Ratusan Warga Buton Tolak Kapal dari Maluku Utara
Deni Djohan, telisik indonesia
Sabtu, 02 Mei 2020
0 dilihat
Suasana warga yang berkumpul di Pelabuhan Banabungi, Kecamatan Pasarwajo, menolak KM Mega Abadi sandar di pelabuhan itu. Terlihat sejumlah aparat kepolisian sedang berjaga. Foto: Ist.
" Tapi secara protap kesehatan, hal ini harus dicegah. Disini sudah ada tim kesehatan, jika terdapat penumpang yang memiliki gejala, langsung ditindaki. "
BUTON, TELISIK.ID - Aksi warga Kota Baubau dan Buton Selatan (Busel) yang menolak kedatangan kapal Mega Abadi 01, asal Obi, Maluku Utara (Malut), juga dilakukan ratusan warga Buton.
Salah satu warga Pasarwajo, Riko Saputra, mengatakan, penolakan ini dilakukan guna memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di negeri penghasil aspal itu. Pasalnya, sejauh ini Kabupaten Buton masih steril dari virus berbahaya itu.
"Jadi dari selesai salat isya kami sudah berkumpul," tutur Riko.
Ia mengancam akan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan apabila pemerintah setempat nekat mengizinkan kapal tersebut untuk sandar di Pelabuhan Banabungi. Saat ditanya, jika pemerintah menyiapkan tempat sebagai lokasi karantina,
"Kita rembukkan lagi, jika itu baik untuk masyarakat, kita akan terima," tambahnya.
Kapolres Buton, AKBP. A. Ramos Sinaga yang menemui warga menyampaikan ucapan terima kasih kepada warga yang mau membuka ruang diskusi agar suasana tetap tenang. Kata dia, semua ini sepenuhnya tanggung jawab Gugus Tugas Pemda atas perintah presiden. Dalam tim melibatkan bupati beserta dirinya sebagai wakil ketua dua. Artinya, secara tidak langsung dirinya juga bertanggungjawab bila terjadi hal yang tidak diinginkan.
Baca juga: Tujuh Penumpang KM Mega Abadi Dikarantina di Perkantoran Pemda
"Tapi secara protap kesehatan, hal ini harus dicegah. Disini sudah ada tim kesehatan, jika terdapat penumpang yang memiliki gejala, langsung ditindaki," kata Ramos Sinaga kepada warga.
Dia menambahkan, khusus penumpang dari Buton, akan langsung dikarantina di tempat yang telah disediakan dan tak boleh keluar selama 14 hari. Di masa ini petugas akan mengetahui siapa saja yang terpapar virus.
Ia melanjutkan, virus ini harus diwaspadai, namun bukan berarti kita tak bisa mencegahnya.
"Jadi tolong rekan-rekan bantu kami. Sebab mereka yang akan datang ini adalah masyarakat kita juga. Apalagi di atas kapal sudah kehabisan logistik makanan. Kalau kita tidak bantu, mereka akan mati. Tapi bukan mati karena corona melainkan mati kelaparan," tambahnya.
Ia berharap warga tidak khawatir berlebihan. Sebab jika terdapat penumpang dalam kapal yang terpapar COVID-19, Tim Gugus yang pertama akan tertular virus tersebut.
"Jadi masyarakat tidak usah khawatir, karena saya tidak akan mengorbankan diri saya apalagi masyarakat Buton. Karena saya digaji oleh masyarakat untuk melindungi masyarakat. Dan ini kewajiban saya," pungkas Ramos Sinaga.
Hingga berita ini dirilis, kapal Mega Abadi sudah terlihat berada dekat dengan Pelabuhan Banabungi, Pasarwajo. Berdasarkan data yang didapat, di dalam kapal tersebut memuat 25 orang penumpang asal Kabupaten Buton. Sementara penumpang lainnya telah lebih dulu turun di Baubau dan Buton Selatan.
Reporter: Deni Djohan
Editor: Rani