Patok Tarif, Toilet Pelabuhan Feri Torobulu-Tampo Dinilai Tak Layak Pakai
Haidir Ali, telisik indonesia
Sabtu, 30 April 2022
0 dilihat
Nampak beberapa calon penumpang pelabuhan feri Torobulu-Tampo, sedang antre masuk ke dalam toilet berbayar fasilitas pelabuhan. Foto: Haidir Ali/Telisik
" Warga sekitar pelabuhan Torobulu memanfaatkan hal tersebut untuk menambah pundi-pundi rupiah, caranya dengan menyewakan WC tersebut pada calon penumpang kapal "
KONAWE SELATAN, TELISIK.ID - Fasilitas umum yang luput dari perhatian pihak pengelola pelabuhan penyeberangan feri Torobulu-Tampo, Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), adalah toilet atau WC.
Warga sekitar pelabuhan Torobulu memanfaatkan hal tersebut untuk menambah pundi-pundi rupiah, caranya dengan menyewakan WC tersebut pada calon penumpang kapal.
Tidak ingin disebutkan namanya, salah seorang warga yang menetap di sekitaran pelabuhan mengakui, jika ada pungutan biaya kepada para calon penumpang dan memasang tarif untuk buang air besar (BAB) Rp 5000, buang air kecil Rp 2000 dan untuk mandi dengan biaya Rp 10.000.
"Alasannya karena WC umum ini kita rawat dan bersihkan, airnya kami beli. Kalau bukan kita yang rawat ini, siapa lagi dan ini kita sediakan untuk penumpang, itu mi kita kasih bayar siapa saja yang pakai ini WC umum," bebernya, Sabtu (30/4/2022).
Hal ini mendapat tanggapan dari beberapa calon penumpang yang menggunakan WC umum fasilitas pelabuhan tersebut.
Salah seorang calon penumpang, Untung mengungkapkan, fasiltas umum seperti WC di pelabuhan diakuinya tidak layak untuk digunakan. Itu terlihat dari kebersihan dan ketersediaan air bersih.
Baca Juga: Pemudik Membludak, Berkah Bagi Pemilik Rumah Makan di Pelabuhan Torobulu
Ia juga menambahkan, karena air bersih yang susah, menyebabkan WC yang digunakan kotor, dan nampak tidak terawat.
"Kalau tentang pungutan biaya sebenarnya itu sah-sah saja, asalkan itu disediakan langsung oleh warga setempat. Tapi kalau itu dikelola oleh pihak pelabuhan lalu dimintai biaya seharunya tidak seperti itu," bebernya.
Sementara itu, seorang Ibu bernama Ros mengungkapkan, hal itu sangat membantu di saat-saat mendadak, Ros mengaku, memandikan anaknya yang berusia dua tahun dan membayar dengan biaya Rp 4000. Atas pungutan biaya, Ros tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut.
"Sebenarnya tidak masalah, hitung-hitung biaya perawatan, hanya saja mungkin untuk anak sekecil ini yang tidak terlalu banyak pakai air harusnya Rp 3000 saja," tuturnya.
Baca Juga: Sempat Tutup karena Insiden Pengunjung Diterkam Buaya, Danau Fotu Dibuka Kembali Libur Lebaran
Hal ini ditanggapi langsung oleh Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sultra, M Rajulan, kata dia, pihaknya berusaha melengkapi fasilitas yang ada, seperti ruang tunggu dan WC umum.
Terkait dengan WC umum yang dikenakan tarif kepada para pemudik, ia mengatakan, di tengah membludaknya pemudik saat ini, pihaknya kekurangan personil untuk fokus memperhatikan fasilitas umum, salah satunya toilet.
Hal inilah yang dimanfaatkan oleh beberapa warga sekitar pelabuhan Torobulu untuk memberlakuakan tarif berbayar saat menggunakan toilet. Karena kata dia, kondisi di pelabuhan saat ini memang kesulitan dalam hal pengadaan air bersih.
"Karena air saja di sini harus beli. Jadi saya kira untuk warga yang jaga dengan segala keterbatasan yang ada, kami maklumi hal itu, dan untuk tarifnya itu tidak dipaksakan, seikhlasnya saja," kata Rajulan.
"Yah, hitung-hitung kita hargai upaya dari warga untuk membantu para pemudik yang ada di pelabuhan," tambahnya. (A)
Reporter: Haidir Ali
Editor: Kardin