Juga: Penempatan Pejabat di Muna Barat Amburadul, Pj Bupati Pastikan Tidak Ada yang Diparkir

Untuk Manggarai Raya, lanjut Rina, semua harus bersinergi, berkolaborasi dan bekerja sama dalam membangun ketahanan pangan dalam perubahan iklim yang sulit diprediksi kini dan ke depan. Semua harus mengembangkan keanekaragaman pangan agar pangan selalu tersedia dalam kondisi apapun.

Sementara itu pemateri lainnya, Profesor Philip de Rozari mengatakan, NTT adalah kepulauan berlahan kering. Kering itu rentan terhadap perubahan iklim. NTT kering, tetapi masih memiliki banyak potensi baik di darat maupun lautnya.

Untuk lahan kering, masih tetap bisa diubah untuk pengembangan pertanian. Salah satu solusi adalah mengembangkan tanaman pertanian yang tidak rakus air. Apa itu, forum ini yang merekomendasikannya untuk dilakukan di Manggarai Raya ini," katanya. (B)

Penulis: Berto Davids

Editor: Haerani Hambali

Baca Juga