Berkunjung ke Wisata Mistis, Taman Batu Tanduna Kepulauan Binongko

Boy Candra Ferniawan, telisik indonesia
Kamis, 10 Juni 2021
0 dilihat
Berkunjung ke Wisata Mistis, Taman Batu Tanduna Kepulauan Binongko
Taman Batu Tanduna di Kecamatan Togo Binongko, Kabupaten Wakatobi. Foto: Ist.

" Taman Batu Tonduna terdiri dari hamparan batu karang berwarna hitam sepanjang 500 meter, terletak diujung paling selatan Pulau Binongko "

WAKATOBI, TELISIK,ID - Binongko adalah pulau di ujung tenggara gugusan Kepulauan Wakatobi. Kepulauan di pusat segitiga karang dunia itu sejak lama dikenal sebagai surga wisata penyelaman.

Kemolekan alam dan kearifan masyarakat yang berpadu dalam harmoni, tersaji di Pulau Binongko. Selain itu ada juga beberapa tempat wisata di wilayah kepulauan ini yang menyimpan misteri. Salah satunya adalah Taman Batu Tanduna.

Taman Batu Tanduna di Kecamatan Togo Binongko, Kabupaten Wakatobi. Foto: Ist.

 

Dilansir dari Butonmagz, Taman Batu Tonduna adalah sebuah kawasan yang terdiri dari hamparan batu karang berwarna hitam sepanjang 500 meter, terletak diujung paling selatan Pulau Binongko.

Baca Juga: 5 Benteng di Kepulauan Binongko Ini Menyimpan Peninggalan Sejarah

Masyarakat setempat menyebutnya sebagai ‘Batu Angus’. Yang menakjubkannya lagi, di tempat ini terdapat mercusuar tua serta batu-batu karang yang bahkan sebesar mobil seperti tertata di perbukitan yang berbatasan dengan pantai.

Di atas bukit inilah dahulu  terdapat sebuah desa bernama Desa Pimpi. Desa ini dikelilingi oleh  benteng yang terbuat dari batu karang untuk melindungi desa dari para perompak.

Konon, tembok benteng setinggi 150 centimeter tersebut untuk melindungi masyarakat dari perompak. Namun sejak 1960-an, permukiman tersebut tiba-tiba ditinggalkan begitu saja oleh penduduknya dan akhirnya menjadi Desa Mati.

Baca Juga: 4 Alasan Kamu Wajib Berwisata ke Pulau Sawa Wakatobi

Taman Batu Tanduna di Kecamatan Togo Binongko, Kabupaten Wakatobi. Foto: Ist.

 

Menurut cerita yang beredar, ada dua alasan Desa Pimpi ini ditinggalkan oleh penduduk pada saat itu, yaitu adanya wabah penyakit yang menyerang desa sehingga banyaknya kematian, dan masyarakat setempat yang tidak tahan akan kekejaman belanda.

Hingga saat ini taman ini dikeramatkan oleh warga setempat serta tidak sembarang orang  boleh mendekatinya. Apalagi  tidak jauh dari taman batu ini terdapat sebuah muara yang konon katanya ada penunggunya yaitu seekor buaya putih. (B)

Reporter: Boy Candra Ferniawan

Editor: Haerani Hambali

Baca Juga