Mantan Buruh Perusahaan Banting Setir jadi Penjual Gorengan

Erni Yanti, telisik indonesia
Jumat, 21 Juli 2023
0 dilihat
Mantan Buruh Perusahaan Banting Setir jadi Penjual Gorengan
Mantan buruh perusahaan memilih banting setir jadi penjual gorengan, meski kerap kali direndahkan dan dipandang sebelah mata. Foto: Erni Yanti/Telisik

" Banyak orang memilih langkah perubahan melalui genggaman tangan orang lain, namun berbeda dengan seorang mantan buruh perusahaan ini, Dedi Sukandi yang putuskan banting setir dengan menjadi penjual gorengan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara "

KENDARI, TELISIK.ID - Banyak orang memilih langkah perubahan melalui genggaman tangan orang lain, namun berbeda dengan seorang mantan buruh perusahaan ini, Dedi Sukandi yang putuskan banting setir dengan menjadi penjual gorengan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.

Berbekal hobi memasak bersama istri, Dedi memutuskan memulai usaha gorengan dan memilih berhenti bekerja dari orang lain. Hanya pegangan kepercayaan, ia mendapat tempat penjualan yang gratis dari orang lain.

"Kenapa saya sampai beralih banting setir ke jualan gorengan, karena posisinya kemarin saya di Kendari marketing farmasi, kita tidak sesuai dengan permintaan kantor harus kembali lagi ke Cabang Manado, saya menolak sehingga saya putuskan resign," kata Dedi, Jumat (21/7/2023).

Saat memilih beralih profesi menjadi penjual gorengan, kerap kali masalah menghampiri kehidupan mereka. Anak-anaknya yang juga  kaget secara mental terhadap perubahan kehidupan yang mereka jalani juga ia rasakan.

Baca Juga: Kakanwil Kemenkumham Sulawesi Tenggara Sidak Rutan Kelas IIA Kendari, Ini Sasarannya

Saat menjual, kehidupan mereka mengalami perubahan drastis, tak jarang dianggap sebelah mata oleh orang-orang sekitar, mulai dari yang membeli maupun lewat berkendara. Namun dengan tegar hati dilalui dengan sabar dan ikhlas.

"Anak-anak kaget dengan pekerjaan orang tuanya, kadang juga dibicarai teman-temannya, tapi kita orang tua selalu memberi pengertian bahwa kehidupan itu berputar ada yang di bawah dan ada yang di atas, cukup sabar dan bersyukur," kata Lia istri Dedi.

Banyak orang menilai dirinya hanya sebatas penjual gorengan pinggiran, namun tak diketahui, ia juga memiliki latar belakang pendidikan yang juga bisa dikatakan mampu,  hanya memilih cara hidup yang mandiri dan bebas dari tekanan orang lain.

Dedi dan istrinya merupakan lulusan perguruan tinggi, namun mereka tidak malu untuk memulai usaha di pinggir jalan. Bagi mereka yang terpenting pekerjaan yang jalaninya halal dan tidak membebani orang lain.

Mereka selalu bekerja sama untuk mengelola jualan, mulai dari membeli bahan-bahan hingga pembuatan menu gorengan. Tak jarang anak-anak Dedi juga ikut terlibat membantu.

Walaupun dengan penghasilan yang minim, mereka selalu berupaya untuk mencukupi kebutuhan, terlebih buat sekolah anak. Dedi selalu menanamkan prinsip pada dirinya, sebelum ia mendapat keuntungan ia tak akan pulang.

"Dulu memang saya dididik, jadi ketika saya belum dapat keuntungan yang walaupun hanya Rp 10 ribu sampai Rp 20 ribu saya tidak akan pulang, walaupun saya sakit, tapi alhamdulilah, selama ini ada-ada saja untung dan tidak merugi," tuturnya.

Dedi dan istri bisanya mulai mejual gorengan pukul 16.00 Wita hingga pukul 23.00 Wita, dibanderol dengan harga Rp 1000 per gorengan di Jalan H.E.A Mokodompit, area Universitas Halu Oleo (UHOG).

Baca Juga: Digitalisasi Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan di Sulawesi Tenggara

Sejak tahun 2019, usaha gorenganya sudah ia jalani hingga bisa mencicil rumah tempat tinggal mereka, dan tidak lagi membayar kontrakan.

"Saya bersyukur juga, walaupun kami mulai dari nol tidak memiliki apa-apa, alhamdulilah sekarang bisa mencicil rumah," tuturnya.

Menjalankan usaha yang dimulai dari nol tentu memilki keinginan untuk berkembang pada setiap tingkatan, namun patut disadari untuk hal itu memerlukan kesiapa dari segi finansial dan sumber daya untuk mengelolanya.

"Kita juga berpikir harapan ke depan semoga usaha bertambah, karena kalau begini tidak akan berkembang, jadi kita usahakan untuk menabung agar bisa melangkah," tutupnya. (B)

Penulis: Erni Yanti

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel Terkait
Baca Juga