Harga Daging Ayam dan Telur Naik, Ibu Rumah Tangga di Deli Serdang Mengeluh

Reza Fahlefy, telisik indonesia
Sabtu, 24 Juni 2023
0 dilihat
Harga Daging Ayam dan Telur Naik, Ibu Rumah Tangga di Deli Serdang Mengeluh
Warga ketika belanja daging ayam di pasar Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Foto: Reza Fahlefy/Telisik

" Masyarakat Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara mengeluhkan harga daging ayam yang masih relatif tinggi. Itu mempengaruhi pedagang mengalami inflasi "

MEDAN, TELISIK.ID - Masyarakat Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara mengeluhkan harga daging ayam yang masih relatif tinggi. Itu mempengaruhi pedagang mengalami inflasi.

Itu diungkap oleh seorang pedagang UMKM daging ayam kentaki, Parlin ketika ditemui awak media di pasar Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang.

"Jadi, karena harga daging ayam mahal. Jadi penjualan kami menjadi berkurang," katanya, Sabtu (24/6/2023) siang.

Penyebab penjualan menurun, karena harga daging ayam cukup mahal dari biasanya. Menyebabkan mereka menjadi mengecilkan ukuran daging kentaki yang dijual.

Baca Juga: Korban Dugaan Penipuan Proyek AC di Bandara Kualanamu Deli Serdang Kecewa pada Penyidik

"Iya itulah caranya agar tidak rugi. Jadi biasanya sekilo 12 potong. Sekarang ya menjadi 15 potong. Kalau harga dinaikkan, pembelinya pasti akan berkurang. Makanya, harga penjualan tetap," ungkapnya.

Pedagang UMKM ini berharap agar harga ayam bisa lebih murah lagi. Harga di pasar mencapai Rp 35 ribu, sedangkan biasanya hanya Rp 24 ribu.

"Bahkan, harga ayam itu pernah di harga Rp 19 ribu per kilogramnya. Jadi, kami harapkan harga ayam bisa turun dari harga hari ini," terangnya.

Terpisah, seorang ibu rumah tangga, Santi Susanti mengaku, kenaikan harga telur dan daging ayam mempengaruhi pengeluaran yang cukup signifikan.

"Jadi, biasanya beli daging ayam sekilo Rp 23 ribu sampai Rp 25 ribu. Kalau sekarang menjadi Rp 37 ribu, jadi berkurang belanjanya. Begitu juga dengan telur, biasanya bisa stok telur harganya Rp 1.200 per butir, sekarang untuk yang ukuran kecil harganya sudah Rp 1.400," ungkapnya.

Wanita ini berharap agar pemerintah bisa mengatur harga jual pedagang kepada konsumen. Agar tidak menjadi mahal.

"Kalau harganya mahal, pastilah membelinya menjadi lebih sedikit dari biasanya. Sudah lama berlangganan harga ayam Rp 37 ribu. Bahkan pernah mencapai Rp 40 ribu," terangnya.

Deputi Direktur Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Utara, Wahyu Yuwana mengaku, kenaikan dan penurunan harga komoditas unggas ini berdasarkan dengan banyak dan sedikitnya jumlah atau pasokan.

"Dinamika kebutuhan ternak permintaan semakin besar tapi pasokannya tidak begitu merespon. Pengendalian inflasi sangat penting. Ketika harga naik, menjadi inflasi ketika harga turun pasti menguntungkan ibu ibu," ungkapnya di kegiatan pelatihan wartawan Ekonomi dan Bisnis kantor Perwakilan Provinsi Sumatera Utara.

Baca Juga: Konflik Jalan Persatuan 1 Diduga Dijual ke Perusahaan Swasta, DPRD Deli Serdang Didemo

Menurutnya, harga daging ayam sudah mulai turun selama beberapa pekan terakhir ini. Bahkan stok daging ayam dan telur tersedia cukup di berbagai pasar di daerah.

"Stok daging dan telur ayam tersedia. Untuk komoditas daging ayam di bulan ini relatif di bawah ekpentasi dan dianggap wajar di harga Rp 37 ribu. Otomatis ketika harga terlalu rendah, akan merugikan peternak," tambahnya.

Diakuinya, ketika harga daging ayam rendah, maka banyak peternak yang tidak memotong ayamnya dan pasti ketersediaannya menjadi sedikit di pasar dan mengakibatkan kelangkaan.

"Jadi kita bicarakan suplay dan demand. Kita mendorong agar pola produksi ini diatur sehingga ketersediaan antar waktu bisa terus terjaga," terangnya. (A)

Penulis: Reza Fahlefy

Editor: Kardin 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga