Gubernur Khofifah Perpanjang PPKM di 17 Daerah Wilayah Jatim
Try Wahyudi Ary Setyawan, telisik indonesia
Selasa, 26 Januari 2021
0 dilihat
Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa. Foto: Repro liputan6.com
" Ikhtiar kita untuk bisa meningkatkan efektifitas PPKM. Dan tentu kita berharap secara bertahap memutus mata rantai COVID-19. "
SURABAYA, TELISIK.ID - Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa memutuskan untuk memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di 17 daerah di wilayahnya.
Hal tersebut dilakukan mengingat tingkat pandemi di daerah-daerah tersebut tak kunjung turun. Keputusan mantan Mensos tersebut dituangkan dalam surat keputusan Gubernur (Kepgub) Jatim Nomor 188/34/KPTS/013/2021 ditandatangani Khofifah Indar Parawansa, Selasa (26/1/2021).
17 daerah yang diperpanjang antara lain Surabaya Raya terdiri dari Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan Gresik. Malang Raya meliputi Kabupaten Malang, Kota Malang dan Batu. Kemudian 11 daerah lainnya ialah Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Kota Blitar, Kabupaten Blitar, Magetan, Kediri, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, Pamekasan dan Tuban.
"Ikhtiar kita untuk bisa meningkatkan efektifitas PPKM. Dan tentu kita berharap secara bertahap memutus mata rantai COVID-19," ujar Khofifah disela rapat evaluasi PPKM, Selasa (26/1/2021).
Baca juga: Terganjal Anggaran, Hanya 60 Desa di Muna Gelar Pilkades
Kata Khofifah, saat ini yang menjadi pekerjaan rumah (PR) di Jatim adalah tingginya angka kematian pasien COVID-19. Khofifah juga meminta adanya keterlibatan lebih intensif aparat yang di bawah selama PPKM.
"Apakah Babinsa, Babinkamtibmas, kemudian Lurah, Kades menjadi sangat penting. Tokoh masyarakat, relawan, untuk menyampaikan kembali, jangan pernah menganggap enteng COVID-19," tegas wanita yang juga Ketum Muslimat NU ini.
Lebih lanjut, Khofifah menambahkan, seluruh tenaga kesehatan telah bekerja luar biasa, terbukti dengan meningkatnya angka kesembuhan pasien COVID-19. Begitu juga dengan TNI, Polri, sudah melakukan langkah langkah preventif.
"Terlihat dari angka kasus di Jawa Timur ini sudah nomer 4, tertinggi DKI, kedua Jawa Barat, ketiga Jawa Tengah, keempat baru Jawa Timur," jelasnya. (B)
Reporter: Try Wahyudi Ari Setyawan
Editor: Fitrah Nugraha