Pupuk Subsidi Langka, Hasil Panen Anjlok

Muh. Risal H, telisik indonesia
Selasa, 28 Februari 2023
0 dilihat
Pupuk Subsidi Langka, Hasil Panen Anjlok
Padi sawah milik para petani di Kecamatan Wawo yang mulai ranum dan siap panen. Foto: Muh Risal H/Telisik

" Banyak petani yang mengeluh akibat sulitnya mendapatkan pupuk "

KOLAKA UTARA, TELISIK.ID - Terdaftar sebagai anggota kelompok dan memiliki kartu tani, tidak menjamin para petani di Kabupaten Kolaka Utara memperoleh pupuk subsidi dengan mudah.

Untuk memenuhi kebutuhan pertanian, mereka terpaksa membeli pupuk non subsidi yang harganya lebih mahal.

Marsukma, salah seorang petani di Desa Pumbolo, Kecamatan Wawo, menuturkan, dirinya baru saja memanen padi di lahan seluas 50 are. Hasil panen hanya sebanyak 36 karung, susut tiga karung dari tahun lalu.

"Pupuk susah didapat karena tidak ada pengecer di sini dan harus beli di kecamatan lain, itu pun jika tersedia," keluhnya, Selasa (28/2/2023).

Untuk memperoleh pupuk, ia terpaksa membeli di Kabupaten Kolaka dengan harga variatif mulai dari Rp 200.000 sampai Rp 250.000. Banyak petani yang mengeluh akibat sulitnya mendapatkan pupuk.

Karena itu, mereka terpaksa melakukan pemupukan hanya sekali yang harusnya berlangsung sebanyak tiga kali. Soal pengairan dan ketersediaan pestisida hama tidak ada kendala.

Baca Juga: Ribuan Petani di Kolaka Utara Bakal Kebagian 9.212 Ton Pupuk Subsidi

"Saya harap pemerintah mendengar keluhan para petani. Pupuk sulit," tukasnya.

Senada, Munir, salah satu anggota kelompok tani Marannu, Desa Rante Baru, Kecamatan Rante Angin mengemukakan, kuota pupuk subsidi yang mestinya mereka terima dari pengecer, tidak tersedia. Diduga telah dijual kembali di tempat lain.

"Pupuknya kosong. Katanya sudah dijual kembali. Kami sudah sampaikan jika pupuk itu hak kami karena didaftarkan atas nama kami," ujar Munir.

Agar tetap memperoleh pupuk, Munir terpaksa menekan sang pengecer untuk menjual pupuk non subsidi miliknya  dengan harga lebih murah dari Rp 200.000 menjadi Rp 185.000 per sak. Dan itu dipenuhi karena para anggota kelompok mengancam bakal mengadukan hal itu ke pemerintah.

"Jatah pupuk itu kan terdaftar dan ditandatangani atas nama kami. Masa kita hanya dijadikan formalitas pengadaan tetapi dijual ke orang lain," kesalnya.

Mestinya ia mendapat jatah delapan sak pupuk, masing-masing empat sak jenis urea dan phonska. Saat ini padi miliknya seluas 36 are baru ditaburi satu sak pupuk Phonska Pelangi karena harganya lebih mahal dan stok terbatas.

"Sekarang petani di sini seharusnya melakukan pemupukan karena usia tanaman dua bulan. Teman-teman lain mengeluh karena mau memupuk tetapi pupuknya kosong," pungkasnya.

Baca Juga: Tahun 2023 Pemerintah Hanya Subsidi 2 Jenis Pupuk untuk 9 Komoditas Pertanian

Soal pupuk, Kadis Tanaman Pangan dan Hortikultura Kolaka Utara, Nusbah Nuhung membenarkan jika tidak ada pengecer di Kecamatan Wawo. Petani harus ke Kecamatan Rante Angin untuk memperoleh pupuk.

"Itu pun stok kosong pada Januari-Februari hingga kami sendiri harus menjemput di Kecamatan Ngapa," imbuhnya.

Diketahui, kuota pupuk subsidi di Kolaka Utara untuk jenis Urea sebanyak 1.093, 76 ton, NPK 1315,36 ton dan NPK Formula 6.804,14 ton. Khusus di Kecamatan Wawo jenis Urea dijatah 69,96 ton, NPK 74 ton dan NPK Formula 292,05 ton. (A)

Penulis: Muh. Risal H

Editor: Haerani Hambali 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga