Program PESAT Dongkrak Produksi Padi Petani Kolaka Timur

Muhammad Israjab, telisik indonesia
Kamis, 19 November 2020
0 dilihat
Program PESAT Dongkrak Produksi Padi Petani Kolaka Timur
Proses panen di Kolaka Timur, dengan memanfaatkan program PESAT. Foto: Ist.

" Panen saya meningkat menjadi 9,5 ton setelah menggunakan pupuk hayati cair ini. Padahal biasanya hasil produksi saya paling tinggi 6,5 ton saja. "

KOLAKA TIMUR, TELISIK.ID - Program Petani Sejahtera Makanan Sehat (PESAT) mulai berkembang dan terus menggenjot peningkatan mutu produksi juga petani di Kolaka Timur (Koltim)

Saat ini penggunaan bahan kimia dalam memproduksi hasil pertanian kian marak penggunaanya.

Sehingga dalam penggunaannya, secara terus menerus akan berdampak buruk pada manusia dan ekosistem di alam itu sendiri.

Untuk mengurangi penggunaan bahan kimia, maka dilakukan metode baru untuk menggunakan atau membiasakan diri utamanya petani agar menghasilkan padi berkualitas tinggi.

Dengan menggunakan bahan yang diambil dari alam baik pupuk hayati maupun organik, bisa merubah pola kebiasaan petani untuk kembali memanfaatkan bahan-bahan dari alam dalam memproduksi hasil pertanian.

Di Koltim, petani di biasakan untuk menggunakan bahan-bahan yang alami. Dan ini terbukti sejak Juni 2020.

"Program ini bernama PESAT dengan memberi jika gagal panen akan diberikan asuransi, pembiayaan pupuk hayati cair bayar setelah panen, pendampingan melalui tanah sehat dan makanan sehat, gabah yang di panen akan di fasilitasi dalam pemasarannya sebagai beras sehat hayati," ungkap, Koordinator program PESAT dari Unifit Indonesia, Hartono, Kamis (19/11/2020).

Baca juga: Doakan Pilkada Aman, Pemprov dan Polda Jatim Gelar Khotmil Qur'an

Program Pesat ini juga memberi akses Unifit Link dengan kur bunga 0 persen bagi para petani yang telah bergabung dan mengikuti pelatihan kewirausahaan yang telah diselanggarakan .

Sejak program ini terlaksana, kata Hartono, pada musim panen pertama, petani yang ada di Ladongi khususnya, mampu memproduksi padi hingga 9 ton per hektar. Ini diklaim karena menggunakan pupuk hayati cair.

Termasuk untuk yang musim lalu ini, tambah dia, pihaknya bayarkan polis asuransi petani di Koltim seluas 8700 hektar, mulai dari Ladongi, Mowewe, Loea, Tirawuta dan Poli Polia termasuk Labandia.

"Adanya program ini juga membuat biaya produksi petani menjadi menurun, seperti dalam pengolahan sawah saja bisa mencapai 5 sampai 7 juta. Contoh pupuk yang dibeli sudah tergolong mahal baik itu subsidi maupun nonsubsidi. Sementara produk yang kami beri ini lebih ekonomis terlebih lagi ini bahan alami," tambahnya.

Sementara itu, petani yang berada di Kecamatan Ladongi, Jiman menjelaskan, selama mengolah sawah puluhan tahun, ia menggunakan pupuk kimia. Dan hasilnya juga tidak tidak terlalu baik.

Namun, kata Jiman, ketika memakai produk alami ini (pupuk hayati) ia merasa di untungkan, bukan hanya saat mulai tahap awal dalam mengolah sawah tetapi juga harga yang terjangkau bahkan produksi padi juga semakin banyak, biasanya dengan modal 2 juta itu sudah bisa.

"Panen saya meningkat menjadi 9,5 ton setelah menggunakan pupuk hayati cair ini. Padahal biasanya hasil produksi saya paling tinggi 6,5 ton saja," ujar Jiman.

Baca juga: Usai Wabah ASF, Harga Daging Babi di Medan Meroket

Kapala Dinas Pertanian Koltim, Lasky mengungkapkan dukungan dan apresiasinya atas program dari Unifit Indonesia kepada para petani di daerahnya.

"Kita kan ada kerjasama dengan mereka, dimana untuk mendukung para petani perusahaan memberikan asuransi, jika gagal panen maka PESAT akan membantu dengan asuransi hingga 6 juta. Dan tergantung kerusakannya seberapa parah," ucapnya saat di konfirmasi, Sabtu (19/11/2020).

Lasky menjelaskan ini sejalan dengan program pemerintah daerah. Karena, adanya kegiatan ini mampu mendongkrak produksi padi di Koltim serta mampu meningkatkan kesejahteraan petani itu sendiri.

"Kegiatan ini merupakan bagian dari perlindungan bagi petani kita juga. Sehingga harapan daerah adalah program ini terus dilanjutkan," beber Lasky.

Untuk diketahui, hasil panen dari petani PESAT akan dipasarkan  kepada masyarakat dengan standar beras sehat hayati, sehingga masyarakat ikut menikmati dan memperoleh manfaat dari program ini.

Beras sehat hayati merupakan beras tanpa bahan kimia yang telah diuji oleh laboratorium uji analisis Saraswanti Indo Genetech.

Dengan hasil uji mengandung lemak trans 0 persen, kolestrol 0 persen, dan gula 0 persen, timbal (pb) 0 persen, logam (cd) 0 persen. Sehingga aman di konsumsi oleh seluruh masyarakat. (A)

Reporter: Muhammad Israjab

Editor: Fitrah Nugraha

TAG:
Artikel Terkait
Baca Juga