Pembinaan Mualaf di Mualaf Center Sulawesi Tenggara

Adinda Septia Putri, telisik indonesia
Senin, 10 April 2023
0 dilihat
Pembinaan Mualaf di Mualaf Center Sulawesi Tenggara
Acara buka bersama pengurus Mualaf Center Sulawesi Tenggara, Minggu (9/4/2023). Foto: Adinda Septia Putri/Telisik

" Mualaf se-Sulawesi Tenggara saat ini berjumlah 3.729 orang "

KENDARI, TELISIK.ID – Minggu (9/4/2023) menjelang adzan magrib, Telisik.id diundang dalam acara buka puasa bersama para pengurus Mualaf Center Sulawesi Tenggara di Lorong Mandiri, Wua-Wua, Kendari.

Puluhan mualaf berdatangan dan menduduki kursi yang tersedia di halaman kecil kantor Mualaf Center. Santapan khas berbuka seperti kue-kue manis dan es cincau pun sudah dihidangkan di gazebo depan teras.

Sambil menunggu waktu berbuka, kami mendengar wejangan dan nasehat keislaman yang disampaikan Ketua Mualaf Center Sulawesi Tenggara, Wayan Wilana.

Ia mengatakan, jumlah mualaf se-Sulawesi Tenggara saat ini berjumlah 3.729 orang. Namun kendalanya, pihaknya belum bisa memastikan apakah ribuan mualaf tersebut melaksanakan kewajibannya sebagai seorang Muslim.

Ia melihat banyak fakta orang-orang yang masuk Islam hanya karena pernikahan, dan tak mempertahankan keimanannya sebagai muslim, justru kembali ke agama sebelumnya. Padahal banyak dari mereka yang minta untuk didampingi saat mengalami masalah rumah tangga.

Baca Juga: Mualaf: Dipisahkan dengan Anak Hingga Memilih Islam

Pria yang akrab disapa Ustaz Wayan ini mengaku, meski tak menerima gaji sepeserpun, ia merasa bertanggung jawab untuk membimbing para mualaf di wilayahnya.

“Mualaf Center Sulawesi Tenggara didirikan karena prihatin dengan mualaf. Kami memberikan pembinaan adalah visi utama,” katanya.

Setelah bersyahadat, beberapa mualaf yang sulit terjangkau ia titipkan di majelis taklim terdekat dari tempat tinggalnya untuk turut dibina ilmu dan ibadah Islamnya. Hal utama yang ingin ia pastikan setelah mualaf bersyahadat adalah ibadah salat lima waktu.

Ibadah salat menjadi kewajiban dasar dan tiang agama yang mesti dilakukan semua Muslim, termasuk mualaf. Ustaz Wayan juga membimbing para mualaf untuk menunaikan kewajiban zakat mereka.

Selain itu, Wayan memastikan para mualaf punya akidah murni Ahlussunnah Waljama’ah, tanpa terkontaminasi pemahaman yang salah di luar itu.

Ibadah lain yang menjadi prioritas untuk dibina adalah puasa, khususnya di bulan Ramadan. Menurutnya, puasa adalah gambaran takwa seorang muslim kepada Allah SWT.

Ia menjelaskan, puasa pada hakikatnya adalah menahan hawa nafsu. Manusia diciptakan dengan dua sifat, akal dan nafsu. Seorang manusia bisa lebih mulia daripada malaikat manakala ia mengekang hawa nafsunya.

Seperti halnya yang dijelaskan dalam Al-Qur'an.

“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya),” (Qs. an-Nazi’at [79]: 40-41).

Baca Juga: Mualaf: Sakit Hati Berbuah Manis Keislaman

Ke depannya, Ustaz Wayan punya mimpi untuk membangun sebuah masjid dan pesantren yang menampung para mualaf sekaligus jadi tempat untuk pusat kegiatan dan pembinaan mualaf di Sulawesi Tenggara.

Salah seorang pengurus Mualaf Center, Maryam, mengaku saat ini sudah terbiasa dengan ibadah puasa di bulan Ramadan sejak keislamannya di tahun 2002.

Meski begitu ia selalu merasakan hikmahnya ibadah Ramadan saat berkumpul bersama teman-teman mualaf lainnya. Perkumpulan mualaf baginya jadi tempat ternyaman untuk bertukar pikiran dan wadah belajar Islam. (B)

Penulis: Adinda Septia Putri

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga