Bulog Sulawesi Tenggara Genjot Penyerapan Beras Meski Bersaing Harga dengan Swasta

Adinda Septia Putri, telisik indonesia
Rabu, 30 November 2022
0 dilihat
Bulog Sulawesi Tenggara Genjot Penyerapan Beras Meski Bersaing Harga dengan Swasta
Kepala Perum Bulog Sulawesi Tenggara, Siti Mardati Saing saat menerima penghargaan sebagai tim pengendali inflasi dari Bank Indonesia. Foto: Ist.

" Beras sebagai makanan pokok nasional sejatinya harus terus dijaga stoknya. Di tengah inflasi sejak kenaikan BBM pada awal September lalu, harga beras di pasaran semakin melonjak, pemerintah sebagai pemangku kebijakan wajib melakukan stabilisasi harga beras dengan penyerapan "

KENDARI, TELISIK.ID - Beras sebagai makanan pokok nasional sejatinya harus terus dijaga stoknya. Di tengah inflasi sejak kenaikan BBM pada awal September lalu, harga beras di pasaran semakin melonjak, pemerintah sebagai pemangku kebijakan wajib melakukan stabilisasi harga beras dengan penyerapan.

Bulog menjadi BUMN yang berperan dalam menyerap stok pangan di berbagai penjuru daerah untuk menjaga kestabilan harga. Di Sulawesi Tenggara, Perum Bulog punya target 30.000 ton beras untuk dapat diserap di gudangnya.

Kepala Perum Bulog Sulawesi Tenggara, Sitti Mardati Saing melaporkan saat ini sudah 24.510 ton beras yang diserap pihaknya, jumlah ini sama dengan 82 persen dari target yang ditentukan.

Baca Juga: Pemilik Lapak Kali Kadia Resah Akibat Bakal Digusur Pemkot

Jumlah tersebut diserap dari kabupaten lumbung di Sulawesi Tenggara seperti Kabupaten Konawe, Kolaka Timur, Bombana dan Konawe Selatan.

Ia optimis dapat mengupayakan 7.000 ton beras atau sisa 18 persen dari target tersebut untuk diserap hingga akhir tahun 2022, meskipun ia mengakui ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam penyerapan beras dari mitra penggilingan.

Kendala tersebut salah satunya mengenai harga beras yang saat ini semakin tinggi di penggilingan. Walau dari pemerintah menetapkan  Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 8.300 per kilogram, Bulog tidak bisa mengikuti harga tersebut karena persaingan pasar yang ketat dengan pengusaha beras swasta yang berani membeli dengan harga lebih tinggi.

Dengan mekanisme pasar yang ketat, Sitti mengaku, tidak keberatan jika Bulog harus membayar harga pasar asal masih dalam batas yang wajar. Ia mengatakan, saat ini pihaknya membeli beras dari mitra penggilingan mencapai Rp 9.500 per kilogram. Harga ini masih sedikit tinggi dibanding Harga Eceran Tertinggi (HET) yang hanya Rp 9.450 per kilogram .

Sitti menambahkan, saat ini cadangan beras di gudang Bulog ada 11.400 ton, ia menjamin jumlah ini cukup untuk cadangan beras sampai lima bulan ke depan, dengan estimasi alokasi beras 2.000 sampai 2.500 ton per bulan.

Baca Juga: Polda Sulawesi Tenggara Musnahkan Sabu 6,067 Kg

Ia mengimbau kepada para mitra penggilingan padi untuk menunjukkan nuraninya agar lebih menjual berasnya kepada Bulog dibanding pengusaha beras swasta, hal ini untuk mengamankan pasokan beras saat musim paceklik juga menstabilkan laju harga beras.

Pemerintah provinsi sendiri sebenarnya telah melakukan langkah tepat dengan menginstruksi bupati dan wali kota di Sulawesi Tenggara menyiapkan stok beras untuk diserap Bulog, tapi Bulog bukan BUMN monopoli sehingga tidak bisa mengintervensi langsung memaksa para mitra penggilingan harus menjual beras untuknya.

Senada, Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Sulawesi Tenggara, Ari Sismanto mengatakan, pemerintah sudah mengantisipasi hal tersebut dengan melakukan koordinasi untuk mencukupi penyerapan beras dalam daerah tercukupi. (B)

Penulis: Adinda Septia Putri

Editor: Kardin

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga