Suryaningsih, Perempuan yang Meniti Karier Perbankan dari Nol hingga Pimpin BPR Bahteramas Kendari
Ana Pratiwi, telisik indonesia
Jumat, 17 Oktober 2025
0 dilihat
Direktur Utama BPR Bahteramas Kota Kendari, Suryaningsih. Foto: Ist
" Di balik sosok tenangnya, Suryaningsih menyimpan kisah perjalanan panjang tentang ketekunan, kerja keras dan ketulusan "

KENDARI, TELISIK.ID - Di balik sosok tenangnya, Suryaningsih menyimpan kisah perjalanan panjang tentang ketekunan, kerja keras dan ketulusan. Baginya, dunia perbankan bukan sekadar profesi, tapi ruang pengabdian yang mengajarkan arti kejujuran dan tanggung jawab.
“Bekerja itu harus dengan hati. Kalau ikhlas, setiap tantangan pasti ada jalan keluarnya,” ucapnya pelan namun mantap, seolah mengulang mantra yang menuntunnya melewati setiap fase hidup, Jumat (17/10/2025).
Suryaningsih tumbuh dalam kesederhanaan, diasuh oleh seorang ibu single Parent yang membesarkannya seorang diri dengan penuh keteguhan. Dari sosok ibunya, ia belajar arti ketabahan dan kerja keras nilai yang kelak menuntunnya menjadi pribadi yang kuat dan pantang menyerah.
Ia sempat menunda kuliah selama tiga tahun karena keterbatasan ekonomi. Sementara teman-teman sebayanya mulai menapaki dunia perkuliahan, ia justru bekerja untuk membantu keluarga.
Baru pada 2005, ia berhasil melanjutkan pendidikan di Jurusan Akuntansi melalui program ekstensi sambil bekerja di Telkomsel. Di sela kesibukan itu, minatnya terhadap dunia keuangan makin tumbuh.
“Saya selalu penasaran bagaimana sistem perbankan bekerja. Dari situ muncul tekad, suatu hari saya harus bisa terlibat langsung di dunia itu,” kenangnya.
Kesempatan itu datang pada 2009, saat Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara bersama Bank Indonesia membuka BPR Bahteramas. Meski belum memiliki sertifikasi perbankan dan ijazah yang lengkap, Suryaningsih nekat mendaftar.
Baca Juga: Model Cilik Asal Kendari Zayyanah Dzatil Izzah Harumkan Indonesia di Paris Fashion Week 2025
“Waktu itu saya hanya bermodal semangat dan keyakinan. Saya pikir, kalau tidak mencoba, saya tidak akan tahu kemampuan saya sampai di mana,” katanya tersenyum.
Usahanya tak sia-sia. Ia lolos hingga tahap akhir dan mendapatkan kepercayaan untuk mengikuti pelatihan serta sertifikasi profesional dari lembaga Sertifikasi dan training dari Bank Indonesia tentang perbankan kala itu, Sejak saat itu, jalannya di dunia perbankan terbuka lebar.
Perjalanan kariernya dimulai di BPR Bahteramas Konawe Selatan sebagai Direktur Operasional pada 2011. Dua tahun kemudian, ia dipercaya menjadi Direktur Utama BPR Bahteramas Kolaka, di mana ia ikut merintis kantor baru dan membangun sistem manajemen dari awal.
Pada 2020, ia kembali ke Kota Kendari dan menjabat sebagai Direktur Utama BPR Bahteramas Kota Kendari. Semua jabatan itu ia raih bukan karena penunjukan semata, tetapi melalui serangkaian fit and proper test Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Empat kali saya ikut fit and proper test. Setiap tahap punya tantangan sendiri, tapi semuanya saya jalani dengan niat belajar dan memperbaiki diri,” ujarnya.
Dalam memimpin, Suryaningsih menempatkan hati sebagai pusat dari setiap keputusan. Ia bukan tipe pemimpin yang kaku, tetapi tegas dalam menjaga profesionalitas.
“Saya berusaha merangkul tim, menjaga komunikasi, dan memisahkan urusan pribadi dari pekerjaan. Kalau kita adil dan transparan, orang akan menghargai kita,” tuturnya.
Sebagai perempuan di posisi puncak perbankan, ia tak menampik adanya tantangan terutama soal waktu dan mobilitas. Namun, ia percaya kelebihan perempuan justru ada pada kemampuan menata dan mengelola.
Di luar karier, Suryaningsih menjalani kehidupan rumah tangga yang sederhana bersama sang suami. Ia bersyukur atas setiap perjalanan yang dijalani dan memilih untuk tetap fokus pada tanggung jawab serta amanah yang diemban.
“Setiap orang punya waktu masing-masing. Yang penting kita jalani dengan ikhlas,” katanya lembut.
Sebagai pimpinan, waktu luangnya sangat terbatas. Telepon hampir tak pernah mati karena laporan nasabah bisa datang kapan saja. Tapi ia menjalaninya tanpa keluhan.
“Begitu memilih amanah ini, saya sudah siap bekerja kapan pun dibutuhkan,” tambahnya.
Dari sang ibu, Suryaningsih mendapat pelajaran paling berharga “Jangan ambil yang bukan milikmu, jangan iri dengan kebahagiaan orang lain.”
Kalimat sederhana itu menjadi prinsip hidupnya, terutama di dunia keuangan yang penuh godaan. “Prinsip itu membuat saya tetap teguh. Bekerja jujur itu mungkin tidak cepat kaya, tapi hati tenang,” ungkapnya.
Kepada generasi muda, Suryaningsih berpesan agar belajar menabung sejak dini dan tidak mudah tergoda oleh gaya hidup konsumtif.
“Sekecil apa pun pendapatan, sisihkan untuk ditabung. Jangan mudah tergiur belanja daring atau pinjaman online. Sekali terjerat, sulit keluar,” pesannya tegas.
Baca Juga: Kisah Tukang Kunci yang Bertahan di Tengah Gempuran Teknologi
Ia menekankan, kedisiplinan finansial adalah bekal utama menghadapi masa depan. “Pada akhirnya, saat kesulitan datang, bahkan keluarga pun belum tentu bisa membantu. Hanya tabungan dan kerja keras diri sendiri yang bisa menolong,” ujarnya.
Lebih dari satu dekade berkarya di dunia perbankan daerah, Suryaningsih belajar bahwa kepemimpinan bukan soal jabatan, melainkan soal ketulusan dan kepercayaan.
“Selama kita bekerja dengan hati, profesional, dan penuh rasa syukur, setiap jalan yang sulit akan menemukan arah terbaiknya,” tutupnya penuh makna.
Penulis: Ana Pratiwi
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS