Maraknya Pemulung Gerobak Menunggu Sedekah di Bulan Ramadan
Siswanto Azis, telisik indonesia
Minggu, 25 April 2021
0 dilihat
Para pemulung gerobak yang mangkal di jalan Protokol Kota Kendari. Foto: Siswanto Azis/Telisik
" Itu penyakit setiap tahun, termasuk manusia gerobak. Tidak kita pungkiri memang menjamur lagi, tapi kita juga lakukan atensi kita secara khusus "
KENDARI, TELISIK.ID - Bulan Suci Ramadan memang menjadi bulan penuh berkah, tak jarang banyak yang berlomba-lomba bersedekah kepada orang yang membutuhkan.
Namun rupanya momen ini juga dimanfaatkan oleh segelintir orang yang mendadak menjadi manusia gerobak alias pemulung. Tentu saja tujuannya berharap mendapat sedekah dari dermawan di jalan.
Kepala Satpol PP Kota Kendari Samsu Alam mengatakan, memang setiap tahun saat bulan Ramadan ada banyak sekali pemulung dadakan hingga pengemis di jalan.
Hal ini tentu selain mengganggu ketentraman masyarakat, juga berbahaya bagi mereka lantaran berada di pinggir jalan.
"Itu penyakit setiap tahun, termasuk manusia gerobak. Tidak kita pungkiri memang menjamur lagi, tapi kita juga lakukan atensi kita secara khusus," katanya.
Untuk itu, menurut Samsul Alam, jika pihaknya akan segera menyusun jadwal untuk melalukan penertiban manusia gerobak ini yang kian hari kian bertambah di bukan suci Ramadan.
“Kita akan segera melakukan penertiban, ini sementara kami susun jadwal,” ujarnya, Jum’at (23/4/2021).
Sejatinya, sebelum Ramadan pihaknya telah melakukan operasi gembel dan pengemis (gepeng) guna meminimalisir hal tersebut. Namun, tak bisa dipungkiri setiap bulan Ramadan, manusia gerobak bermunculan entah darimana datangnya.
“Mungkin salah satu ciri kota maju yah seperti ini, banyak pengemis,” katanya.
Baca Juga: Kapolda Sultra Komitmen Lindungi Jurnalis
Diketahui, tahun sebelumnya petugas kerap melakukan penertiban terhadap manusia gerobak, dan tahun ini pihaknya berharap manusia gerobak tidak mengganggu fasilitas umum dan tidak menjamur.
“Tahun lalu puluhan gerobak kita tarik, kita sita. Cuma kita beritahu jangan lagi beroperasi, kalau jadi pemulung maka jadi pemulung yang baik. Jangan berjejer di jalan protokol begitu. Nampak sekali mengharapkan pemberian," tuturnya.
Adapun modus dari manusia gerobak ini dengan bermodalkan gerobak mereka berjalan keliling dan berhenti di pinggir jalan yang banyak kendaraan melintas. Lokasi yang dipilih biasanya di ruas jalan yang mana kecepatan kendaraan tidak laju, seperti di MT Haryono, Jalan Jenderal Ahmad Yani, maupun Jalan Abdullah Silondae.
“Biasanya di dalam gerobaknya hanya sekadar beberapa lembar kardus, jadi formalitas aja. Sisanya mereka nungguin ada yang ngasih," pungkasnya. (B)
Reporter: Siswanto Azis
Editor: Fitrah Nugraha