Peran Perempuan Sebagai Agent Of Change

Andi Irna Fitriani, telisik indonesia
Rabu, 12 Januari 2022
0 dilihat
Peran Perempuan Sebagai Agent Of Change
Ketua Ikatan Pekerjaan Sosial Masyarakat (IPSM) Kota Kendari, Hj Sri Lestari Sulkarnain. Foto: Andi Irna Fitriani/Telisik

" Semakin berkembangnya zaman, peran perempuan juga mengalami perubahan "

KENDARI, TELISIK.ID - Semakin berkembangnya zaman, peran perempuan juga mengalami perubahan. Di masa lalu, perempuan hanya berperan di lingkup rumah saja, namun saat ini bukan hanya sebatas itu, banyak perempuan yang sukses menjalankan karirnya.

Misalnya saja menjadi seorang pengacara, guru, politikus, pemberdaya masyarakat dan masih banyak yang lainnya, sehingga lingkungan masyarakat menjadi luas.

Hal tersebut diungkapkan, Ketua Ikatan Pekerjaan Sosial Masyarakat (IPSM) Kota Kendari, Sri Lestari Sulkarnain saat menghadiri kegiatan dialog perempuan.

Ia mengatakan, dari banyaknya ruang yang bisa diisi oleh perempuan untuk berkarya, menjadikan perempuan sebagai agen of change atau agen perubahan

"Perempuan adalah agen perubahan yang turut memberikan kontribusi positif dalam berbagai isu di dunia seperti, politik, ekonomi, kesehatan dan lain-lain," katanya, Rabu (12/1/2022).

Istri Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir itu mengatakan, perempuan memiliki peran vital sebagai garda terdepan pendidikan generasi peradaban, sebagaimana ada ungkapan bijak mengatakan bahwa perempuan adalah tiang negara, apabila perempuan itu baik sesuai dengan tuntunan syariat dan petunjuk ilahi, maka baiklah seluruh sendi kehidupan.

"Akan berkarir apa atau menjadi Ibu rumah tangga, wanita wajib berpendidikan karena ia akan menjadi Ibu dan Ibu-Ibu cerdas akan menghasilkan anak-anak cerdas," ujarnya.

Hal itulah yang menjadi salah satu tolak ukur perubahan bagi bangsa dan negara. Sebab dari perempuanlah generasi bangsa itu dapat tercipta dan menjadi pelita dalam kegelapan yang dapat berkontribusi besar dalam kehidupan bernegara.

Baca Juga: Antisipasi Omicron, Pemprov DKI Jakarta Sudah Mulai Vaksinasi Booster

Tempat sama, komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Tenggara (Sultra), Ade Suerani mengatakan, dalam Pemilu peran perempuan sangat penting dan dapat diperhitungkan, baik dari aktor utama maupun aktor pendukung, sebab itu bisa menjadi salah satu pendorong bagi kemajuan  bangsa.

Bila diliat berdasarkan data 2019 perempuan lebih unggul dalam berpartisipasi memilih dibanding dengan laki-laki, bila diakumulasi secara keseluruhan tercatat perempaun yg memilih mencapai 863.248 sedang laki-laki hanya 860.255.

Untuk itu perempuan bisa memanfaatkan potensi yang ada dengan kemampuan yang  dimiliki dalam menjamin hak-hak perempuan dalam bernegara.

"Terlebih dalam hal ini kita harus menyiapkan diri kita untuk mampu mengukur kemampuan kita dalam melangkah maju ke depan, dalam persaingan di dunia politik agar bisa menjadi pilar kebangsaan yang dapat mendongkrak perkembangan negara baik dari, ekonomi politik maupun pendidikan," ungkapnya.

Selan itu, partisipasi perempuan dalam Pemilu juga baik sebagai pemilih, peserta atau pun penyelenggara wajib didukung secara penuh dari, fisik, mental, finansial juga sosial oleh keluarga, lingkungan kerja pemerintah daerah, media massa dan lingkungan masyarakat.

Sehingga bisa melahirkan terobosan dan inovasi baru dalam bentuk-bentuk afirmasi  terhadap perempuan dalam Pemilu di kemudian hari .

Ade Suerani berpesan untuk perempuan, agar menjaga kepercayaan, bertanggung jawab atas amanah yang diberikan oleh keluarga, lingkungan kerja, dan publik secara luas agar suara perempuan tetap terjaga dan tidak melahirkan stigma-stigma buruk di masyarakat.

Baca Juga: Pimpinan Kampus di Indonesia Didesak Segera Bentuk Satgas Pencegahan dan Kekerasan Seksual

"Serta menunjukan bahwa perempuan juga mampu menjadi pemimpin yang dapat mengarahkan indonesia jauh lebih baik," ucapnya.

Sementara itu Ketua Panitia, Mutia Humairah Masri mengungkapkan, pihaknya ingin memberi ruang bagi perempuan yang menghadapi stigma sosial.

“Sebelumnya kami telah menggelar dialog kepemudaan, dan sekarang kami beri ruang untuk dialog bagi perempuan,” katanya.

Ia berharap peserta dialog bisa mendapatkan ilmu dan pencerahan dari tokoh-tokoh perempuan di Sultra.

Untuk diketahui, Kegiatan itu digelar oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Politik (HMPS IP) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Halu Oleo (UHO) dengan mengangkat tema, peran perempuan sebagai pilar peradaban bangsa. (A)

Reporter: Andi Irna Fitriani

Editor: Kardin

Baca Juga