Bayi yang Lahir di Masa Pandemi Tunjukkan Perkembangan Kognitif Berbeda
Haidir Muhari, telisik indonesia
Senin, 23 Agustus 2021
0 dilihat
Ibu yang sedang menggendong bayinya. Foto: Repro Jovee.id
" Faktor sosial-ekonomi nampaknya memiliki konsekuensi negatif dari pandemi COVID-19 "
KENDARI, TELISIK.ID - Penelitian terbaru mengungkapkan, bayi yang lahir selama pandemi COVID-19 menunjukkan perkembangan kecerdasan yang berbeda.
Peneliti tersebut dilakukan oleh pakar dari Brown University. Mereka memeriksa data dari studi longitudinal yang sedang berlangsung pada perkembangan otak anak.
Indikator kecerdasan yang diteliti antara lain verbal, non-verbal, dan kognitif. Studi itu menunjukkan bahwa secara signifikan memiliki skor kecerdasan otak (IQ) yang lebih rendah dari bayi yang lahir sebelum pandemi.
Analisis kognitif dilakukan kepada 605 anak yang lahir di Rhode Island, Amerika Serikat (AS). Dikutip dari medRxiv, rata-rata IQ anak usia tiga bulan sampai tiga tahun adalah 79. Padahal bayi yang lahir sebelum pandemi rata-rata berkisar 98,5 hingga 107,3.
"Ini tidak halus sama sekali. Anda biasanya tidak melihat hal-hal seperti itu, di luar gangguan kognitif utama," kata penulis utama studi dan profesor penelitian pediatrik Brown University, Sean Deoni dilansir dari CNBCIndonesia.com.
Faktor yang Mempengaruhi
Penelitian tersebut mempertimbangkan faktor lingkungan, kesehatan mental dan fisik ibu, stimulasi, nutrisi yang didapat bayi, serta pola asuh yang mendukung tumbuh kembang anak.
Lingkungan menjadi faktor yang cukup berpengaruh pada penurunan kecerdasan anak ini. Pembatasan sosial berdampak pada tingkat stres ibu hamil dan kesulitan ekonomi.
Pandemi mengubah lingkungan ibu hamil dan anak-anak yang dilahirkan. Ketakutan menghadiri kunjungan prenatal untuk wanita hamil, termasuk larangan berkerumun menjadi faktor yang meningkatkan stres ibu.
Ibu hamil pada saat pandemi lebih rentan mengalami stres, kecemasan, dan depresi. Hal ini tentu mempengaruhi struktur otak dan konektivitas janin yang mungkin menyebabkan keterlambatan perkembangan kognitif, motorik, dan perilaku.
Dampak ekonomi akibat pandemi juga cukup berpengaruh. Penutupan tempat usaha dan berubahnya status ekonomi mempengaruhi asupan nutrisi untuk anak.
"Faktor sosial-ekonomi nampaknya memiliki konsekuensi negatif dari pandemi COVID-19. Hal ini menjadi faktor utama dari rendahnya IQ bayi yang lahir selama pandemi," ungkap peneliti dikutip dari Suara.com, jaringan Telisik.id.
Baca Juga: Kenali Sindrom Bebek, Gangguan Psikologis yang Biasa Dialami Mahasiswa
Baca Juga: Waspada, Stroke Meningkat di Kalangan Usia Muda Jika Pola Hidup Kurang Gerak
Studi ini juga mengungkap bahwa lebih banyak bayi laki-laki yang terdampak negatif pandemi COVID-19, daripada bayi perempuan. Faktor-faktor lain juga berpengaruh, seperti tutupnya rumah penitipan anak dan perubahan lingkungan kerja.
Selain itu jenjang pendidikan orang tua turut berpengaruh pada temuan tersebut. Anak-anak yang lahir dari ibu dengan gelar sarjana dan pascasarjana mempunyai risiko yang jauh lebih kecil.
Penelitian tersebut menggambarkan bahwa pandemi tidak akan berdampak pada perkembangan kecerdasan bayi selama adanya dukungan keluarga atau sosial, serta kesejahteraan ibu yang diperhatikan.
Semua itu dapat dipahami karena tumbuh kembang anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Otak anak mengalami sejumlah besar pertumbuhan struktural dan fungsional yang didorong oleh faktor genetik dan lingkungan. (C)
Reporter: Haidir Muhari
Editor: Haerani Hambali