Desa Wisata Pantai Namu Konawe Selatan Suguhkan Keindahan Bahari hingga Kearifan Lokal
Adinda Septia Putri, telisik indonesia
Selasa, 13 Juni 2023
0 dilihat
Pantai Namu di Desa Wisata Namu, Kecamatan Laonti, Konawe Selatan sajikan suasan yang sejuk dengan pohon-pohon kelapa di sekitar bibir pantai. Foto: Instagram Ayungga83
" Keindahan bahari Sulawesi Tenggara memang tak ada duanya, wisata pantai menjadi tempat wisata yang paling banyak menarik pengunjung "
KONAWE SELATAN, TELISIK.ID - Keindahan bahari Sulawesi Tenggara memang tak ada duanya, wisata pantai menjadi tempat wisata yang paling banyak menarik pengunjung.
Salah satu desa wisata di Sulawesi Tenggara yang punya jagoan pantai yang indah adalah Desa Wisata Pantai Namu, di Kecamatan Laonti, Konawe Selatan.
Dilansir dari Jadesta.kemenparekraf.go.id, aksesbilitas menuju desa wisata Namu dapat ditempuh melalui jalur darat dan jalur laut. Jalur darat dapat ditempuh dengan rute Kendari-Namu waktu kurang lebih 2 Jam mengunakan roda empat dan roda dua, dan untuk jalur laut dapat ditempuh dengan waktu sekitar menit menggunakan kapal/perahu ketinting yang disewakan oleh masyarakat di sekitar dermaga langgapulu .
Untuk perjalanan menuju desa wisata Namu dengan mengunakan jalur darat mata, akan disugguhi pemandangan pantai lepas di sepanjang perjalanan menuju desa wisata Namu.
Jalur darat tersebut baru selesai dibangun oleh Pemda Konawe Selatan sepanjang 13,2 Kilometer untuk memudahkan wisatawan memiliki akses alternatif, jika hendak berkunjung ke desa wisata Namu.
Hal yang menarik ketika menggunakan kapal atau perahu masyarakat di sepanjang perjalanan menuju desa wisata namu, pengunjung akan disuguhi musik tradisional lokal yang menemani perjalanan menyusuri laut menuju desa wisata Namu.
Jumlah penduduk desa wisata Namu berjumlah 436 jiwa, terdiri laki-laki 226 orang dan 210 perempuan. Adapun mata pencaharian masyarakat desa wisata Namu adalah berkebun dan nelayan.
Dari hasil perkebunan terdapat jambu mete, pala, kelapa dan cengkeh menjadi salah satu sumber penghasilan bagi masyarakat. Sebagian masyarakatnya, terutama kaum laki-laki melakukan aktivitas sebagai nelayan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Sedangkan kaum ibu dan remaja puteri, membuat kerajinan dari tanaman agel yang dianyam menjadi tikar dan keranjang. Di sisi lain, potensi kerang yang banyak tersebar di pinggir pantai oleh masyarakat desa wisata Namu, membuat hiasan dinding dan aksesoris sederhana yang menjadi oleh-oleh.
Desa Namu mempunyai potensi alam dan kearifan lokal yang luar biasa dan beragam. Menurut cerita dahulu, Desa Namu merupakan tempat mengungsinya seorang putera mahkota yang diasingkan oleh ibu tirinya, dikarenakan keberadaan putera mahkota mengancam saudara tirinya.
Oleh para hulubalang, diperintahkan untuk mencari tempat mengungsikan putera mahkota. Maka ditemukanlah pulau Namu yang sekarang dikenal dengan nama desa wisata pantai Namu.
Sehingga tak heran, jika wajah Desa Namu mengambarkan ketampanan dan kegagagahan seorang oangeran. Di mana suasana bersih dan teduh dan nyaman akan dijumpai ketika pertama kali berkunjung ke desa wisata Namu.
Banyak pilihan atraksi yang dapat dinikmati oleh para wisatawan di antaranya keunikkan pantai pasir timbul, air terjun Pitu Ndengga, penangkaran penyu, spot diving dan snorkeling, atraksi menombak ikan mososaku oika dan masih banyak lagi potensi wisata yang menarik membuat desa ini menjadi surga desa wisata di Timur Indonesia.
Salah seorang pengunjung, Iqbal Hutamah mengulas pengalamannya saat berkunjung ke pantai Namu, April lalu. Ia bersama teman-temannya mengendarai sepeda motor ke pantai tersebut.
Meski akses jalannya sudah bagus, Iqbal mengimbau para wisatawan yang hendak berkunjung lewat jalur darat untuk berhati-hati, karena kondisi jalan yang agak ekstrem, di mana kanan kirinya terdapat jurang.
“Kalau motor yang kurang bagus remnya, saya harap diperbaiki dulu remnya, soalnya kiri kanan itu agak ngeri jurang,” jelasnya, Jumat (16/6/2023)
Meski begitu, perjalanan panjang yang ia tempuh dari Kota Kendari membuahkan hasil memuaskan. Dirinya bisa menikmati suasana pantai yang sejuk dan keindahannya masih terjaga.
Penduduk desa sekitar juga menurutnya sangat ramah dalam menyambut wisatawan yang datang, meski tanpa memungut biaya masuk sepeserpun.
Sepoi-sepoi pohon kelapa di sekitar pantai sangat cocok untuk dinikmati dengan berkemah mendirikan tenda atau memasang hammock. (B-Adv)