Sebelum Ruslan Buton, Khoe Seng Seng Sudah Lebih Dulu Minta Jokowi Mundur
Muhammad Israjab, telisik indonesia
Minggu, 31 Mei 2020
0 dilihat
Khoe Seng Seng, WNI keturunan Tionghoa. Foto: Repro Google.com
" Surat terbuka ditulis Khoe Seng Seng melalui akun facebooknya pada 29 Mei 2019. "
KENDARI, TELISIK.ID - Sebelum Ruslan Buton yang dijemput polisi karena surat terbuka yang meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundurkan diri, ternyata seorang WNI keturunan Tionghoa, bernama Khoe Seng Seng sudah lebih dulu menulis surat terbuka yang isinya kurang lebih sama.
Surat terbuka ditulis Khoe Seng Seng melalui akun facebooknya pada 29 Mei 2019.
Khoe Seng Seng menyatakan tidak ingin NKRI terpecah-belah gara-gara pilpres, apalagi sampai menumpahkan darah. Dia pun meminta Jokowi mundur untuk mencegah hal-hal tersebut.
Baca juga: Ditetapkan Tersangka, Ruslan Buton Resmi Jadi Tahanan Bareskrim Polri
Berikut ini tulisan lengkap Khoe Seng Seng:
Jakarta, 29 Mei 2019
Kepada Yth
Bpk Presiden Joko Widodo.
Di Tempat
Perihal : Permohonan Pengunduran Diri Demi NKRI.
Dengan hormat,
Surat ini saya tulis karena begitu cintanya saya terhadap negeri tanah tumpah darah saya ini dimana saya tidak ingin negeri ini terpecah belah gara-gara pilpres yang mana saya telah menghirup udara segar dari sejak saya lahir sampai sekarang yang telah lebih dari setengah abad dan telah memberikan kesempatan bekerja dan berusaha untuk bisa menjalani kehidupan sehari-hari selama lebih dari 50 tahun dan sisa hidup saya yang paling sekitar sepuluh sampai dua puluh tahun lagi, inipun jika yang Maha Kuasa berkenan berikan karena saya tidak tahu kapan saya akan dipanggil menghadapNYA yang bisa saja saya menghadap padaNYA hari ini, esok atau lusa.
Sebelum saya menghadapNYA, saya sebagai rakyat kecil (orang awam) yang melihat suasana (kondisi) negeri ini yang suhunya memanas sebelum dan sesudah pengumuman pilpres yang bisa menimbulkan pertumpahan darah, saya memberanikan diri menyampaikan sekedar saran (permohonan) pada Bapak agar Bapak sebaiknya demi persatuan dan kesatuan negeri ini dan menghindarkan pertumpahan darah di negeri ini mohon kiranya Bapak bisa mengajukan Surat Permohonan Pengunduran Diri sebagai Presiden TERPILIH 2019-2024 untuk mencegah perpecahan dan pertumpahan darah yang mungkin bisa timbul di NKRI ini jika seandainya Bapak tetap ingin memimpin negeri ini pada periode 2019-2024.
Pada Pemilu Presiden 5 tahun lalu saya pendukung Bapak tapi untuk Pemilu Presiden tahun ini saya mendukung lawan Bapak dimana saya sebenarnya berharap ada lebih dari dua calon presiden yang bisa diajukan pada pilpres tahun ini, cuma sayang uji materi ambang batas pengajuan presiden-wakil presiden kami (saya diajak bapak Effendy Gazali dkk untuk ajukan uji materi) ditolak Majelis Hakim MK sehingga hanya dua calon yang bisa berkompetisi memperebutkan pimpinan negeri ini pada pilpres di tahun ini.
Sebagai catatan tambahan saya tidak pernah bertemu ataupun berkomunikasi dengan lawan Bapak dalam pilpres ataupun berafiliasi dengan para relawan ataupun pendukung lawan Bapak pada Pilpres 2019 ini tapi saya pernah bertemu Bapak sekitar lima kali ketika Bapak menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Demikian surat ini saya buat hanya untuk persatuan dan kesatuan negeri ini, semoga negeri ini selalu aman dan damai.
Dan atas perhatian Bapak saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya.
KOE SENG SENG.
Baca juga: Warganet Viralkan Tagar RakyatButuhNewPresident
Lantas setelah beredarnya surat terbuka yang ia posting itu, Khoe mendapatkan bullyan. Bahwa ia tidak mengakui Jokowi sebagai pemenang Pilpres 2019.
"Inti bullyan ada tiga yaitu saya tidak mengakui Bapak Joko Widodo adalah pemenang Pilpres 2019, saya dituduh mau cari ketenaran dan tulisan saya dituduh mewakili etnis tionghoa (pembully mengasumsikan saya mewakili etnis Tionghoa)," ungkapnya.
Selain itu Khoe juga berujar orang-orang tidak paham dengan isi surat yang ditulisnya. Seakan-akan dia tidak mengakui Jokowi sebagai presiden terpilih, banyak yang mencibir dia hanya mencari panggung dan Khoe jg membantah jika dia mewakili etnis Tionghoa.
"Saya jelas tidak mencari ketenaran karena saya menghindar untuk disorot kamera terkecuali untuk kasus saya ketika melawan Sinarmas yang mana foto yang diambil media ketika menyebarkan Surat Terbuka ini adalah foto-foto saya ketika berperkara melawan Sinarmas," ugkap Khoe dalam postingan di akun Facebooknya.
"Dan tidak pernah saya tuliskan dalam Surat Terbuka saya ini bahwa saya mewakili etnis Tionghoa seperti yang diasumsikan para pembully saya," sambungnya.
Reporter: Muhammad Israjab
Editor: Haerani Hambali