Wanita Ini Jadi Mualaf Gegara Lumpia

Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Sabtu, 08 Juli 2023
0 dilihat
Wanita Ini Jadi Mualaf Gegara Lumpia
Maya Wallace menjadi mualaf gegara ditawari lumpia oleh temannya yang beragama Islam, padahal ia sendiri tak berpuasa. Ia terkesan pada kebaikan sahabat Muslimnya. Foto: Kolase

" Maya Wallace terkesan ketika sahabat Muslimnya menawarkan spring roll (sejenis lumpia) kepada dirinya yang tidak berpuasa "

GLASGOW, TELISIK.ID - Gadis kelahiran Kota Glasgow, Skotlandia, bernama Maya Wallace, memeluk Islam pada 2009 silam. Sebelum benar-benar yakin terhadap agama Islam, Maya adalah seseorang yang tidak memiliki agama. Ia tumbuh dalam lingkungan keluarga yang tidak menganut agama apa pun sehingga tidak ada kitab suci agama mana pun di rumahnya.

Saat duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA), Maya berkeinginan mengenal agama. Dalam sebuah video, ia mengatakan perlu menemukan jawaban berbagai pertanyaan yang mengganggunya sejak kecil.

"Saat itu aku memiliki hasrat untuk mendapatkan beberapa jawaban. Bukan karena ingin memeluk sebuah agama, bukan karena ingin menjadi pemeluk Kristen, Sikh, atau Katolik," ujar Maya, seperti dikutip dari Okezone.com.

Sayangnya, Maya tidak mendapatkan jawaban yang membuatnya puas. Ketika SMA, Maya belum mengenal ajaran Islam karena di sekolahnya tidak ada pengajar yang memiliki pengetahuan tentang Islam. Hal ini tidak masalah bagi Maya karena menurutnya Islam itu bukanlah ajaran yang benar.

Maya bahkan menganggap Islam sebagai agama biadab dan para penganutnya dianggap sinting. Dalam pikiran Maya ketika itu, penganut Islam gemar meneror orang tak berdosa dan suka meledakkan bangunan alias teroris.

Baca Juga: Ujung Oppa jadi Mualaf Setelah Dengar Selawat dari Sabyan Gambus

Kebencian Maya terhadap Islam tentunya tidak pernah sedikitpun membuat Maya berpikir untuk masuk Islam. Sebagai seorang remaja pada umumnya di Skotlandia, Maya punya kebiasaan mengonsumsi alkohol dan juga pergi ke klub malam.

Dilansir dari Celebrities.id, perjalanan Maya menuju islam dimulai pada 2005. Maya yang bekerja di sebuah call center dipertemukan dengan pegawai lain yang mayoritas adalah orang-orang Pakistan beragama Islam.

Persahabatan antara Maya dan teman-teman muslimnya mulai terjalin. Maya melihat mereka tidak seperti apa yang telah ia bayangkan sebelumnya mengenai Islam. Jika dahulu dia memandang Islam sebagai agama yang biadab dan penganutnya dianggap teroris, Maya tidak melihat hal tersebut pada diri teman-temannya.

Mereka bergaul layaknya persahabatan pada umumnya, seperti ke bioskop dan lain-lain. Seiring berjalannya waktu, Maya mulai memperhatikan sikap teman-temannya.

Ramadan tiba, para sahabat Muslim Maya pun berpuasa. Pada suatu ketika, teman-teman Maya hendak buka puasa bersama. Dalam acara buka puasa bersama ini, ada suatu momen yang akhirnya membuat Maya penasaran dengan Islam. 

Maya terkesan ketika sahabat Muslimnya menawarkan spring roll (sejenis lumpia) kepada dirinya yang bahkan tidak berpuasa. Maya lalu dibuat semakin penasaran karena kebaikan para sahabatnya ini. Dia mulai bertanya apa itu Islam dan mengapa teman-temannya begitu baik padanya.

Berawal dari momen tersebut, Maya akhirnya mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait Islam. Para sahabat Maya pun menjawab bukan berdasarkan opini mereka melainkan merujuk pada Al-Qur'an, hadis, sunah Nabi, maupun dalil. Jika mereka tidak tahu jawabannya, mereka akan jujur kepada Maya dan berusaha mencari tahu.

Ia pelan-pelan mengurangi kebiasaan pergi ke klub malam, pakaian yang Maya kenakan juga mulai sopan. Dia bahkan membuang separuh isi lemarinya. Namun Maya masih bimbang karena memeluk islam adalah komitmen seumur hidup.

Baca Juga: Wanita Chindo Asal Kendari Ini Dapat Hidayah Mualaf saat Merantau

Berkali-kali Maya mengumpulkan keberanian untuk memberi tahu sang ibu, tapi dia selalu gagal karena ketakutannya. Maya memiliki keinginan untuk memeluk Islam saat memasuki bulan suci Ramadan.

Akhirnya beberapa pekan sebelum Ramadan, Maya menuntaskan niatnya untuk memberi tahu sang ibu perihal keinginannya masuk Islam.

Ternyata sang ibu menerima dan hanya memberikan pertanyaan mengapa ia ingin masuk Islam. Untungnya tidak terjadi perdebatan panjang karena menurut Maya, keluarganya bukanlah tipe yang gemar mendiskusikan sesuatu secara mendalam.

Restu dari keluarga, terutama ibu, sudah dia kantongi, Maya pun pergi ke Masjid Glasggow Pusat. Di masjid tersebut Maya mengucapkan dua kalimat syahadat dengan suasana penuh haru. (C)

Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga