Nenek 62 Tahun Jualan Tomat demi Bisa Makan Setiap Hari

Erni Yanti, telisik indonesia
Sabtu, 18 November 2023
0 dilihat
Nenek 62 Tahun Jualan Tomat demi Bisa Makan Setiap Hari
Seorang nenek Wa Ode Ndodhala (62), menjual di Pasar Lawata Kendari demi penuhi kebutuhan sehari-hari. Foto: Erni Yanti/Telisik

" Wa Ode Ndodhala (62) terpaksa menjual di Pasar Lawata Kendari demi penuhi kebutuhan hidup sehari-hari "

KENDARI, TELISIK.ID - Seorang nenek di masa tuanya seharusnya menikmati jerih payah anak-anak yang telah dibesarkan, tanpa harus bersusah payah lagi mencari nafkah. Namun tidak demikian dengan Wa Ode Ndodhala (62). Dia terpaksa menjual di Pasar Lawata Kendari demi penuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Baginya, usia bukanlah penghalang untuk bekerja. Selagi masih bisa, dia akan tetap berusaha. Tak ada kesempatan untuk menghabiskan waktu di rumah. Karena jika ia hanya bersantai di rumah, ia tidak bisa membeli makanan.

Ia menjual sudah lebih 30 tahun. Sepeninggal suaminya, tak ada lagi yang menafkahinya, sehingga ia harus mencari pundi-pundi rupiah untuk kehidupan bersama anaknya.

Rasa pedih sangat ia rasakan. Apalagi uang saat ini sangat sulit didapatkan. Bila dagangannya tidak laku, terkadang kepasrahan saja yang ia simpan dalam hati.

"Sejak suamiku meninggal saya mau ambil dimana uang. Siapa mau kasi makan apalagi waktu itu anakku masih kecil, jadi saya menjual walaupun uangnya hanya berputar untuk kebutuhan sehari-hari," kata Wa Ode Ndodhala, Jumat (17/11/2023).

Baca Juga: Perjuangan Ibu Made, Manfaatkan Cuaca Panas di Kendari dengan Jualan Es Buah

Tak ada lokasi untuk menjual, tampak ia duduk di atas bentangan terpal kecil untuk menyimpan semua dagangannya. Tidak banyak yang Ia jual, hanya tomat, cabai, jeruk, kunyit, bawang putih dan jahe. Ia tak menjual sayur karena menurutnya ia bisa rugi bila sayurannya tak laku.

"Saya pernah jual sayuran tapi karena sering tidak laku, jadi sering dibuang, kasihan banyak ruginya," ucapnya dengan nada pasrah.

Demi mengumpulkan pundi-pundi rupiah, ia rela duduk hingga malam hari pukul 20:00 Wita. Meski tak banyak pembeli, namun ia tetap bertahan. Rumah yang jauh dari tempatnya berdagang, tidak membuatnya menyerah. Ia datang di pasar diantar oleh anak semata wayangnya dengan membopong dagangannya.

"Saya kesini diantar anakku, rumahku di Punggolaka. Mau diapa karena disini tidak dibayar juga," tuturnya.

Tak ada yang harus dilakukan selain menjalani keadaan dan mensyukuri setiap yang terjadi. Begitulah untaian kata yang selalu ia pegang.

Salah seorang pembeli, Yati, mengaku sedih melihat Wa Ode Ndodhala yang walaupun sudah tua, tetap gigih menjual.

"Kadang saya lewat di sini sedih juga saya lihat, saya singgah mi beli sering disambut dengan senyuman," ucapnya.

Baca Juga: Gadis Yatim Penjual Rujak, Redam Impian Kuliah karena Tak Ada Biaya

Para pembeli terkadang membeli dagangannya hanya karena kasihan melihat Wa Ode Ndodhala duduk di atas bentangan terpal. Seharusnya duduk di rumah menikmati masa tua, namun ia harus mencari uang demi membeli makanan.

Pembeli yang lain, Nia, mengaku setiap kali lewat di Pasar Lawata pasti membeli dagangan Wa Ode Ndodhala.

"Kasihan, kadang sedih juga. Jadi saya sering beli tomat karena dia jual tomat sama lombok saja," pungkasnya. (A)

Penulis: Erni Yanti

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga