Tingkatkan Produksi Olahan Kakao Disbunnak Kolaka Utara Datangkan Mesin Skala Bisnis

Muh. Risal H, telisik indonesia
Selasa, 21 Maret 2023
0 dilihat
Tingkatkan Produksi Olahan Kakao Disbunnak Kolaka Utara Datangkan Mesin Skala Bisnis
Kadis Disbunnak Kolaka Utara, Ismail Mustafa bersama konsultan kakao center, Rusmadi. Foto: Muh Risal H/Telisik

" Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kolaka Utara terus berupaya melakukan terobosan baru untuk meningkatkan hasil produksi olahan kakao setengah jadi "

KOLAKA UTARA, TELISIK.ID - Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kolaka Utara terus berupaya melakukan terobosan baru untuk meningkatkan hasil produksi olahan kakao setengah jadi.

Salah satunya dengan mendatangkan mesin baru skala bisnis yang diproyeksi mampu memproduksi olahan kakao setengah jadi hingga 10 ton per hari.

Mesin raksasa tersebut kini berada di kawasan pengolahan kakao Kolaka Utara atau lebih dikenal dengan sebutan kakao center yang terletak di Balosi, Desa Ponggiha, Kecamatan Lasusua.

Baca Juga: Sempat Sengketa, BKAD Akui Sebagian Lahan Tanjung Tobaku Milik Pemda Kolaka Utara

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kolaka Utara, Ismail Mustafa menuturkan, pihaknya mendatangkan mesin berkapasitas besar karena mesin pertama hanya mampu memproduksi olahan kakao skala kecil atau rumahan. 

Salah satu mesin pengolahan kakao setengah jadi skala bisnis yang saat ini berada di kawasan pengolahan kakao (kakao center) Desa Ponggiha, Kecamatan Lasusua. Foto: Muh Risal H/Telisik

 

"Mesin dulu kapasitasnya hanya untuk produksi skala rumahan. Paling bisa mengelola 100 kilogram bahan baku kakao," terangnya, Selasa (20/3/2023).

Mesin yang didatangkan langsung dari Kabupaten Jember, Jawa Timur seharga Rp 6 miliar lebih itu, katanya, mampu menghasilkan berbagai produk olahan kakao setengah jadi yang dulunya tidak mampu dihasilkan mesin lama.

Salah satunya, olahan kakao dalam bentuk nips, coklat bubuk (cacao powder), bahkan mempu memproduksi lemak atau minyak kakao.

"Semua itu nantinya bisa diproduksi di kakao center tergantung permintaan pasar atau buyer termasuk biji kakao fermentasi dan non fermentasi," jelasnya.

Untuk menghasilkan olahan kakao yang sesuai standar dan keinginan pembeli, Disbunnak Kolaka Utara menggandeng konsultan merangkap teknisi dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar yang memahami betul alur ekspor kakao ke negara luar.

Mesin pembuat kakao setengah jadi dalam bentuk nips. Foto: Muh Risal H/Telisik

 

"Beda negara, beda standar karena itu kami menggandeng konsultan sekaligus teknisi dari Unhas agar kualitas bagus dan pembeli dari negara luar tertarik untuk membeli," bebernya.

Saat ini lanjutnya, pihaknya tengah melakukan identifikasi mesin baru sambil menunggu tambahan daya listrik untuk pengoperasian mesin tersebut. Jika daya sudah terpenuhi maka mesin dapat berproduksi.

"Mesin kapasitas besar ini membutuhkan daya di atas 100.000 Watt, sementara sudah kita penuhi 70.000 Watt. Sisanya 35.000 Watt akan dipenuhi secepatnya. Anggarannya sudah siap yakni Rp 100 juta," ujarnya.

Sementara itu, konsultan sekaligus teknisi dari Unhas, Rusmadi optimis dengan mesin baru itu yang bakal mampu memenuhi permintaan pasar luar negeri.

"Tahun lalu Dinas Perkebunan dan Peternakan sudah ekspor perdana 1 ton. Itu di luar dari permintaan lokal, sebenarnya tahun lalu juga ada pembeli yang menginginkan kakao fermentasi sebanyak 8 ton hanya tidak bisa dipenuhi," ungkap dia.

Baca Juga: 4 Persoalan Bayangi Perjalanan Pembangunan Kolaka Utara 2024

Hal itu disebabkan waktu yang diberikan pembeli cukup singkat kurang dari satu bulan, sementara waktu itu stok kakao fermentasi di gudang kosong.  

"Rugi juga sebenarnya. Sekarang buyer saya itu beralih ke Thailand," imbuhnya.

Rusmadi berharap kehadiran mesin baru itu dapat menarik pembeli dari luar serta adanya jaminan modal dari pihak bank, sehingga mampu memproduksi stok kakao fermentasi maupun setengah jadi. (B-Info)

Penulis: Muh. Risal H

Editor: Kardin 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga