Perjuangan Wa Abe Seorang Diri Hidupi Anak, Dari ART hingga Jual Kelapa Muda

R. Anugrah, telisik indonesia
Jumat, 18 April 2025
0 dilihat
Perjuangan Wa Abe Seorang Diri Hidupi Anak, Dari ART hingga Jual Kelapa Muda
Wa Abe (47), penjual kelapa muda di area Bundaran Gubernur Sultra, Kota Kendari. Foto: R. Anugrah/Telisik.

" Di salah satu sudut Bundaran Kantor Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Kota Kendari, duduk seorang perempuan paruh baya dengan tumpukan buah kelapa mudanya "

KENDARI, TELISIK.ID - Di salah satu sudut Bundaran Kantor Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Kota Kendari, duduk seorang perempuan paruh baya dengan tumpukan buah kelapa mudanya.

Namanya Wa Abe (47), sejak 2006 atau 19 tahun lalu, hidupnya berubah total ketika suaminya meninggal dunia. Dalam keadaan mengandung anak ke-7 nya, ia terpaksa kembali menumpang hidup di rumah orang tuanya.

Setelah melahirkan anak terakhirnya, Wa Abe berangkat dari kampungnya Kecamatan Lawa, Kabupaten Muna Barat menuju Kota Kendari. Ia bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga (ART) demi bertahan hidup dengan anak-anaknya.

"Setelah lahir anaku di Lawa, saya kerja di Kendari, jadi pembantu rumah tangga di Lepolepo. Saya tinggal di rumahnya La Hari. Jadi pulang balik. Namanya juga cari hidup," ucap Wa Abe sambil tersenyum, meski senyum itu lebih mirip dengan upaya menahan air mata.

Setelah 13 tahun bekerja sebagai ART, tepatnya pada 2020 silam, ia beralih kerja dari ART menjadi penjual kelapa muda di Bundaran Gubernur Sultra, Kota Kendari.

"Karena saya capekmi jadi pembantu rumah tangga, saya jualan lah ini kelapa muda dengan modal pas-pasan," ungkap Wa Abe lagi.

Baca Juga: Hadapi Ujian Ramadan, Suami-Istri di Kendari Tetap Memulung demi Baju Lebaran Anak

Saat ini, salah satu anaknya tengah menjalani pendidikan sebagai mahasiswa di salah satu universitas di Kota Kendari.

"Kalau anak bungsuku, sudah kelas 2 SMA di kampung, dia tinggal dengan kakaku. Yang kelima, mahasiswa semester 4. Dia suka bantu saya di sini kalau dari kampus. Cuma dia itu yang mau kuliah," ujarnya lagi.

Setiap pagi, Wa Abe mulai berjualan pada pukul 09.00 Wita dan menutup dagangannya pada pukul 19.00 Wita. Buah kelapa muda itu, ia beli dari penjual yang datang langsung ke lapaknya.

"Kadang sehari laku 30 biji. Kadang juga tidak cukup," lanjut Wa Abe.

Selama di Kendari, Wa Abe mengaku hanya pernah mendapat Bantuan Sosial (Bansos) dari Pemerintah Muna Barat pada 2024, berupa beras 15 Kg.

"Sejak 2007 di Kendari, saya tidak pernah dapat bantuan. Karena saya KTP Muna Barat. Pernah dapat Bansos 2024 saja, beras 15 kilo," ujarnya.

Baca Juga: Kakek La Lifou, Penjual Jagung Rebus Keliling di Kendari: Melawan Beban demi Keluarga

Saat ditanya harapannya pada pemerintah, Wa Abe tidak berharap banyak. Ia hanya berharap anak-anaknya bisa sekolah dan sukses.

Seusai mengucapkan harapannya sambil mengupas kelapa muda, Wa Abe kembali berdiri tegak.

Di tengah hiruk-pikuk kota yang sering lupa pada cerita-cerita kecil, Wa Abe berdiri tegak, meski sesekali harus menunduk karena lelah. Ia adalah gambaran nyata dari kekuatan perempuan yang memilih bertahan ketika hidup tak memberi pilihan. (A)

Penulis: R. Anugrah

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga