Warga Pulau Kabaena Terpapar Nikel, Kadar Urine Melebihi Batas Aman
Laode Idris Syaputra, telisik indonesia
Senin, 30 Juni 2025
0 dilihat
Air laut keruh di atas pemukiman masyarakat di Desa Baliara, Kecamatan Kabaena Barat, Kabupaten Bombana, Sultra. Foto: Dok. Walhi Sultra.
" Hasil penelitian menunjukkan kadar logam berat jenis nikel dalam urine warga berkisar antara 4,77 hingga 36,07 mikrogram per liter (µg/L), dengan rata-rata 16,65 µg/L "

BOMBANA, TELISIK.ID - Investigasi Satya Bumi bersama Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengungkap pencemaran lingkungan serius di Pulau Kabaena, Kabupaten Bombana. Sejak ditetapkan sebagai kawasan pertambangan bijih nikel pada 2010, kondisi kesehatan warga setempat dilaporkan terus memburuk.
Hasil penelitian menunjukkan kadar logam berat jenis nikel dalam urine warga berkisar antara 4,77 hingga 36,07 mikrogram per liter (µg/L), dengan rata-rata 16,65 µg/L. Angka ini jauh melebihi ambang batas normal bagi populasi umum yang tercatat hanya 1,11 µg/L, menurut data National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) Amerika Serikat.
Sebagai perbandingan, kadar nikel dalam urine masyarakat di kota-kota besar seperti Beijing dan Shanghai hanya mencapai 3,63 µg/L, dan di komunitas dekat smelter nikel di Norwegia sebesar 3,4 µg/L.
“Artinya, warga Kabaena terpapar nikel 5 hingga 30 kali lebih tinggi dari populasi umum, dan 1,5 hingga 10 kali lebih tinggi dari komunitas yang tinggal dekat industri nikel aktif,” kata Salma Inaz, dari Tim Kampanye Satya Bumi, Senin (30/6/2025).
Baca Juga: Gubernur Sultra Sentil Pemilik Tambang, Ambil Untung tapi Tak Bayar Pajak
Baca Juga: Pemerintah Pusat Bakal Ambil Alih Izin Tambang Galian C dan Tak Libatkan Daerah
Ketua Walhi Sultra, Andi Rahman, mengungkap kadar nikel dalam urine warga Kabaena mendekati, bahkan menyamai, kadar pada pekerja industri nikel. Studi lain mencatat bahwa pekerja di fasilitas pemurnian nikel memiliki kadar rata-rata 53,3 µg/L, dengan ambang batas aman sebesar 12 µg/L.
“Kondisi ini menunjukkan bahwa warga non-pekerja di Kabaena telah terpapar nikel pada tingkat yang secara teoritis sebanding dengan pekerja industri pengolahan nikel,” ujar Andi Rahman.
Temuan ini memperkuat kekhawatiran bahwa aktivitas pertambangan nikel di Kabaena tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga membahayakan kesehatan masyarakat secara sistemik. (B)
Penulis: Laode Idris Syaputra
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS