Bukannya Senang, Hadirnya Wahana Bermain di Tambat Labuh Buat Pedagang Tercekik

Musdar, telisik indonesia
Rabu, 02 Februari 2022
0 dilihat
Bukannya Senang, Hadirnya Wahana Bermain di Tambat Labuh Buat Pedagang Tercekik
Sejumlah pedagang di area Tambat Labuh Kota Kendari nampak menyiapkan dagangannya. Foto: Musdar/Telisik

" Tarif retribusi atau pajak untuk kios pedagang di area Tambat Labuh akan naik dari Rp 100 ribu perbulan menjadi Rp 500 ribu "

KENDARI, TELISIK.ID - Hadirnya wahana bermain anak di kawasan Tambat Labuh Kelurahan Tipulu Kota Kendari bukannya membuat para pedagang setempat senang, namun justru sebaliknya.

Tarif retribusi atau pajak untuk kios pedagang di area Tambat Labuh akan naik dari Rp 100 ribu perbulan menjadi Rp 500 ribu.

Salah seorang pedagang yang enggan disebutkan namanya mengaku, kalau pedagang di kawasan Tambat Labuh keberatan dengan adanya kenaikan tarif retribusi. Sebab keuntungan yang mereka dapatkan tidak seberapa.

Ia menuturkan, meskipun pemerintah kota menghadirkan wahana bermain tidak serta merta langsung membuat pembeli mereka meningkat. Karena menurutnya, pengunjung cenderung datang hanya untuk berfoto bukan untuk berbelanja.

"Masuk berfoto ji palingan," ungkapnya Rabu (2/2/2022).

Saat dikonfirmasi, Sekretaris Daerah Kota Kendari, Nahwa Umar membenarkan, jika ada kenaikan tarif retribusi kepada pedagang atas hadirnya wahana bermain anak di kawasan Tambat Labuh. Hanya saja, ia tidak mengetahui berapa nominal kenaikannya.

Baca Juga: Pemkot Kendari Jangan Semaunya Tertibkan Pedagang Tambat Labuh, Masyarakat Diminta Bersurat ke Dewan

"Saya kira pasti ada," katanya.

Nahwa juga menerangkan, jika pengelolaan Tambat Labuh akan dialihkan dari Dinas Perhubungan ke Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Kota Kendari.

Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Kota Kendari, Andi Sulolipu mengaku, sudah mendengar adanya kenaikan tarif retribusi. Pihaknya pun akan mempertanyakan dasar Perumda mau menaikan tarif retribusi dengan naik yang signifikan.

Baca Juga: Kasus Guru di Buton Hukum Siswa Makan Sampah, Ini Kata Ketua PGRI Sultra

Politikus PDIP itu menegaskan jangan karena ada wahana bermain yang dibangun lantas Perumda seenaknya menaikkan tarif retribusi bagi para pedangan.

Mestinya kata Andi Sulolipu, Perumda melihat kemampuan para pedangan sebelum menetapkan tarif retribusi.

"Apakah para pedagang mampu untuk membayar segitu. Harus dilihat kemampuan pedagang. Sudah mereka tidak mendapatkan pelanggan yang banyak tapi pungutannya besar sekali," ungkapnya. (A)

Reporter: Musdar

Editor: Kardin

Artikel Terkait
Baca Juga