Sajian Luluta Rasa Gurih, Nasi Bambu Khas Wangi-Wangi Wakatobi dan Cara Pembuatannya
Wa Ode Hesti, telisik indonesia
Selasa, 21 Januari 2025
0 dilihat
Luluta atau nasi bambu, makanan khas masyarakat Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi. Foto: Ist.
" Luluta, yang dikenal juga sebagai nasi bambu, merupakan salah satu makanan khas dari Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara "
WAKATOBI, TELISIK.ID – Luluta, yang dikenal juga sebagai nasi bambu, merupakan salah satu makanan khas dari Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Makanan ini terbuat dari beras ketan yang dimasak dengan santan, kemudian dibungkus menggunakan daun pisang dan dimasukkan ke dalam bambu untuk dipanggang.
Luluta seringkali disajikan pada berbagai acara keluarga di Wangi-Wangi. Selain mudah ditemukan di pasar, makanan ini memiliki rasa kenyal, gurih, dan lezat, dengan aroma khas dari bambu dan daun pisang yang semakin menambah kenikmatannya.
“Kalau ada acara keluarga, Luluta selalu dibikin rame-rame bersama. Untuk membelinya juga tidak susah, banyak tersedia di pasar,” ujar Vian, warga Wangi-Wangi, Selasa (21/1/2025).
Bagi Anda yang tertarik mencoba membuat Luluta sendiri, berikut adalah bahan dan cara pembuatannya:
Baca Juga: Makanan Khas Wakatobi, Perangi: Olahan Ikan Segar Tanpa Dimasak
Bahan:
• 400 gr beras ketan
• 200 gr beras biasa
• 400 ml santan
• 1 lembar daun pandan
• 6 butir bawang merah (cincang halus)
• 1 sdt garam
• Daun pisang secukupnya
• Bambu secukupnya (sudah dipotong-potong)
Cara Membuat:
1. Kukus beras ketan dan beras biasa selama 10 menit.
2. Rebus santan, daun pandan, garam, bawang merah, dan daun jeruk sambil terus diaduk hingga mendidih.
3. Tuangkan santan yang telah direbus ke dalam campuran beras. Aduk rata, kemudian kukus hingga matang.
4. Ambil selembar daun pisang, taruh adonan beras, kemudian gulung dan padatkan.
5. Masukkan adonan yang telah digulung ke dalam bambu yang sudah diraut, pastikan ketebalannya cukup tipis. Bakar bambu di atas bara api hingga matang. Tipsnya, bambu dibakar dalam posisi berdiri agar miring dan bara api berada di bawahnya.
6. Setelah matang, angkat dan keluarkan bungkusan Luluta dari dalam bambu.
Luluta sering disajikan dengan teh, kopi, atau minuman lainnya. Ada juga yang menikmatinya tanpa lauk karena cita rasanya yang sudah lezat.
“Kebanyakan orang Wakatobi menyajikan Luluta dengan teh atau kopi, atau langsung dimakan tanpa lauk,” ujar Ati, warga setempat.
Baca Juga: Ikan Parende Rasa Asam Pedas, Makanan Khas Wakatobi dan Cara Pembuatannya
Harga satu batang nasi bambu Luluta biasanya dibanderol seharga Rp 20.000, sementara tiga batang bisa dibeli dengan harga Rp 50.000.
Jika ingin mencoba sedikit, Anda bisa membeli 1/4 bagian Luluta dengan harga Rp 5.000. Luluta juga bisa disajikan dalam potongan setebal 2 cm, dengan harga empat potong hanya Rp 5.000.
Selain praktis, Luluta mengandung karbohidrat dan kalori yang cukup tinggi, menjadikannya alternatif menu utama yang lezat dan mengenyangkan.
“Kalau ke Kaledupa, pasti banyak pedagang yang menjual Luluta di pelabuhan. Luluta juga sering dijadikan oleh-oleh dari Wangi-Wangi,” ujar Dion, warga Kaledupa.
Luluta bukan hanya sekadar makanan khas, tetapi juga merupakan bagian dari budaya yang diwariskan turun-temurun oleh masyarakat Wakatobi. (A)
Penulis: Wa Ode Hesti
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS