Ramai di TikTok, Ini Cara Atasi Dobby Sindrome

Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Sabtu, 30 Desember 2023
0 dilihat
Ramai di TikTok, Ini Cara Atasi Dobby Sindrome
Dobby ramai di TikTok, lantas dijadikan istilah psikologi untuk menyebutkan perilaku yang sama, yaitu dobby syndrome atau dobby effect. Foto: Repro Cnnindonesia.com

" Dobby adalah seorang peri budak yang akan menghukum dirinya sendiri sebagai bentuk rasa bersalah "

KENDARI, TELISIK.ID - Beberapa hari terakhir, ramai istilah dobby syndrome. Jika Anda penggemar Harry Potter, tentu sudah tidak asing dengan karakter Dobby. Ia adalah seorang peri budak yang akan menghukum dirinya sendiri sebagai bentuk rasa bersalah.

Nama Dobby lantas dijadikan istilah psikologi untuk menyebutkan perilaku yang sama, yaitu Dobby syndrome atau dobby effect. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh dua peneliti di Tilburg University dan Vrije Universiteit Amsterdam, Rob Nelissen dan Marcel Zeelenberg. Studi yang mereka lakukan diterbitkan dalam jurnal Emotion oleh American Psychological Association seperti dilansir dari Cnnindonesia.com.

Berikut yang bisa dilakukan untuk mengatasi Dobby syndrome, dikutip dari Yoursay.suara.com jaringan Telisik.id :

1. Berhenti sejenak

Baca Juga: Peringkat Satu Dunia Pengguna Handphone Terlama, Masyarakat Indonesia Kecanduan HP

Ketika kamu merasa bersalah, pertama-tama, hentikan apapun yang sedang kamu lakukan sejenak. Luangkan waktu untuk merenung dan membaca situasi dengan lebih cermat.

2. Berusaha memperbaiki diri

Alihkan energimu untuk melakukan perubahan yang positif ketika merasa bersalah. Berusaha memperbaiki diri adalah cara yang lebih baik daripada merusak diri sendiri.

Merusak diri sendiri hanya akan meningkatkan rasa malu, harga diri dan kepercayaan diri yang rendah. Sebaliknya, berusaha memperbaiki diri akan membantu membangun penghargaan diri yang positif, pertumbuhan diri, dan citra diri yang positif.

Baca Juga: Kenali Sindrom Bebek, Gangguan Psikologis yang Biasa Dialami Mahasiswa

3. Terima kenyataan

Terimalah kenyataan bahwa tidak ada yang sempurna. Manusia membuat kesalahan, dan itu adalah hal yang lumrah. Hal yang terpenting adalah bagaimana kita merespons kesalahan tersebut. Terimalah bahwa kamu adalah makhluk yang tidak sempurna, seperti semua orang lain. Ini adalah langkah pertama menuju pemulihan.

Ada banyak risiko seseorang dapat mengalami dobby syndrome. Bahkan dalam banyak kasus, rasa bersalah seseorang dapat muncul ketika dirinya tidak dapat memenuhi ekspektasi orang lain.

Selain itu, trauma masa kecil terkait orang tua yang sering meluapkan kesalahan mereka kepada anak, juga meningkatkan seseorang dapat mengalami dobby syndrome. (C)

Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga