Dampak Jembatan Gantung Laosu bagi Pemilik Usaha Pincara Motor
Subastian Basia, telisik indonesia
Jumat, 21 Juli 2023
0 dilihat
Jembatan gantung Laosu membuat warga tak lagi harus mengeluarkan biaya pincara untuk menyeberang. Foto: Subastian Basia/Telisik
" Jembatan gantung Laosu menghubungkan Desa Lalonggaluku dan Kelurahan Laosu, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Jembatan ini resmi beroperasi di awal tahun 2022 lalu "
KONAWE, TELISIK.ID - Jembatan gantung Laosu menghubungkan antara Kecamatan Kapoiala dan Bondoala, tepatnya di Desa Lalonggaluku dan Kelurahan Laosu, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Jembatan ini resmi beroperasi di awal tahun 2022 lalu.
Warga menyambut gembira hadirnya jembatan yang dibangun oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Tenggara, dengan anggaran sekira Rp 4,7 miliar ini.
Tetapi ada sebagian warga yang kehilangan mata pencarian dengan hadirnya jembatan sepanjang 120 meter ini. Mereka adalah pembawa pincara motor, yang tidak beroperasi lagi sejak adanya jembatan itu.
Salah seorang pemilik pincara motor, Marni (48) mengatakan, pincara motor sangat ramai dipadati warga dan karyawan tambang Morosi, karena menjadi alternatif untuk menyeberang.
Baca Juga: Jelang HUT Kolaka Timur, Warga Keluhkan Jembatan Penghubung Rusak
Marni mulai membuka usaha pincara sejak tahun 2000, dan harus tutup pada tahun 2022, setelah jembatan penyeberangan dibangun. Dia memarkir pincaranya di Desa Lalonggaluku, dengan omzet per hari bisa mencapai Rp 1 juta. Umumnya pengguna jasa pincara adalah karyawan tambang.
Dalam keseharian membawa pincara, Marni mendapat banyak penumpang dari warga lokal sampai dengan karyawan tambang dari luar Konawe. Dengan tarif Rp 5.000 sekali menyeberang, Marni melayani pelanggannya selama 24 jam dan beroprasi setiap hari.
Baca Juga: Habiskan Rp 6,1 M, Jembatan Gantung Program Ridwan Bae di Muna Difungsikan
"Tapi pada saat jembatan gantung Laosu sudah mulai beroperasi, saya dan yang lain pemilik pincara sudah mulai berhenti dan mencari usaha lain. Saya tidak kecewa tapi saya bersyukur dan berterima kasih kepada pemerintan karena sudah memajukan Dldesa saya," ujar Marni.
Seorang karyawan tambang Morosi, Safarudin mengatakan, sebelum adanya jembatan penyeberangan Laosu, dia harus mengeluarkan uang Rp 300 ribu per bulan hanya untuk biaya pincara.
"Tetapi untuk sekarang saya berterima kasih kepada pemerintah karena sudah menyediakan alternatif jembatan yang membuat pengeluaran saya berkurang, dan membuat perjalanan ke tempat kerja lebih cepat karena tak harus mengantre pincara lagi," tuturnya. (B)
Penulis: Subastian Basia
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS