Sumatera Utara Kagumi Toleransi di Nusa Tenggara Timur

Berto Davids, telisik indonesia
Selasa, 08 November 2022
0 dilihat
Sumatera Utara Kagumi Toleransi di Nusa Tenggara Timur
FKUB Deli Serdang Sumatera Utara saat melakukan studi banding tentang toleransi di Nusa Tenggara Timur. Foto: Ist.

" Provinsi Nusa Tenggara Timur bisa dibilang berada pada posisi teratas indeks kerukunan di Indonesia "

KUPANG, TELISIK.ID - Provinsi Nusa Tenggara Timur bisa dibilang berada pada posisi teratas indeks kerukunan di Indonesia.

Betapa tidak, ikatan kekerabatan yang kuat, menjaga kearifan lokal dan kultur saling menghargai dan menghormati antar suku dan agama menjadi faktor penting tingginya kerukunan dan toleransi.

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara sampai berkunjung ke Nusa Tenggara Timur untuk belajar kerukunan antar umat beragama.

FKUB Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara melakukan studi banding karena mengagumi kerukunan umat beragama provinsi ini. Itu telah terbukti dengan indeks toleransi atau kerukunan umat beragama tertinggi di Indonesia.

Baca Juga: Desk Pilkades Muna Digoyang, Rustam Tegaskan Tak Pengaruhi Tahapan

"Kami kagum dengan kerukunan di Nusa Tenggara Timur. Baru sedikit informasi yang kami dapatkan tetapi sudah kagum, maka kami ingin informasi lebih tentang kerukunan Nusa Tenggara Timur," ungkap Ketua FKUB Deli Serdang Sumut, H. Waluyo, Selasa (8/11/2022).

Waluyo menyebut, pihaknya sangat antusias mengenai kondisi fundamental perawatan umat beragama di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk mereka pelajari.

"Kami tidak salah memilih Nusa Tenggara Timur untuk belajar lebih banyak di sini tentang toleransi," ujarnya.

Sementara itu, pengurus FKUB Nusa Tenggara Timur, Sisilia Sona, dalam kesempatan tersebut bersama Ketua FKUB Nusa Tenggara Timur, Dr Yuliana Salosso turut memberikan wawasan kerukunan agama.

"Sejak tahun 2000-an tidak ada konflik serius mengenai agama," tambah Sisilia yang juga mantan Kepala Kesbangpol Nusa Tenggara Timur.

Nusa Tenggara Timur sebagai Indonesia mini dengan berbagai suku dan agama, kata dia, sedangkan toleransi yang tinggi telah menjadi bagian dari kultur masyarakat yang saling menghargai dan melengkapi juga melekat dari antara warga.

"Ini menjadi hal wajar bagi kami hidup berdampingan dan berbeda-beda dengan saling menghargai. Kita bersebelahan dalam keseharian dan saling mengadakan acara atau silaturahmi satu sama lain," ungkapnya.

Kultur masyarakat Nusa Tenggara Timur yang toleran sudah sangat mengakar dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak ada pembedaan seperti mencari tempat tinggal, tempat kerja maupun sekolah berdasarkan latar belakang agama.

Baca Juga: Anggaran Pengawasan Minim, Nelayan Bebas Bom Ikan di Perairan Wakatobi

Ia juga menjelaskan, pemerintah di NTT sendiri sering berkomunikasi dengan semua pemimpin agama maupun melibatkan semua pemimpin agama dalam berbagai kegiatan untuk masyarakat.

"Ada kearifan lokal dan masalah agama tidak menjadi persoalan serius. Pemerintah membangun komunikasi dengan pemimpin agama dan ada kerjasama pemerintah dan pemimpin agama untuk pelaksanaan program, pemimpin agama bisa menyampaikan tentang kerukunan di wilayah masing-masing," tandasnya.

Pendekatan penyelesaian juga dilakukan dengan memegang simpul-simpul masyarakat yakni tokoh kunci di tiap agama, membangun komunikasi dengan tokoh pemuda inter dan antar agama karena menjadi sumber informasi bagi pemerintah dan FKUB. (B)

Penulis: Berto Davids

Editor: Kardin

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga