Seruan Doktor Azhari Pulang Kampung Terus Bergema

Deni Djohan, telisik indonesia
Rabu, 04 November 2020
0 dilihat
Seruan Doktor Azhari Pulang Kampung Terus Bergema
Tokoh masyarakat Lakudo, Haji Kamil. Foto: Deni Djohan/Telisik

" Jadi beliau ini tak memiliki ego untuk maju di Buteng, kecuali masyarakat menginginkan dia dengan syarat tadi. Jika itu terpenuhi, maka dirinya siap pulang kampung. "

BUTON TENGAH, TELISIK.ID - Meski jadwal Pilkada di Buton Tengah (Buteng) terbilang masih lama, namun seruan dari lintas generasi untuk memulangkan Rektor Universitas Negeri 19 November Kolaka, Dr. Azhari guna membangun Buteng, terus bergema.

Kali ini datang dari tokoh masyarakat Kecamatan Lakudo, Haji Kamil. Semangat itu ia buktikan dengan kerja keras untuk memenuhi syarat yang diberikan dari Dr. Azhari agar dirinya bersedia pulang membangun kampung halamannya.

"Saya ingin daerah saya itu ada perubahan dalam segi pembangunan. Dan menurut saya, yang paling tepat untuk melakukan perubahan pembangunan di Buton Tengah (Buteng) itu adalah Pak Dr. Azhari. Ini harapan masyarakat termasuk saya pribadi," ucap H. Kamil saat ditemui di rumahnya di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Tomba, Kecamatan Wolio, Kota Baubau, Selasa (3/11/20).

Kata dia, untuk memastikan kemampuan dan kesiapan dalam kepemimpinan, dirinya sudah bertemu langsung dengan sosok Azhari di Kolaka. Bahkan, mereka sempat melakukan ritual adat menurut kepercayaan masyarakat Buteng hanya untuk memastikan kematangan Pak Doktor.

Baca juga: Amankan Pilkada, Satu SST Brimob Tiba di Muna

"Saya ini bukan mendengar-dengar dari orang lain, tapi saya langsung temui beliau di Kolaka. Hanya saja, apakah beliau siap meninggalkan jabatan rektornya? Beliau jawab, kalau masyarakat yang memanggil, saya akan siap. Sebab kalau saya menolak panggilan masyarakat, maka saya akan dapat bala," tambahnya.

Pada kesempatan itu, lanjutnya, Sang Doktor memberi syarat bila dirinya ingin pulang membangun kampung halaman. Syarat tersebut yakni mengumpulkan KTP masyarakat sebanyak-banyaknya. Apabila syarat tersebut sudah memenuhi syarat dukungan untuk jalur perorangan atau independen, maka dirinya siap pulang kampung. Tapi kalau tidak, dirinya tak akan pulang dan tetap mengemban amanah rektor.

"Jadi beliau ini tak memiliki ego untuk maju di Buteng, kecuali masyarakat menginginkan dia dengan syarat tadi. Jika itu terpenuhi, maka dirinya siap pulang kampung," bebernya.

Sejauh ini, ia sendiri sudah mengumpulkan hampir 5.000 KTP. Semua KTP ini dikumpulkan tanpa ada unsur paksaan apalagi memberikan uang kepada pemilik KTP. Bahkan beberapa masyarakat datang sendiri membawa KTP-nya dengan harapan Pak Doktor pulang kampung.

Baca juga: Anak Hilang di Kali Moramo Ditemukan Selamat

"Tadinya saya berfikir jika target saya hanya dapat mengumpulkan 3.000 dari 5.000. Tapi karena antusias dari masyarakat, alhamdulilah KTP yang terkumpul sudah hampir mencapai target. Bahkan ada yang datang menyerahkan kepada kami secara sembunyi-sembunyi lantaran takut diintimidasi dari pihak-pihak lain," ungkapnya.

Berdasarkan data, Buteng terdiri dari 7 kecamatan dan 77 desa. Jika dihitung secara komulatif, pihaknya dapat memenuhi target syarat perorangan atau independen. Sebab sesuai dengan ketentuan, syarat untuk maju melalui jalur perorangan minimal mengumpulkan 10 persen dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT).

"Untuk syarat jumlah KTP jalur independen di Buteng minimal 8.000 KTP. Tapi Pak Azhari mintanya 25 ribu. Artinya 3 kali lipat dari syarat independen. Alhamdulilah, untuk keseluruhan ini sudah mau mencapai target 25 ribu KTP itu," ungkapnya.

Pada kesempatan itu, dirinya menegaskan bahwa tak memiliki kepentingan politik. Dirinya hanya ingin melihat putra terbaik daerah pulang membangun kampung halaman sesuai keinginan masyarakat. (B)

Reporter: Deni Djohan

Editor: Haerani Hambali

TAG:
Baca Juga