Usaha Pariwisata Bisa Jadi Percontohan Pelaksanaan Sadar Lingkungan

Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Jumat, 29 Juli 2022
0 dilihat
Usaha Pariwisata Bisa Jadi Percontohan Pelaksanaan Sadar Lingkungan
DLH Sultra saat melakukan pembersihan di lingkungan Eks MTQ Kendari. Foto: Dok. Facebook Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Tenggara.

" DLH Sultra mendorong para pelaku usaha pariwisata untuk terlibat aktif ikut menjadi garda terdepan dalam mensosialisasikan sadar lingkungan "

KENDARI, TELISIK.ID – Salah satu program Dinas LIngkungan Hidup (DLH) Sulawesi Tenggara (Sultra) adalah mensosialisasikan sadar lingkungan di berbagai tempat, khususnya di lokasi wisata.

Untuk mensukseskan program tersebut, DLH Sultra mendorong para pelaku usaha pariwisata untuk terlibat aktif ikut menjadi garda terdepan dalam mensosialisasikan sadar lingkungan.

Pada umumnya, kesadaran lingkungan merupakan upaya kesadaran untuk mengarahkan sikap dan pengertian masyarakat terhadap pentingnya lingkungan yang bersih, sehat dan sebagainya.

Plt Kepala DLH Sultra, Ir. H. Ansar, M.Si mengatakan, pemerintah melalui DLH selalu melakukan sosialisasi mengenai sadar lingkungan di berbagai tempat, termasuk di lokasi kegiatan usaha seperti tempat wisata dan lainnya.

Apalagi saat ini, kata dia, pihaknya menargetkan tempat wisata di Kota Kendari dijadikan sebagai pusat percontohan dalam pelaksanaan sadar lingkungan.

Kawasan jembatan Bungkutoko yang menjadi tempat wisata masyarakat Kendari dan sekitarnya. Foto: Ist.

 

"Kami selalu mengingatkan dan mensosialisasikan kepada masyarakat agar selalu memperhatikan kebersihan lingkungan di sekitar tempat mereka berada, dan kami juga mengingatkan kepada pengelola tempat wisata untuk menyediakan fasilitas berupa tempat sampah, baik itu organik dan non organik," kata Ansar, belum lama ini.

Baca Juga: DLH Sultra Ajak Pelaku Usaha Terlibat Aktif Jaga Lingkungan

Lebih lanjut, ia mengajak kepada para pelaku usaha pariwisata untuk memasang spanduk atau baliho yang berisi tentang mengajak masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan.

"Kami juga meminta pengelola wisata untuk memiliki spanduk atau baliho mengenai sadar dan peduli lingkungan di tempat yang mereka kelola," lanjutnya.

Ia juga menjelaskan, DLH Sultra sudah upayakan penyediaan tempat sampah di beberapa titik wisata, hanya saja belum memberikan pengaruh besar terhadap sosialisasi sadar lingkungan.

Selain itu, Untung Ratu melanjutkan, seringkali kendala yang dialami sebagian perusahaan dalam menjalankan usaha belum mengetahui cara menjalankan usaha agar sesuai dengan dokumen lingkungannya.

“Biasanya juga ada pelaku usaha mau melakukan apa yang tertuang dalam dokumen lingkungan, tapi mereka tidak tahu caranya. Makanya kita berikan pemahaman sehingga usahanya bisa berjalan seimbang, antara usaha dengan stabilitas ekonomi masyarakat yang ikut merasakan keberadaan perusahaan tersebut,” katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Penataan dan Peningkatan Kapasitas DLH Sultra, Untung Ratu, ST. M.Si mengatakan, dalam melakukan pengawasan lingkungan pihaknya melakukan pemetaan di setiap daerah terhadap para pelaku usaha yang memiliki izin lingkungan.

Baginya, dengan adanya pemetaan tersebut pihak DLH bisa melakukan pengawasan dengan mudah dan maksimal. Karena sebagai abdi negara khususnya di bidang lingkungan, kata dia, pihaknya terus melakukan pengawasan terhadap perusahaan-perusahaan yang dapat memberikan dampak pada lingkungan, salah satunya usaha pariwisata.

Baca Juga: Jelang Muswil KAHMI Sultra, Panitia Ziarah Makam La Ode Kaimuddin

Dimana kata dia, untuk kegiatan usaha penambangan dominan terdapat di Kabupaten Konawe, Konawe Utara, dan Kolaka. Sementara kegiatan usaha bidang industri dan jasa banyak di Kota Kendari.

“Sedangkan di Wakatobi lebih ke pariwisata dan Konawe Selatan sebagian besar pertanian dan perkebunan,” katanya kepada Telisik.id, belum lama ini.

Lebih lanjut ia menambahkan, dalam pengawasan terhadap pengelolaan lingkungan ini setiap bidang usaha berbeda pendekatannya, baik di bidang pertambangan, perkebunan, pertanian, pariwisata, industri dan sebagainya.

“Intinya, semua indikator dan pengawasannya berbeda satu dengan yang lain setiap bidang usaha,” ujarnya. (B-Adv)

Penulis: Fitrah Nugraha

Editor: Kardin

TAG:
Baca Juga