Trump Ubah Arah, Tegur Israel Hentikan Bom di Gaza dan Nego Hamas Barter Sandera
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Sabtu, 04 Oktober 2025
0 dilihat
Seorang warga Palestina yang ditawan dan telah dibebaskan (kiri) memeluk keluarganya di Kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, pada 27 Februari 2025. Foto: Rizek Abdeljawad/Xinhua
" Suasana politik dunia mendadak memanas setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendesak Israel untuk segera menghentikan pengeboman di Gaza "

WASHINGTON, TELISIK.ID — Suasana politik dunia mendadak memanas setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendesak Israel untuk segera menghentikan pengeboman di Gaza.
Seruan itu disampaikan beberapa jam setelah Hamas menyatakan kesediaan prinsip untuk membebaskan para sandera Israel dalam kerangka kesepakatan yang diajukan Washington.
Dalam pernyataannya pada Jumat (3/10/2025), Trump memberi tenggat waktu hingga Minggu (5/10/2025) pukul 18.00 waktu setempat bagi Hamas untuk menerima “rencana 20 poin” yang ia usulkan sebagai jalan keluar dari konflik panjang di Gaza.
Baca Juga: Darurat di Sudan Barat, 73 Balita dan 22 Lansia Tewas Kelaparan di Kamp Pengungsi
“Jika Hamas tidak menerima rencana ini, segala neraka akan melanda mereka,” tegas Trump dalam pernyataan yang dikutip sejumlah media AS.
Rencana tersebut mencakup penghentian operasi militer Israel, pembebasan sandera, serta penarikan pasukan secara bertahap dari Gaza. Sebagai gantinya, Hamas diharapkan menyerahkan pemerintahan wilayah itu kepada badan teknokrat independen Palestina yang akan didukung negara-negara Arab dan Islam.
Beberapa jam setelah ultimatum itu diumumkan, Hamas menyampaikan tanggapan resmi kepada para mediator regional dan internasional. Dalam dokumen tanggapannya, kelompok tersebut menyatakan pada dasarnya menyetujui pembebasan semua sandera Israel, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal, sesuai kerangka pertukaran dalam rencana AS. Hamas juga menyebut siap memulai negosiasi rinci terkait pelaksanaannya.
“Hamas menghargai upaya negara-negara Arab, Islam, dan internasional termasuk Amerika Serikat dalam mengakhiri konflik serta mencegah relokasi warga Palestina,” tulis kelompok itu dalam pernyataannya.
Hamas juga menegaskan bahwa masa depan Gaza dan hak rakyat Palestina akan dibahas secara kolektif, mengacu pada hukum serta resolusi internasional yang berlaku.
Menurut rancangan kesepakatan tersebut, Israel akan menghentikan operasi militer dan mundur ke posisi yang telah disepakati. Dalam waktu 72 jam setelah Israel menerima perjanjian itu secara terbuka, Hamas wajib memulangkan seluruh sandera.
Baca Juga: Penemuan Tengkorak Manusia Naga Yunxian 2 di China Bikin Garis Evolusi Ditulis Ulang
Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan sejumlah tahanan, sedangkan anggota Hamas yang melucuti senjatanya akan mendapatkan amnesti atau jaminan keluar dengan aman dari Gaza.
Langkah diplomatik ini menandai perubahan nada dari Washington, yang selama beberapa bulan terakhir lebih condong membela posisi Israel.
Namun desakan Trump kali ini dianggap sebagai upaya menyeimbangkan tekanan internasional sekaligus membuka ruang bagi gencatan senjata yang lebih permanen di wilayah konflik tersebut. (SHN)
Penulis: Ahmad Jaelani
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS