Perut Terasa Keras? Kenali 7 Penyebabnya

Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Rabu, 16 November 2022
0 dilihat
Perut Terasa Keras? Kenali 7 Penyebabnya
Perut terasa keras bisa dialami setiap orang. Hal ini bisa disebabkan karena banyak faktor. Foto: Repro google.com

" Salah satu kondisi perut yang kurang menyenangkan adalah perut terasa keras. Penyebab dari perut keras ini harus dihindari agar tidak memberikan dampak negatif yang serius pada kesehatan "

KENDARI, TELISIK.ID - Salah satu kondisi perut yang kurang menyenangkan adalah perut terasa keras. Penyebab dari perut keras ini harus dihindari agar tidak memberikan dampak negatif yang serius pada kesehatan.

Dikutip dari orami.co.id, perut begah dan keras merupakan kondisi yang umumnya dipicu oleh makanan tertentu atau adanya gangguan pada pergerakan otot pada sistem pencernaan.

Pada kasus yang jarang terjadi, kondisi tersebut bisa menjadi pertanda adanya gangguan medis serius yang membutuhkan penanganan segera.

Olehnya itu, penting untuk mengetahui apa saja penyebab yang membuat perusahaan terasa keras.

Melansir idntimes.com, berikut penyebab paling umum dari perut yang terasa keras:

1. Sembelit

Sembelit adalah kondisi yang menyebabkan buang air besar terasa menyakitkan atau lebih sulit. Sembelit juga kerap disertai kembung. Hal ini dapat terjadi karena tinja yang keras dan kental memengaruhi motilitas usus dan meningkatkan fermentasi bakteri.

Baca Juga: Simak 7 Manfaat Minum Susu Sebelum Tidur

Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), gejala dari sembelit meliputi:

- Buang air besar kurang dari tiga kali seminggu.

- Tinja keras atau kering.

- Kesulitan atau merasa sakit saat buang air besar.

- Merasa tidak tuntas setelah buang air besar.

2. Sindrom iritasi usus besar

Sindrom iritasi usus besar adalah masalah gastrointestinal yang sangat umum. Menurut National Library of Medicine, beberapa faktor yang berperan dalam pengembangan sindrom iritasi usus besar, seperti:

- Motilitas.

- Bagaimana tubuh berinteraksi dengan otak dan usus.

- Stres.

Sindrom iritasi usus besar lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki, dan menjadi kurang umum seiring bertambahnya usia. Gejala umum kondisi ini, meliputi:

- Sakit atau rasa tidak nyaman di perut.

- Sembelit, diare, atau keduanya.

- Kembung dan pembesaran perut.

- Rasa sakit yang dapat berubah lokasi.

- Perubahan pola dan frekuensi tinja.

3. Kurang aktif bergerak

Pola makan dan gaya hidup juga berperan. Dijelaskan laman Men's Health, gaya hidup yang kurang aktif dikaitkan dengan jumlah lemak viseral perut yang lebih tinggi.

Perempuan lebih cenderung menyimpan lemak sebagai lemak subkutan daripada lemak viseral, dan mulai menyimpan lemak viseral ketika mencapai menopause.

Ada banyak cara untuk memulai gaya hidup yang lebih aktif, seperti:

- Rutin berjalan kaki.

- Melakukan peregangan di sela-sela aktivitas.

- Membuat jadwal olahraga rutin.

4. Gastritis

Gastritis ialah peradangan lambung yang umumnya disebabkan oleh tukak lambung atau infeksi bakteri H. pylori. Dilansir Healthline, gejala gastritis umumnya meliputi:

- Rasa sakit.

- Kembung.

- Perut keras.

Pada gastritis akut, iritasi muncul dengan cepat di lapisan perut. Sementara itu, gastritis kronis berkembang secara bertahap dan umumnya lebih sulit dihilangkan.

5. Penyakit radang usus

Penyakit radang usus terjadi saat saluran pencernaan mengalami peradangan akibat sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap mikroflora di usus. Dua kondisi yang mungkin dimiliki orang dengan penyakit radang usus adalah kolitis ulseratif dan penyakit Crohn.

Kolitis ulseratif adalah peradangan pada lapisan dalam usus besar dan rektum, sedangkan penyakit Crohn adalah munculnya borok di usus gastrointestinal. 

Gejala kolitis ulseratif dan penyakit Crohn sangat mirip sehingga mungkin membuat dokter sulit mendiagnosis kondisi ini.

Menurut Crohn’s & Colitis Foundation, gejala kolitis ulseratif meliputi:

- Hilangnya selera makan.

- Penurunan berat badan.

- Mual dan demam.

- Kelelahan.

- Anemia.

- Diare.

- Tinja berdarah.

- Kram dan nyeri di perut.

Orang dengan penyakit Crohn mungkin mengalami beberapa atau semua beberapa gejala di atas, bersama dengan:

- Dehidrasi.

- Abses.

- Fistula.

Baca Juga: Mengenal 3 Jenis Obat Tradisional yang Umum Dikonsumsi Orang Indonesia

6. Kanker lambung

Menurut National Cancer Institute, kanker lambung merupakan bentuk kanker yang memengaruhi lapisan perut. Jenis kanker ini mulai berkembang di lapisan mukosa lambung, kemudian menyebar melalui lapisan yang berbeda seiring pertumbuhannya.

Tanda-tanda awal kanker lambung meliputi:

- Gangguan pencernaan.

- Kembung dan rasa tidak nyaman di perut.

- Mual dan kehilangan nafsu makan.

- Mag.

Untuk mendiagnosis kanker lambung, dokter memerlukan berbagai tes, yang meliputi pemeriksaan fisik, tes darah, rontgen, dan pemindaian. Begitu terdiagnosis, dokter juga akan mencari tahu stadiumnya dan apakah kanker telah menyebar.

7. Hamil

Ibu hamil dapat mengalami perut yang keras disebabkan oleh kontraksi Braxton-Hicks. Menurut laman Medical News Today, kontraksi ini tidak teratur dan kadang dikenal sebagai nyeri persalinan palsu.

Kontraksi ini terjadi ketika serat otot di rahim mengencang dan kemudian rileks. Kontraksi ini dapat terjadi mulai minggu ke-6 kehamilan, tetapi kebanyakan ibu hamil baru merasakannya pada trimester kedua atau ketiga.

Nah, itulah beberapa penyebab yang membuat perut terasa keras. Semoga bermanfaat. (C)

Penulis: Fitrah Nugraha

Editor: Kardin

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel Terkait
Baca Juga