Potensi Bahlil Lahadalia jadi Ketua Umum Golkar Secara Aklamasi Menguat
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Selasa, 20 Agustus 2024
0 dilihat
Potensi Bahlil Lahadalia untuk menjadi orang nomor satu Partai Golkar menguat. Foto: Instagram @golkar.indonesia
" Sebagai calon tunggal Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia memiliki peluang besar untuk dipilih secara aklamasi, namun keputusan akhir tetap berada di tangan para pemilik hak suara "
JAKARTA, TELISIK.ID - Dinamika politik yang semakin menghangat, nama Bahlil Lahadalia muncul sebagai sosok yang berpotensi besar untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar periode 2024-2029. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ini berhasil menjadi satu-satunya kandidat yang lolos verifikasi dalam proses seleksi yang ketat.
Ketua Steering Committee Rapimnas dan Musyawarah Nasional XI Partai Golkar, Adies Kadir, secara resmi mengumumkan bahwa Bahlil adalah calon tunggal untuk posisi puncak di partai berlambang pohon beringin ini, Senin (19/8/2024) malam.
Sebagai calon tunggal, Bahlil Lahadalia memiliki peluang besar untuk dipilih secara aklamasi, namun keputusan akhir tetap berada di tangan para pemilik hak suara. Sementara itu, satu-satunya pesaing Bahlil, Ridwan Hisjam, dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk melanjutkan pencalonannya.
"Bisa aklamasi, bisa juga tidak. Tergantung para pemegang hak suara," ujar Adies, seperti dikutip dari Tempo, Selasa (20/8/2024).
Meski demikian, Adies menegaskan bahwa Bahlil belum tentu akan terpilih secara aklamasi karena keputusan tersebut akan bergantung pada kesepakatan para pemegang hak suara dalam Munas yang akan datang.
"Kuncinya di situ. Pemegang hak suara, pendapatnya bagaimana," kata Adies.
Baca Juga: Bahlil Pede Didukung Mayoritas DPD untuk Gantikan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto
Dalam proses pencalonan ini, Bahlil sudah mengantongi dukungan dari 469 pemilik suara atau sekitar 83 persen dari total 558 pemilik hak suara. Dukungan yang begitu besar ini semakin memperkuat posisinya sebagai kandidat terdepan.
Bahlil dijadwalkan untuk menyampaikan visi dan misinya di hadapan para pemilik hak suara sebelum mereka memberikan pandangan mereka. Hasil dari proses ini akan menjadi penentu apakah Bahlil akan terpilih secara aklamasi atau melalui proses pemilihan.
Kursi Ketua Umum Partai Golkar saat ini kosong setelah Airlangga Hartarto mengundurkan diri dari jabatannya. Untuk sementara waktu, posisi ini diisi oleh Agus Gumiwang Kartasasmita. Partai Golkar kemudian membuka pendaftaran calon ketua umum pada Senin, 19 Agustus 2024, dengan batas waktu pendaftaran mulai pukul 16.00 hingga 22.00.
Bahlil tiba di kantor DPP Partai Golkar pada pukul 19.50 dan disambut meriah oleh para pendukungnya yang meneriakkan "Bahlil, Golkar Satu."
Agenda penting Partai Golkar selanjutnya adalah Rapimnas dan Munas XI yang akan berlangsung pada tanggal 20-21 Agustus 2024 di Jakarta Convention Center (JCC).
Hari pertama Munas akan diisi dengan rapat paripurna yang membahas berbagai agenda penting, termasuk penjelasan materi Munas, pengesahan jadwal, pengesahan tata tertib, serta pemilihan pimpinan Munas. Selain itu, laporan pertanggungjawaban DPP Partai Golkar periode 2019-2024 juga akan disampaikan dan dibahas.
Pada hari kedua, agenda Munas akan meliputi laporan komisi organisasi, komisi program umum, komisi rekomendasi, dan pernyataan politik. Puncak dari Munas ini adalah pemilihan Ketua Umum DPP Partai Golkar periode 2024-2029 yang akan diikuti dengan penetapan ketua umum terpilih.
Sebelumnya diberitakan Telisik.id, Munas XI Partai Golkar 2024 telah resmi membuka pendaftaran bagi para kader yang berminat untuk mencalonkan diri sebagai ketua umum. Panitia Pengarah Munas menetapkan serangkaian syarat yang ketat bagi calon pemimpin baru partai ini.
Baca Juga: INFOGRAFIS: Diisukan jadi Calon Tunggal Ketum Golkar, Ini Profil Bahlil Lahadalia
Calon ketua umum harus pernah menjadi pengurus Partai Golkar tingkat pusat atau provinsi dan didukung oleh minimal 30 persen pemilik hak suara. Selain itu, calon juga harus aktif menjadi anggota Partai Golkar selama minimal lima tahun dan tidak pernah bergabung dengan partai politik lain.
Persyaratan lain yang harus dipenuhi adalah calon harus pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan kader Partai Golkar. Ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa calon memiliki pemahaman yang mendalam tentang ideologi, nilai-nilai, dan tujuan partai.
Selain itu, calon juga harus memiliki kapabilitas, akseptabilitas, dan tidak pernah terlibat dalam Gerakan 30 September 1965. Persyaratan ini dianggap sebagai langkah penting untuk memastikan bahwa calon yang maju memiliki dedikasi penuh terhadap Partai Golkar dan tidak memiliki loyalitas ganda yang dapat merugikan partai di masa depan. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS