5 Fakta Hewan Mamalia Berkembang Biak dengan Bertelur

Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Jumat, 28 Oktober 2022
0 dilihat
5 Fakta Hewan Mamalia Berkembang Biak dengan Bertelur
Short-beaked echidna juga dikenal sebagai spiny anteater karena makanannya semut dan rayap, adalah satu dari empat spesies ekidna mamalia yang berkembang biak dengan cara bertelur. Foto: Repro Wikipedia.com

" Tak semua mamalia bertelur. Bahkan hanya beberapa saja hewan ini yang berkembang biak dengan cara bertelur, bukan melahirkan "

KENDARI, TELISIK.ID - Kebanyakan mamalia berkembang biak dengan cara melahirkan. Mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang dicirikan oleh adanya kelenjar susu, neokorteks, rambut, dan tiga tulang di telinga tengah.

Namun tak semua mamalia bertelur. Bahkan hanya beberapa saja hewan ini yang berkembang biak dengan cara bertelur, bukan melahirkan.

Melansir Yoursay.id, hewan mamalia diklasifikasikan menjadi banyak ordo. Mamalia memiliki 29 ordo, tiga ordo terbesar adalah Rodentia (hewan pengerat), Chiroptera (kelelawar), dan Eulipotyphla (landak susu, tikus tanah, celurut, dan sebagainya). Dari banyak ordo hewan mamalia, hanya ordo Monotremata yang berkembang biak dengan cara bertelur.

Dikutip dari Utakatikotak.com, monotremata pada dasarnya adalah mamalia yang bertelur, tetapi namanya didefinisikan oleh pembukaan organ kelamin mereka. Mono berarti ‘satu’ dan treme berarti ‘pembukaan’.

Berikut ini hewan mamalia yang berkembang biak dengan bertelur antara lain:

1. Platipus

Hewan ini merupakan salah satu mamalia yang memiliki paruh seperti bebek. Platipus merupakan monotremata yang berasal dari sungai di Australia timur.

Baca Juga: Ikan Hiu Bisa Tumbuhkan Giginya dalam 24 Jam

Dilansir dari laman Idntimes.com, platipus betina akan menggali liang di dekat sungai dan mengisinya dengan dedaunan lembut sebagai tempat bertelur. Platipus biasanya hanya mengeluarkan dua butir telur, platipus akan menutup lubang sarang dengan kotoran.

2. Western long-beaked echidna

Western long-beaked echidna adalah monotremata asal New Guinea yang memiliki berat hingga 18 kg. Saat diserang, hewan ini cenderung meringkuk menjadi bola untuk melindungi diri sendiri dari pada terlibat dalam serangan. Namun, sebenarnya, western long-beaked echidna memiliki tiga cakar yang kuat dan tajam.

3. Short-beaked echidna

Ekidna moncong pendek, juga dikenal sebagai spiny anteater karena makanannya yaitu semut dan rayap, adalah satu dari empat spesies ekidna yang masih hidup dan satu-satunya anggota dari genus Tachyglossus

Hewan berduri ini berkembang biak dengan bertelur, tidak seperti mamalia lain, ekidna tidak memiliki puting untuk menyusui bayinya. Sebagai gantinya, ekidna betina memiliki kelenjar khusus yang mengeluarkan susu.

4. Eastern long-beaked echidna

Baca Juga: Buku Konseling Perilaku Seks Berisiko pada Remaja, Elna Sari: Seks Tak Seharusnya Pra Nikah

Eastern long-beaked echidna atau ekidna paruh panjang timur dengan nama ilmiah Zaglossus bartoni dapat ditemukan di Papua Nugini. Ekidna ini dapat dibedakan dari ekidna lain dari jumlah cakar di kakinya. Ia memiliki 5 cakar di kaki depan dan 4 di belakang. Echidna ini berada dalam kisaran ukuran sedang, dengan berat sekitar 10 kg. Moncong mereka membentuk sekitar 2/3 panjang kepala mereka.

Hewan ini terdaftar sebagai hewan yang rentan karena perburuan yang berlebihan, dengan perkiraan hanya ada sekitar 10.000 individu yang tersisa.

5. Sir David's long-beaked echidna

Sir David's long-beaked echidna atau yang memiliki nama ilmiah Zaglossus attenborroughi dapat ditemukan di New Guinea. Ini adalah spesies ekidna paling kecil dan sangat mirip dengan ekidna moncong pendek. Namanya diambil sebagai rasa hormat terhadap Sir David Attenborough. Spesies ini tinggal di pegunungan Cyclops di Papua. (C)

Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan

Editor: Haerani Hambali

Baca Juga