Budaya Literasi Anak Rendah, Guru PAUD Baubau Diberitahu Cara Mendongeng
Elfinasari, telisik indonesia
Senin, 23 Juni 2025
0 dilihat
Praktisi dan akademisi storytelling dari Duta Baca Jakarta Pusat, Agung Cahya Karyadi, saat mengajarkan cara mendongeng kepada pada guru PAUD di Kota Baubau, Senin (23/6/2025). Foto: Elfinasari/Telisik
" Puluhan guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, mengikuti pelatihan mendongeng untuk memperkuat budaya literasi bagi anak "

BAUBAU, TELISIK.ID – Puluhan guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, mengikuti pelatihan mendongeng untuk memperkuat budaya literasi bagi anak.
Pelatihan mendongeng, yang untuk pertama kalinya bagi guru PAUD Baubau, ini menghadirkan praktisi dan akademisi storytelling dari Duta Baca Jakarta Pusat, Agung Cahya Karyadi.
Agung menyebut bahwa minat baca masyarakat Indonesia masih menjadi tantangan besar. Mengutip data UNESCO tahun 2020, Indonesia menempati peringkat ke-60 dari 61 negara dalam hal literasi, hanya satu tingkat di atas Botswana.
Baca Juga: ASN Buton Selatan yang Dilantik Ridwan Badallah Resmi Dibatalkan, Ini Komentar Pj Sekda Darus Salam
Meski demikian, jumlah pengguna internet di Indonesia terus meningkat, mencapai 132 juta jiwa atau sekitar 52 persen dari total populasi.
Ironisnya, di tengah rendahnya minat baca, Indonesia justru dikenal sebagai salah satu negara paling cerewet di dunia. Jakarta bahkan disebut sebagai kota paling cerewet dengan 15 cuitan per detik di media sosial Twitter (sekarang X).
"Pelatihan ini tidak hanya fokus pada teknik mendongeng, tetapi juga menekankan perbedaan antara mendongeng dan bercerita,” jelas Agung, Senin (23/6/2025).
Mendongeng dan bercerita, menurut Agung, keduanya memiliki pendekatan berbeda dalam membangun imajinasi dan kedekatan emosional antara anak dan orang tua atau pendidik.
Salah satu peserta pelatihan dari TK Asiyah, Ariani, menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat karena baru pertama kali digelar dengan fokus pada praktik mendongeng.
Baca Juga: Tanggul Kali Wambona Jebol, Bupati Muna Perintahkan Dinas PUPR Lakukan Perbaikan
Dia menilai, dongeng seharusnya tidak hanya diperuntukkan bagi anak-anak, tetapi juga bisa menjadi sarana refleksi dan pembelajaran bagi orang dewasa.
"Terkadang bukan hanya anak-anak yang butuh dongeng tetapi juga orang dewasa," ujarnya kepada telisik.id.
Para guru diharapkan bisa lebih kreatif dalam menyampaikan materi pembelajaran serta memperkuat karakter anak melalui cerita yang menyenangkan. (B)
Penulis: Elfinasari
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS