Grace Natalie Bahas Isu Intoleran dengan Tokoh Agama di Ruteng Nusa Tenggara Timur
Berto Davids, telisik indonesia
Minggu, 19 Maret 2023
0 dilihat
Grace Natalie dan Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat berpose bersama usai berdialog. Foto: Ist.
" Wakil Ketua Pembina DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie, bersafari ke Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur "
MANGGARAI, TELISIK.ID - Wakil Ketua Pembina DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie, bersafari ke Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (18/3/2023). Dia membahas isu intoleransi dengan tokoh-tokoh agama di wilayah itu.
Tujuannya untuk memperjuangkan dan merawat keberagaman indonesia, baik suku, agama, warna kulit maupun golongan. Pemilik nama lengkap Sis Grace Natalie ini menyampaikan trilogi kebangsaan PSI, yakni menebar kebajikan, merawat keragaman dan mengukuhkan solidaritas.
Menurut Grace, saat ini indonesia krisis orang baik dan krisis kebajikan. Karena itu PSI hadir di tengah tokoh agama untuk menebarkan kebajikan di Manggarai.
"PSI lahir untuk menyemai, menebar, memupuk, menumbuhkan serta menyuburkan kembali benih-benih kebajikan sebelum punah ditelan keserakahan," ungkap Grace usai berdialog dengan para toko agama, Sabtu malam.
Masalah intoleransi, kata Grace, sangat bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik. Apalah artinya sebuah agama yang besar jika tidak diikat oleh sebuah rasa toleransi.
"Disinilah PSI meletakkan pondasi berdirinya sebagai barisan orang baik yang terpimpin, terdidik dan terorganisir untuk melawan semua bentuk kejahatan yang menyerang keutuhan keberagaman di Manggarai," kata Grace.
Baca Juga: Jelang Puasa, Anies Baswedan Turun Gunung di Jawa Timur
Tindakan intoleransi, tambah dia, rasanya tidak pantas ada di negeri yang kaya keberagaman. Bangsa ini tidak boleh berduka karena dicederai oleh aksi-aksi intoleran.
Intoleran adalah ancaman nasional paling nyata dan menjadi musuh besar negara. Bahkan intoleran adalah aksi separatisme paling berbahaya.
"Kita harus percaya bahwa kebhinekaan adalah pusaka negeri yang harus kita jaga, sebab itulah warna dan jati diri bangsa indonesia," ungkap Grace.
PSI akan berdiri di garis paling depan untuk menyatakan perang terhadap tindakan intoleran. Grace mengatakan, semua orang tahu bahwa PSI bukan sekumpulan anak muda dan perempuan cengeng yang hanya bisa memaki-maki di media sosial, yang tidak hanya mengandalkan kemudahan mengemis kekuasaan, tetapi inilah PSI yang anti intoleran.
Sementara itu Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat sangat mengapresiasi safari toleransi yang dilakukan Sis Grace Natalie di Manggarai.
Ia menegaskan bahwa Gereja Katolik di Manggarai tetap mengedepankan hukum cinta kasih terhadap sesama. Gereja Katolik tidak membenarkan semua tindakan yang menyebabkan rusaknya tatanan sosial maupun kehidupan beragama.
"Bangsa kita sudah dijahit dari berbagai latar belakang suku, agama, warna kulit, golongan, adat istiadat maupun sumber daya alam. Karena itu Gereja Katolik di Manggarai akan mengedepankan hukum cinta kasih untuk mewujudkan kehidupan yang harmonis antar sesama," ujar Uskup Siprianus.
Ia berharap Grace Natalie dan seluruh kader PSI tetap memberikan pencerahan politik yang baik di Manggarai, menjunjung tinggi keberagaman serta mampu menjaga keutuhan NKRI.
Senada diungkapkan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Manggarai, Rois H. Abdurachman. Ia mengatakan bahwa pihaknya ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa keberagaman itu menjadi kekuatan besar dalam membangun kehidupan bangsa indonesia.
Baca Juga: Golkar Pastikan Rajiun-Ihsan Tak Berpasangan di Pilkada Muna
Di Manggarai sendiri, kata dia, rasa toleransi sangat dijunjung tinggi sehingga kejadian-kejadian intoleran nyaris tak pernah terjadi. Semua berharap rasa toleransi yang dipupuk sejak lama dapat berkembang terus sampai akhir masanya.
"Kejadian intoleran seperti pembakaran rumah ibadah tidak pernah ada di Manggarai dan itu sudah menjadi musuh kita bersama. NU juga melawan itu sampai ke akar-akarnya, karena yang perlu kita jaga adalah kebhinekaan," ungkapnya.
Ketua Gereja Masehi Injil di Timor (GMIT) Klasis Flores Barat, mengatakan bahwa selama ini pihaknya mendengar bahwa politik identitas sangat marak dimainkan dalam berbagai konstelasi politik oleh kelompok tertentu. Ini menjadi tantangan bersama terutama teman-teman partai politik.
"Kami sangat mendukung partai yang nasionalis, partai yang mendukung kebersamaan. PSI memiliki itu, sehingga harapan kami PSI tetap memberikan pencerahan politik yang baik," katanya. (A)
Penulis: Berto Davids
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS