Samsiah, Pedagang Kulit Ketupat yang Sudah Berjualan 10 Tahun di Kota Kendari
Gede Suyana Sriski, telisik indonesia
Jumat, 06 Juni 2025
0 dilihat
Samsiah, sedang menjajakan kulit ketupat jelang Hati Raya Idul Adha. Foto: Gede Suyana Sriski/Telisik.
" Ketupat menjadi salah satu makanan wajib yang dihidangkan saat perayaan Hari Raya Idul Adha bagi umat muslim "

KENDARI, TELISIK.ID - Ketupat menjadi salah satu makanan wajib yang dihidangkan saat perayaan Hari Raya Idul Adha bagi umat muslim. Makanan berbentuk segi empat dari anyaman janur kelapa muda ini biasanya disajikan bersama hidangan berbahan dasar daging, seperti opor ayam, gulai kambing, sate, hingga rendang.
Secara tradisi, ketupat bukan hanya sekedar makanan, tetapi juga sebagai simbol kebersamaan. Di mana janur yang dianyam dan berbentuk segi empat ini melambangkan kesederhanaan, sementara isi ketupat (nasi) yang merepresentasikan kebersamaan dalam merayakan hari besar keagamaan.
Akan tetapi, tidak semua masyarakat memiliki dan bisa membuat ketupat karena tingkat kesulitannya.
Melihat kondisi ini, justru menjadi peluang bisnis bagi Samsiah seorang warga dari Kecamatan Abeli untuk berjualan ketupat di area pasar.
Baca Juga: Di Balik Larangan Nongkrong di Jembatan Teluk Kendari, Pedagang Siomay Kehilangan Nafkah
Samsiah (40), seorang ibu yang sudah berjualan kulit ketupat kurang lebih selama 10 tahun lamanya, ia biasa berjualan di pasar sekitaran Kendari Beach dan juga di Pasar Anduonohu.
"Saya sudah berjualan kulit ketupat kurang lebih selama 10 tahun, jualan pada saat Hari Raya Idul Adha, Idul Fitri dan hari raya ketupat saja,” kata Samsiah.
Biasanya Samsiah, hanya berjualan selama tiga hari atau H-3 sebelum perayaan hari raya saja.
Bermodalkan janur kuning dan daun pandan yang masih bagus, Samsiah mampu menjual hingga 1000 biji ketupat kosong tanpa isi. Untuk harganya bervariasi tergantung daun yang dipakainya
Baca Juga: 80 Persen Pedagang Pasar Wayong Kendari Perempuan: Kisah Perjuangan di Balik Lapak
“Kalau satu ikat yang pakai janur kuning harganya Rp 15.000 per ikat, kalau pakai daun pandan Rp 25.000 per ikat karena daun pandan teksturnya lebih tebal di bandingkan dengan janur,” ujarnya.
Senyum sumringah Samsiah tampak jelas tatkala mulai banyak warga berdatangan untuk membeli ketupat miliknya.
Ia bersyukur dengan adanya momentum ini, dapat menjadi ladang rezeki baginya dan sekeluarga. (C)
Penulis: Gede Suyana Sriski
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS