Pedagang RB Ganti Akun Sosial Media Agar Tidak Terlacak

Febry Jahra Lestiani, telisik indonesia
Selasa, 21 Maret 2023
0 dilihat
Pedagang RB Ganti Akun Sosial Media Agar Tidak Terlacak
Pedagang pakaian bekas tak hanya berjualan melalui lapak namun secara online melalui sosial media. Foto: Febry Jahra Lestiani/Telisik

" Larangan Impor pakaian bekas membuat para pedagang pakaian bekas online harus mengganti nama akun agar tidak di-blacklist "

KENDARI, TELISIK.ID - Thrift atau jual beli barang bekas, sangat terpengaruh dengan kebijakan pemerintah saat ini yang melarang impor pakaian bekas, seperti disebutkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 18 Tahun 2021 tentang Barang Dilarang Ekspor dan Barang Dilarang Impor.

Pada pasal 2 ayat 3 huruf 3, disebutkan bahwa pakaian bekas termasuk barang impor yang dilarang. Pakaian bekas impor yang di Sulawesi Tenggara dikenal dengan sebutan RB, sangat populer di daerah ini. Hampir di setiap pasar Kota Kendari ada area khusus untuk penjualan RB.

Bukan hanya di lapak, pedagang RB kini memanfaatkan media sosial untuk berjualan. Akan tetapi, dengan adanya kebijakan larangan impor pakaian bekas, pelaku usaha online yang menggunakan nama akun thrift atau RB, akunnya akan ter-banned.

Untuk menyiasatinya, pelaku usaha banyak yang mengganti nama akunnya menjadi preloved atau istilah lain agar tidak terdeteksi. Tentu ini sangat mengkhawatirkan untuk yang sudah terlanjur berkecimpung di dunia bisnis pakaian bekas.

Baca Juga: Trend Fesyen Pakaian Oversize di Kalangan Remaja

Baca Juga: Penggemar RB Tolak Larangan Impor Pakaian Bekas

A Noor Asyikin, pemilik akun thrift online mengatakan bahwa ia harus mengakali nama tokonya yang sebelumnya “thrift.kdi” menjadi “outfitkuy” agar tetap aman dan tidak di-blacklist.

“Barang hanya tinggal penghabisan saja, tidak bisa lagi kita belanja barang kalau habis karena sudah dilarang masuk di Indonesia,”keluhnya.

Herlinayanti, mahasiswa asal Kendari yang selama ini gemar berbelanja RB, mengeluhkan hal tersebut. Karena dengan membeli pakaian RB, ia bisa menghemat pengeluaran selama berada di perantauan.

“Uang Rp 30 ribu kalau kita beli baju baru tidak dapat. Tapi kalau di penjual RB kita sudah dapat yang kualitas bagus dan bermerek,” ungkapnya. (B)

Penulis: Febry Jahra Lestiani

Editor: Haerani Hambali 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga