Mengenal Laksamana Cheng Ho, Sosok Pelaut Muslim dari China yang Mendunia

Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Sabtu, 19 November 2022
0 dilihat
Mengenal Laksamana Cheng Ho, Sosok Pelaut Muslim dari China yang Mendunia
Laksamana Cheng Ho dikenal sebagai seorang pelaut muslim dari China yang terkenal turut menyebarkan Islam di Indonesia. Foto: Repro Britannica

" Penyebaran agama Islam di seluruh penjuru dunia, termasuk di Indonesia, tidak terlepas dari peran tokoh muslim yang melakukan perjalanan melalui jalur laut alias pelaut. Salah satunya yang paling terkenal adalah Laksamana Cheng Ho "

KENDARI, TELISIK.ID – Penyebaran agama Islam di seluruh penjuru dunia, termasuk di Indonesia, tidak terlepas dari peran tokoh muslim yang melakukan perjalanan melalui jalur laut alias pelaut. Salah satunya yang paling terkenal adalah Laksamana Cheng Ho.

Melansir biografiku.com, Laksamana Cheng Ho dikenal sebagai seorang pelaut muslim dari China yang terkenal turut menyebarkan islam di Indonesia. Ia juga merupakan salah satu penjelajah yang terkenal.

Cheng Ho adalah seorang kasim (pelayan istana) Muslim yang menjadi orang kepercayaan Kaisar Yongle dari Dinasti Ming di China. Ia kemudian melakukan pelayaran dibawah perintah kaisar China mengelilingi Asia dan Afrika.

Nama asli Laksamana Cheng Ho adalah Ma He, juga dikenal dengan sebutan Ma Sanbao. Ia dilahirkan pada tanggal 23 September 1371. Diketahui bahwa Cheng Ho berasal dari provinsi Yunnan, China.

Baca Juga: 5 Fakta Pembangunan Patung Oputa Yii Koo, Pahlawan Nasional Asal Sulawesi Tenggara

Ketika pasukan Ming menaklukkan Yunnan, Cheng Ho ditangkap dan kemudian dijadikan orang kasim. Ia adalah seorang bersuku Hui, suku bangsa yang secara fisik mirip dengan suku Han, namun beragama Islam.

Dalam Ming Shi (Sejarah Dinasti Ming) tak terdapat banyak keterangan yang menyinggung tentang asal-usul Cheng Ho. Cuma disebutkan bahwa dia berasal dari Provinsi Yunnan, dikenal sebagai kasim (abdi) San Bao.

Nama itu dalam dialek Fujian biasa diucapkan San Po, Sam Poo, atau Sam Po. Sumber lain menyebutkan, Ma He (nama kecil Cheng Ho) yang lahir tahun Hong Wu ke-4 (1371 M) merupakan anak ke-2 pasangan Ma Hazhi dan Wen.

Di bawah komando Laksamana Cheng Ho, armada China memulai pelayaran pada 1405. Dikutip dari Kompas.com, pelayaran pertamanya mampu mencapai wilayah Asia Tenggara, yaitu Semenanjung Malaya, Sumatera, dan Jawa.

Laksamana Cheng Ho kemudian menjalankan ekspedisi kedua antara 1407-1409, dan ekspedisi ketiga pada 1409 sampai 1411. Dari tiga ekspedisi yang dilakukan, Laksamana Cheng Ho telah menjelajah sampai di daerah India dan Srilanka.

Antara 1413-1415, pelayaran Laksamana Cheng Ho semakin jauh, yaitu mencapai daerah Aden, Teluk Persia, dan Afrika Timur. Jalur ini kembali ia lewati saat menjalankan ekspedisi kelima (1417-1419) dan keenam (1421-1422). Pada pelayarannya yang terakhir, antara 1431-1433, Laksamana Cheng Ho berhasil mencapai Laut Merah.

Laksamana Cheng Ho melakukan ekspedisi dengan armada yang sangat besar, bahkan sampai saat ini belum ada penjelajah yang mampu melebihinya. Ia berangkat dengan 27.000 anak buah yang dimuat dalam 307 kapal. Kapal terbesarnya berukuran 138 meter dan lebar 56 meter, yang menjadikannya kapal terbesar pada abad itu.

Selama berlayar, mereka membawa banyak perbekalan, bambu China sebagai suku cadang kapal, dan Sutera untuk dijual. Ketika kembali ke negerinya, Laksamana Cheng Ho biasanya membawa hadiah-hadiah dari daerah-daerah yang dikunjunginya untuk sang kaisar.

Selama tujuh kali ekspedisinya, Laksamana Cheng Ho selalu mengunjungi Indonesia. Salah satu buktinya adalah ketika ia berkunjung ke Samudera Pasai dan memberikan lonceng Cakra Donya kepada Sultan Aceh yang kini masih tersimpan di Museum Banda Aceh.

Pada 1415, Laksamana Cheng Ho juga berlabuh di Muara Jati, Cirebon dan menghadiahi beberapa barang khas Tiongkok kepada Sultan Cirebon. Salah satu pemberiannya adalah piring bertuliskan Ayat Kursi yang masih tersimpan di Keraton Kasepuhan Cirebon. Bukti lain adalah Kelenteng Sam Po Kong, serta patung yang disebut Mbah Ledakar Juragan Dampo Awang Sam Po Kong.

Baca Juga: 4 Fakta Menarik Putri Leonor Pewaris Tahta Termuda, Cantiknya Disorot

Pada masa pemerintahan Raja Wikramawardhana, Laksamana Cheng Ho juga pernah mengunjungi Kerajaan Majapahit.  Misi utama ekspedisi Cheng Ho adalah untuk menjalin persahabatan dengan negara-negara lain serta menunjukkan supremasi politik negerinya. Selain itu, beberapa sejarawan menyebut bahwa Laksamana Cheng Ho juga memiliki agenda sendiri, yaitu untuk menyebarkan Islam.

Di Indonesia, pengaruhnya dalam penyebaran Islam pun dapat dilihat dari Masjid Cheng Ho yang ada di Surabaya, Palembang, Malang, dan beberapa daerah lainnya.

Laksamana Cheng Ho meninggal pada April 1433 di Calcuta, India. Beberapa pendapat menyebut bahwa jenazahnya dikuburkan di daerah Semarang, hanya rambut dan pakaiannya saja yang dibawa ke China pada Juli 1433. Di China, makamnya berada di kawasan Niu Shou Shan, Kota Nanjing.

Catatan perjalanan Laksamana Cheng Ho yang terkenal akhirnya menghasilkan satu panduan pelayaran, Zheng He's Navigation Map, yang mengubah peta navigasi dunia sampai abad ke-15. Ekspedisi yang dilakukan Laksamana Cheng Ho pun berhasil membuat nama China semakin dikenal di mata dunia. (C)

Penulis: Fitrah Nugraha

Editor: Kardin

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga