Sikap Hipokrit Negara Barat, Bukti Nyata 'Omong Kosong' HAM

Sri Rahayu, telisik indonesia
Sabtu, 28 Oktober 2023
0 dilihat
Sikap Hipokrit Negara Barat, Bukti Nyata 'Omong Kosong' HAM
Sri Rahayu, pegiat literasi. Foto: Ist.

" Angka korban jiwa yang tewas dari sisi Palestina yang dilaporkan oleh kementrian kesehatan, sejak 7 Oktober telah mencapai 2.670 orang dan setidaknya 9.600 orang terluka "

Oleh: Sri Rahayu

Pegiat Literasi

?KONFLIK antara Palestina dan Israel masih terus terjadi. Korban terus berjatuhan dari kedua belah pihak. Angka korban jiwa yang tewas dari sisi Palestina yang dilaporkan oleh kementrian kesehatan, sejak 7 Oktober telah mencapai 2.670 orang dan setidaknya 9.600 orang terluka (CNBCIndonesia, 16/10/2023).

?Solidaritas disuarakan umat Islam di berbagai negeri untuk mendukung Palestina. Aksi demontrasi bela Palestina dan kecam Israel diantaranya berlangsung di Yaman, Maroko, Pakistan dan Istanbul, Turki.

“Mereka telah mengusir orang-orang dari rumah mereka selama bertahun-tahun. Sekarang mereka tak membunuh orang satu per satu hari demi hari, tapi mereka membunuh orang secara massal.” Kata salah satu pengunjuk rasa bernama Bayram Atabey.

Tak ketinggalan Indonesia sebagai negeri muslim terbesar di dunia, juga menggelar aksi bela Palestina dengan mengambil tajuk “Indonesia Turun Tangan Bantu Palestina”. Aksi diselenggarakan di berbagai wilayah diantaranya Yogyakarta, Solo, Sumatera Utara, Semarang dan Makassar.

?Selain itu, dukungan juga datang dari masyarakat di belahan bumi barat. Ribuan massa pro Palestina berdemo di Ibu kota Amerika Serikat, Washington. Mereka meneriakkan “Bebaskan Palestina”.

Sementara itu, di Inggris aksi demostrasi terjadi di Manchester, London, Edinburgh, Glasgow Skotlandia. Aksi dukung Palestina ini berlangsung di tengah peringatan Polisi bahwa siapapun yang menunjukkan dukungannya terhadap kelompok bersenjata Hamas dapat ditangkap (CNBCIndonesia, 16/10/2023).

Sikap Hipokrit Negara Barat

?Di tengah gelombang dukungan masyarakat dunia terhadap Palestina, sikap sebaliknya ditunjukkan oleh pemimpin negara-negara barat. Sungguh munafik, sikap pemimpin Negara-negara ini sangat bertolak belakang dengan sikap mereka dalam menghadapi konflik Rusia-Ukraina tahun 2022 silam.

Baca Juga: Cina, Malaikat Penyelamat Resesi RI

Ketika Rusia melancarkan agresi militer ke wilayah Ukraina, pemimpin negara-negara ini tampil bak pahlawan. Berteriak lantang atas nama HAM, mengecam dengan keras tindakan Rusia atas penyerangan tersebut.

Amerika Serikat misalnya, tampil di garda terdepan membela mati-matian Ukraina. AS bahkan memberikan bantuan paket senjata kepada Ukraina untuk memenangkan perang melawan Rusia.

Tapi, mengapa dalam konflik Palestina-Israel, AS tidak memberikan pembelaan sedikitpun terhadap Palestina sebagai pihak yang terzalimi. Presiden AS, Joe Biden justru mengecam Hamas dan memberikan dukungan penuh terhadap Israel.

Dukungan AS terlihat jelas melalui banyaknya bantuan militer yang telah diberikan AS kepada Israel. AS bahkan telah mendukung Israel sejak dideklarasikannya Negara Zionis ini pasca perang dunia II dan menjadi mitra dagang utama bagi Israel.

?Sikap yang sama juga ditunjukkan oleh Uni Eropa. Dalam konflik Rusia-Ukraina, Ketua Uni Eropa, Ursula Van dor Leyen bahkan tak segan menyebut Rusia sebagai teroris. Lantas, mengapa dalam konflik Palestina-Israel, Ursula justru memihak Israel dan menyebut hamas sebagai teroris, padahal serangan yang dilakukan oleh Hamas sejatinya adalah bentuk bela diri dan balasan atas pendudukan Israel selama ini.

Setali tiga uang, Presiden Prancis, Emmanuel Macron pun berdiri bersama Ukraina dan menyatakan bahwa Rusia telah melakukan kejahatan perang. Tapi tak pernah sekalipun menyebut Israel sebagai penjahat perang. Emmanuel Macron bahkan berjanji akan memberikan perlindungan terhadap seluruh warga Yahudi dan melarang rakyatnya melakukan demontrasi pro Palestina, sungguh ironis.

Baca Juga: Liberalisasi Pergaulan Akibatkan Penyakit Sifilis Meningkat

Sikap hipokrit yang ditunjukkan oleh pemimpin negara-negara Barat ini justru menjadi bukti nyata bahwa HAM yang mereka propagandakan sebagai nilai-nilai luhur yang harus dijaga hanya omong kosong belaka. Standar ganda dalam penerapan HAM jelas hanya berpihak kepada Barat dan pendukungnya. Hal ini semakin mengkonfirmasi kebencian dan permusuhan mereka selama ini terhadap Islam dan kaum muslimin.

Stop berharap kepada Barat, wujudkan persatuan umat

Sebagaimana firman Allah SWT. dalam Surat Ali Imran ayat 118 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil teman kepercayaan orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu.

Mereka menyukai apa yang menyusahkanmu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang mereka sembunyikan dalam hati mereka jauh lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat Kami, jika kamu memahaminya”.

Maka sudah saatnya umat Islam berhenti  berharap dan meminta bantuan kepada Barat dan lembaga-lembaga internasional  dalam menyelesaikan persoalan Palestina. Hanya persatuan umat melalui tegakknya Khilafah yang akan mewujudkan pembebasan Palestina.

Di bawah komando seorang Khalifah, pasukan kaum muslimin akan dikerahkan untuk jihad fii sabilillah, mengusir penjajah Israel dan pendukungnya dari tanah para Nabi. Menghapus duka, air mata, dan mengembalikan Palestina ke pangkuan umat Islam. Birruh, biddam, nafdika ya Aqsha. (*)

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel Terkait
Baca Juga