Kumbang Cyborg: Inovasi Masa Depan untuk Misi Penyelamatan

Merdiyanto , telisik indonesia
Sabtu, 19 Juli 2025
0 dilihat
Kumbang Cyborg: Inovasi Masa Depan untuk Misi Penyelamatan
Kumbang cyborg atau ZoBorg menjadi inovasi masa depan untuk misi penyelamatan. Foto: Repro Fitzgerald et al.

" Dunia teknologi kembali menorehkan terobosan luar biasa dengan pengembangan kumbang cyborg "

JAKARTA, TELISIK.ID - Dunia teknologi kembali menorehkan terobosan luar biasa dengan pengembangan kumbang cyborg, sebuah inovasi yang menggabungkan sistem biologis serangga dengan teknologi canggih untuk mendukung misi penyelamatan.

Kumbang cyborg, yang dikembangkan oleh para peneliti dari berbagai institusi global, termasuk University of Queensland di Australia, menjadi harapan baru dalam operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) di situasi darurat seperti gempa bumi, tanah longsor, atau bencana alam lainnya.

Kumbang Zophobas morio sebagai Platform Utama

Para peneliti memilih kumbang jenis Zophobas morio sebagai platform utama karena ketahanan tubuhnya yang luar biasa dan kemampuan membawa beban kecil.

Mengutip dari Science Alert, kumbang ini dilengkapi dengan ransel elektronik mini yang terdiri dari mikrochip, sensor, dan elektroda. Perangkat ini memungkinkan kumbang untuk dikendalikan dari jarak jauh, memasuki celah-celah sempit di reruntuhan yang sulit dijangkau oleh manusia atau anjing pelacak.

Dengan bantuan teknologi Internet of Things (IoT) seperti Bluetooth, gerakan kumbang dapat diintegrasikan dengan sistem navigasi untuk mengirimkan data lokasi dan kondisi lingkungan secara real-time.

"Kumbang cyborg ini dirancang untuk menembus ruang-ruang yang tidak dapat diakses oleh teknologi lain. Mereka dapat mendeteksi keberadaan manusia melalui kemampuan alami mereka dalam membau dan mendeteksi suhu, ditambah dengan mikrofon dan kamera mikro yang terpasang pada perangkat," ujar Dr. Sarah Mitchell, salah satu peneliti dari University of Queensland.

Baca Juga: Kunang-Kunang di Ambang Kepunahan, Ini Penjelasannya

Keunggulan Kumbang Cyborg

Dengan panjang 32 mm dan tinggi 8 mm, ZoBorgs dapat bernavigasi di ruang sempit yang tidak dapat diakses robot lain. Mereka berhasil melewati rintangan setinggi diri mereka sendiri dengan tingkat keberhasilan 92%, dan memanjat dari permukaan datar ke dinding dengan tingkat keberhasilan 71,2%.

Dibandingkan dengan robot mikro, kumbang cyborg memiliki keunggulan signifikan karena tidak memerlukan sumber daya tambahan seperti baterai besar dilansir dari harapanrakyat.com, Sabtu (19/7/2025).

Serangga ini bergerak dengan kemampuan alami mereka, sehingga lebih hemat energi. Selain itu, proses pemasangan perangkat elektronik dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan kumbang tidak tersakiti.

"Kami hanya menambahkan backpack kecil yang tidak mengganggu kehidupan serangga. Ini adalah solusi yang etis dan efektif," tambah Dr. Mitchell.

Inovasi ini juga terinspirasi dari pengembangan serangga cyborg lainnya, seperti kecoak cyborg yang telah diuji di Singapura. Kumbang cyborg diharapkan dapat bekerja secara otonom di masa depan, mengurangi ketergantungan pada kendali jarak jauh.

Para ilmuwan sedang mengembangkan sistem pengisian energi surya untuk memperpanjang durasi operasional kumbang hingga lebih dari delapan jam.

Kumbang cyborg memiliki potensi besar dalam misi penyelamatan. Mereka dapat digunakan untuk memantau lingkungan, melacak pergerakan, dan mengoordinasikan evakuasi korban bencana.

Baca Juga: Perubahan Iklim Picu Migrasi Nyamuk Pembawa Penyakit ke Utara

Tantangan dan Masa Depan

Meski menjanjikan, pengembangan kumbang cyborg masih menghadapi tantangan, seperti optimalisasi kontrol otomatis dan peningkatan daya tahan perangkat elektronik.

Isu etika juga menjadi perhatian, dengan para peneliti memastikan bahwa serangga tidak mengalami penderitaan selama proses modifikasi.

Di masa depan, kumbang cyborg diharapkan menjadi bagian integral dari protokol penyelamatan global. Dengan kemajuan dalam kecerdasan buatan (AI) dan nanoteknologi, serangga ini berpotensi tidak hanya digunakan untuk misi SAR, tetapi juga untuk pemantauan lingkungan, deteksi kontaminan, hingga aplikasi militer. (C)

Penulis: Merdiyanto

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga