Dokter Bedah Meninggal Setelah Terkonfirmasi Positif COVID-19

Affan Safani Adham, telisik indonesia
Senin, 24 Agustus 2020
0 dilihat
Dokter Bedah Meninggal Setelah Terkonfirmasi Positif COVID-19
RSUP Dr Sardjito Yogyakarta memberikan pernyataan resmi terkait kronologi meninggalnya pasien dokter. Foto: Affan Safani Adham/Telisik

" Dan secara umum, penderita COVID-19 memiliki risiko kematian tertinggi pada orang dengan obesitas, diabetes, penyakit jantung dan kolesterol. Apalagi ditambah penyakit paru kronis seperti kanker, penyakit paru akibat rokok, gagal ginjal dan liver. Itu akan mempercepat perburukan. "

YOGYAKARTA, TELISIK.ID - Kabar mengejutkan beredar di Yogyakarta karena ada pasien terkonfirmasi positif COVID-19 meninggal dunia.

Seorang dokter bedah yang berpraktik di RS PKU Muhammadiyah Gamping Sleman, dr HR Nurul Jaqin, meninggal dunia dalam usia 58 tahun di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, Minggu (23/8/2020), pukul 18.50 WIB dan dimakamkan malam itu juga di kawasan Bantul.

Akhirnya, RSUP Dr Sardjito Yogyakarta yang menangani dokter tersebut, memberikan pernyataan resmi terkait kronologi meninggalnya pasien itu setelah menjalani perawatan selama 10 hari.

Ketua Tim Airborne Disease RSUP Dr Sardjito, dr Ika Trisnawati menjelaskan, Dokter Nurul masuk ke RSUP Dr Sardjito pada Jum'at (14/8/2020).

"Dua hari kemudian dipindahkan ke ruang kritikal," jelas Ika, Senin (24/8/2020).

Pada saat dipindahkan, kata Ika, pasien Nurul kondisinya masih cukup baik.

"Hanya saja, pemantauan harus diperketat karena memiliki komorbid atau penyakit penyerta, yaitu kondisi lain yang bisa memengaruhi prognosis atau harapan hidup pasien," jelasnya.

Baca juga: Koja-Koja FKP Buton Bahas Konsep Tata Ruang Pasarwajo

Katanya pasien Nurul memang memiliki beberapa penyakit penyerta, cukup banyak komorbid atau kelainan.

"Sehingga pemantauan harus disegerakan, tidak menunggu kondisi memburuk," papar Ika.

Dijelaskan Ika, kondisi buruk pasien terjadi begitu cepat karena adanya komorbid.

Hal itu pula yang diduga menjadi penyebab kematian Dokter Nurul, meski sudah mendapat perawatan terbaik di rumah sakit rujukan tertinggi COVID-19 DIY.

Pihak RSUP Dr Sardjito Yogyakarta sudah merawat secara intensif, meski kondisi masih baik. Juga pemantauan ketat dan terapi agresif. Artinya, pilihan terbaik pasien COVID-19 treatmentnya tersedia di RSUP Dr Sardjito, sudah diberikan sejak awal.

"Mungkin karena kondisi komorbid menyebabkan perburukan bisa terjadi dengan cepat," kata Ika.

Dalam COVID-19, dijelaskan Ika, 1-2 komorbid sudah memengaruhi harapan hidup. Apalagi kalau ada banyak komorbid.

Baca juga: Laporan Buruh Tak Digubris, Anggota DPRD Sumut Segera Panggil Disnaker

"Dan secara umum, penderita COVID-19 memiliki risiko kematian tertinggi pada orang dengan obesitas, diabetes, penyakit jantung dan kolesterol. Apalagi ditambah penyakit paru kronis seperti kanker, penyakit paru akibat rokok, gagal ginjal dan liver. Itu akan mempercepat perburukan," urainya.

Pihak RSUP Dr Sardjito Yogyakarta tidak bersedia merinci komorbid apa yang diderita Dokter Nurul. Selain hanya memberikan gambaran umum terkait komorbid yang dapat berdampak buruk pada harapan hidup pasien dengan COVID-19.

Jubir Gugus Tugas Penanganan COVID-19 DIY, Berty Murtingsih menjelaskan, pasien Dokter Nurul teregistrasi dalam kasus nomor 1061 DIY.

Selain itu, kata Berty, DIY mencatat Dokter Nurul merupakan bagian dari hasil skrining karyawan kesehatan yang tengah dilakukan di kabupaten/kota.

"Kami belum tahu apakah pasien tersebut sebelumnya menangani kasus COVID-19 atau tidak?," kata Berty.

Reporter: Affan Safani Adham

Editor: Kardin

Baca Juga