Potret Kesederhanaan Rumini, Korban Semeru yang Ditemukan Tewas Memeluk Ibunya
Try Wahyudi Ary Setyawan, telisik indonesia
Sabtu, 11 Desember 2021
0 dilihat
Tempat ditemukannya jasad Rumini sedang memeluk ibunya. Foto: Arif Saifuddin
" Rumini bagi warga Desa Curah Kobokan, Lumajang, dikenal suka membantu "
SURABAYA, TELISIK.ID - Sosok Rumini, warga Lumajang yang menjadi korban letusan Semeru, menjadi viral karena berusaha melindungi ibunya saat erupsi, hingga keduanya ditemukan tewas dalam keadaan berpelukan.
Rumini sendiri bagi warga Desa Curah Kobokan, Lumajang, dikenal suka membantu.
“Sosok Rumini dalam kesehariannya merupakan wanita yang berbakti pada orang tuanya, terlebih pada ibunya. Dia juga dikenal suka membaur dan membantu tetangga kalau ada hajatan,” kata salah satu warga Desa Curah Kobokan, Arif Saifuddin, saat dihubungi melalui ponselnya, Minggu (11/12/2021).
Arif mengatakan, Rumini dalam kesehariannya adalah petani layaknya warga Desa Curah Kobokan pada umumnya.
"Bersama suaminya, setiap pagi dia selalu ke sawah untuk bertani dan mencari rumput,” jelasnya.
Saat kejadian, kata Arif, Rumini sudah diminta warga untuk segera mengungsi, namun dia masuk ke dalam rumah terlebih dahulu.
"Gak ada warga yang bisa membantunya atau mengingatnya saat itu karena semua pada panik untuk menyelamatkan diri masing-masing hingga akhirnya saat sudah aman, Rumini ditemukan tim gabungan meninggal dunia berpelukan dengan ibunya hingga akhirnya menjadi viral di medsos,” jelasnya.
Baca Juga: Akses Jalan Tertutup Pasir dan Tanah, SAR Temukan 4 Mayat Korban Letusan Semeru
Sekedar diketahui, saat letusan Gunung Semeru, ada cerita haru dari warga Lumajang korban letusan Semeru. Pasalnya, ditemukan jenazah seorang ibu dan anaknya, yang menjadi korban lahar dingin yang menyerang warga Desa Curah Kobokan, Lumajang.
Baca Juga: Kadis Perikanan Miris Lihat Hasil Pembangunan Tambat Labu Nelayan di Kolut
Dari keterangaan warga setempat, dua jenazah tersebut adalah Rumini (28) dan ibunya Salamah (70). Rumini ditemukan warga sedang berusaha melindungi ibunya dari lahar dingin yang menerjang desanya. (C)
Reporter: Try Wahyudi Ari Setyawan
Editor: Haerani Hambali