Bertahun-tahun Menjerit, Pedagang Pasar Sentral Wua-Wua Tunggu Kebijakan Pemerintah
Musdar, telisik indonesia
Jumat, 12 Februari 2021
0 dilihat
Kondisi pasar sentral Wua-wua yang sepih pembeli. Foto: Musdar/Telisik
" Mereka pindah di pasar panjang. Alasannya karena sepi. Memang di sini nda ada ramainya, mau tanggal muda, tanggal tua, semua sama. "
KENDARI, TELISIK.ID – Nasib sejumlah pedagang di Pasar Sentral Wua-Wua Kota Kendari masih menjerit hingga saat ini.
Bagaimana tidak, menjamurnya pasar ilegal di Kendari membuat pengunjung di pasar itu menepi.
Masyarakat diduga lebih suka membeli di lapak pedagang kaki lima (PKL) yang membuka lapak di pinggiran pasar dibanding belanja di dalam gedung mewah yang diresmikan oleh Wali Kota Kendari, Asrun pada 1 November 2016 lalu.
Selama ini pula, pedagang tidak pernah tinggal diam, mereka sudah berulangkali mengadukan kondisi pasar yang sepi ke Pemerintah Kota maupun DPRD. Rencana penertiban itu lalu disuarakan.
Hanya saja setelah lima tahun berlalu, hingga saat ini, pasar panjang tak kunjung ditertibkan, PKL pun semakin menjamur. Pada akhirnya, pedagang hanya punya dua pilihan, pindah atau bertahan.
Berdasarkan pantauan Telisik.id, beberapa los di pasar itu kini tak lagi berpenghuni. Los ikan dan ayam misalnya, bangunannya berdebu, gelap, seperti lorong-lorong hantu.
Baca juga: Lubang Kuburan Jenazah COVID-19 di TPU Kendari Sisa Lima, Petugas Butuh Alat Berat
Pasar Wua-Wua nampak begitu sepi, hampir tidak ada pembeli yang datang, penjual pun terlihat tidur-tiduran karena kondisi pengunjung yang sepi.
Seorang pedagang Pasar Sentral Wua-Wua yang tidak ingin disebut namanya mengaku bahwa ia tak bisa berbuat banyak, ketika para pedagang kompak meninggalkan losnya di pasar itu, sedangkan ia memilih untuk tetap bertahan.
“Mereka pindah di pasar panjang. Alasannya karena sepi. Memang di sini nda ada ramainya, mau tanggal muda, tanggal tua, semua sama,” katanya kepada Telisik.id sat ditemui di lokasi pasar, Jumat (12/2/2021).
Alasannya memilih bertahan, selain sudah lebih sepuluh tahun menjual di kawasan itu, ia juga sangat berharap ada solusi yang dihadirkan pemerintah. Dimana harapannya seperti sebelum-sebelumnya, yaitu pasar panjang dan PKL ditertibkan.
“Kalau tidak adami pasar panjang, tidak adami penjual ikan di sana, otomatis di sini ramai,” ungkapnya.
Lebih lanjut, lelaki parubaya ini kembali menyinggung wacana pembongkaran pasar panjang oleh Wali Kota yang sudah lama disuarakan, namun belum terealisasi.
“Tergantung Pak Wali Kota lagi,” tutupnya. (B)
Reporter: Musdar
Editor: Fitrah Nugraha