Kupas Politisi: La Pili, Sang Petarung

Musdar, telisik indonesia
Senin, 05 April 2021
0 dilihat
Kupas Politisi: La Pili, Sang Petarung
La Pili. Foto: Ist.

" Pada dasarnya kita tampil bukan keinginan kita semata, jadi tentu ada permintaan masyarakat, terbukti dengan survei. Selain itu, ada pasangan "

KENDARI, TELISIK.ID - Politisi, La Pili sudah tidak asing lagi di panggung Pilkada Kabupaten Muna.

Bagaimana tidak, hampir di setiap moment, La Pili ikut bertarung di Pilkada Muna.

Terakhir, La Pili menemani LM Rajiun Tumada menantang LM Rusman Emba-Bachrun Labuta di Pilkada Muna 9 Desember 2020, walupun akhirnya La Pili-LM Rajiun Tumada kalah.

Kalah di Pilkada Muna, bukan yang pertama bagi La Pili.

Politisi kelahiran 1978 itu, bahkan sudah pernah merasakan kekalahan sebanyak tiga kali berturut-turut.

Pertama, La Pili menyebutkan, Pilkada 2010-2015 yang pada saat itu, dia tampil sebagai calon Bupati Muna ditemani La Ode Halami.

Kedua, Pilkada 2015-2020, La Pili mendampingi dr. Baharudin sebagai calon Wakil Bupati Muna.

Ketiga, kalah di Pilkada 2020 lalu bersama LM Rajiun Tumada.

Eks Politisi PKS ini mengungkapkan, tampilnya dia di Pilkada Muna dihampir setiap moment bukanlah karena keinginan pribadinya semata.

Namun, lanjut mantan anggota DPRD Sultra tiga Periode itu, karena dorongan dari masyarakat yang menginginkannya maju bertarung.

"Pada dasarnya kita tampil bukan keinginan kita semata, jadi tentu ada permintaan masyarakat, terbukti dengan survei. Selain itu, ada pasangan," kata La Pili, Senin (5/4/2021).

Baca Juga: Badai Siklon Tropis Seroja Terjang Manggarai NTT, Berikut Data Kerusakannya

La Pili mengungkapkan, jika moment  berikutnya masyarakat masih mendukungnya maju bertarung, maka bukan tidak mungkin dia akan kembali maju.

"Kalau masyarakat mendorong kita kemudian juga ada faktor lainnya, dengan sendirinya kita terkondisikan," ungkapnya.

La Pili menegaskan, dia akan berhenti bertarung bila dominan masyarakat sudah tidak lagi menginginkannya.

Selain itu, tidak ada lagi figur lain ataupun partai politik yang membersamai.

"Sampai kapan akan berhenti (berkompetisi di Pilkada) sampai kita tidak dibutuhkan. Kalau masyarakat sudah tidak mendominasikan kita dan tidak menemukan pasangan yang bisa bersama, serta tidak ada partai yang merekomendasikan kita, maka dengan sendirinya akan berhenti," ungkapnya. (B)

Reporter: Musdar

Editor: Fitrah Nugraha

TAG:
Baca Juga