Kopi Hendea Tak Sekadar Bisnis, Tapi Wujud Kepedulian Petani Buton Selatan
Ali Iskandar Majid, telisik indonesia
Senin, 17 Februari 2025
0 dilihat
Produk UMKM bubuk kopi Hendea bantu berdayakan petani kopi Buton Selatan. Foto: Ali Iskandar Majid/Telisik
" Bubuk kopi Hendea, salah satu produk UMKM lokal buatan putra asli daerah Buton Selatan, bukan sekadar bisnis yang menguntungkan, melainkan wujud kepedulian terhadap kesejahteraan petani kopi di Desa Hendea "

BUTON SELATAN, TELISIK.ID – Bubuk kopi Hendea, salah satu produk UMKM lokal buatan putra asli daerah Buton Selatan, bukan sekadar bisnis yang menguntungkan, melainkan wujud kepedulian terhadap kesejahteraan petani kopi di Desa Hendea.
Suhandi adalah pria paruh baya sebagai petani kopi di Desa Hendea, Kecamatan Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan. Dia mulai merintis usahanya sejak tahun 2018 silam. Namun branding produknya saat itu belum dilakukan secara baik.
Pada tahun 2019, Suhandi memutuskan untuk mulai merancang kembali produk bubuk kopinya dengan matang dan mengurus surat izin usaha perdagangan (SIUP).
Suhandi menuturkan, hatinya tergerak mulai mengelola biji kopi menjadi produk UMKM unggulan di desanya. Upaya ini dilakukan tatkala melihat semakin marak lahan perkebunan kopi yang beralih menjadi lahan komoditas lain, seperti sayur, jagung, cabai dan masih banyak lagi.
Baca Juga: Komisi III DPRD Kolaka Utara Panggil Enam Pemilik Tambang, Dikecewakan Saat Monitoring
“Sebenarnya hati saya tergerak bermula dari melihat para petani kopi mulai menanam komoditas lain, alasannya karena harga jual kopi anjlok setiap tahunnya,” tutur Suhandi, saat ditemui telisik.id, Senin (17/2/2025).
Petani kopi di Desa Hendea selalu dihantui kekhawatiran oleh harga jual kopi yang kian merosot setiap tahun. Kondisi ini tidak dapat menunjang perekonomian bagi keberlangsungan hidup mereka.
Petani lokal pun masih tekendala perihal peningkatan kapasitas pengetahuan yang memadai. Antara lain perihal proses penanaman, perawatan, serta pada pemasaran komoditas kopi yang sampai hari ini masih bergantung pada pengepul sebagai pihak yang membeli komoditas biji kopi Desa Hendea.
Selama kehadiran produk UMKM bubuk Kopi Hendea di tengah kehidupan petani lokal, menjadikan para petani mempunyai tempat baru untuk menjual hasil panen mereka. Suhandi mengaku membeli biji kopi robusta dari petani lokal yang ia hargai Rp 50.000/liter.
Kendati demikian, Ia masih saja kehabisan stok biji kopi, sebab sebagian petani masih menjual hasil panen mereka ke pihak pengepul.
Untuk satu kali produksi, Suhandi membutuhkan sebanyak 20 liter biji kopi agar dapat menghasilkan sekitar 200 bungkus bubuk kopi dalam satu hari.
Cara pengolahan biji kopi menjadi bubuk masih dilakukan secara tradisional, sehingga menjadikan cita rasa khas kopi begitu kuat dan nikmat.
Untuk harga per 100 gram bubuk kopi Hendea dibandrol Rp 15.000. Produk bubuk kopi Hendea juga tersedia hampir di seluruh toserba di Kota Baubau.
Suhandi berharap, melalui produk UMKM yang diolah secara tradisional ini, dapat diberikan bantuan berupa mesin sangrai agar dapat mengestimasi waktu produksi dalam satu hari.
Selain itu, OPD teknis terkait dapat mengadakan program peningkatan kapasitas terhadap para petani kopi di Desa Hendea.
Pasalnya, jumlah stok hasil panen kopi menurun setiap tahun disebabkan para petani kopi mulai beralih menanam komoditas lain di lahan perkebunan mereka.
Sementara itu, salah satu petani kopi Desa Hendea, La Ruhi, mengaku hampir meratakan seluruh tanaman kopinya untuk menanam sayur dan cabai.
Namun, hal itu ia urungkan saat mengetahui masih ada pihak lain yang membeli hasil panen mereka dengan harga yang cukup menjanjikan.
Selama ini, para petani lokal hanya dapat menjual komoditas mereka kepada pihak pengepul.
Apabila pengepul sudah tidak mampu menampung biji kopi dari para petani setempat, maka terpaksa mereka menjualnya dengan harga murah pada penadah di Kota Baubau yang berjarak sangat jauh dengan Desa Hendea.
Baca Juga: Petani Kopi Desa Hendea Berharap Pemkab Buton Selatan Fasilitasi Pemasaran
“Masyarakat (petani) tidak malas, kami mau menanam apa saja, hanya ada tidak langkah pemerintah daerah membantu menyiapkan pihak yang akan membeli komoditas kami khususnya biji kopi,” keluh La Ruhi.
La Ruhi mengatakan, sampai saat ini belum ada bantuan dari pemerintah daerah setempat dalam memasarkan komoditas biji kopi dari petani lokal.
Kondisi ini, menurut La Ruhi, menimbulkan rasa malas dan acuh dari petani untuk mengelola lahan perkebunan mereka.
Kehadiran produk UMKM bubuk kopi Hendea menciptakan alternatif di kalangan petani setempat dalam menjual komoditas kopi yang telah dipanen. (B)
Penulis: Ali Iskandar Majid
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS