Harga Ikan di Wakatobi Capai Rp 7 Juta Per Ekor, Viral di Media Sosial

Boy Candra Ferniawan, telisik indonesia

Senin, 07 Juni 2021

0 dilihat

Unggahan salah satu anggota grup Facebook Wakatobi Online, dimana seekor ikan tuna dijual seharga Rp 7 juta, viral di media sosial. Foto: Ist.

WAKATOBI, TELISIK.ID - Baru-baru ini masyarakat Wakatobi digegerkan dengan postingan sebuah akun di grup Facebook Wakatobi Online. Dimana dalam unggahannya, akun bernama Feri Wijaya Ode memposting tentang ikan yang dijual dengan harga Rp 7 juta per ekor.

Dalam postingan tersebut diterangkan bahwa isu harga ikan Rp 7 juta tersebut termasuk murah karena ikan tersebut  adalah ikan yang paling murah dari segala ikan yang telah terjual sebanyak tiga ekor dengan harga tiga puluh ribu.

Berdasarkan hasil penelusuran Telisik.id, ikan yang viral di media sosial tersebut merupakan jenis ikan tuna dengan panjang 1 meter dan berat mencapai 7 kilogram dan dijual oleh pedagang di  Pasar Sentral Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi.

Baca juga: Lonjakan Kasus COVID-19 di Bangkalan Madura, Jatim Tambah Rumah Sakit Rujukan

Baca juga: Pemda Buteng Ajukan Empat Belas Rancangan Peraturan Daerah

Dikatakan, walaupun ikan tersebut mahal, namun dalam hitungan menit saja ikan itu sudah laku terbeli.

“Saya kira perlu dipertanyakan mengapa hal itu bisa terjadi. Bila mengenai harga ikan, lebih jelasnya di BKP (Badan Ketahanan Pangan). Namun ikan jenis ini memang sangatlah mahal bila dijual di luar negeri. Apalagi bagi orang Jepang, ikan tuna seharga Rp 7 juta sangat murah. Karena di Jepang ikan tuna sangat mahal bahkan dijual hingga puluhan juta," ungkap Kepala Dinas Perindag Kabupaten Wakatobi, Safiuddin S.Pd, M.Pd, Senin (7/6/2021).

Berdasarkan hasil penelusuran Telisik.id, kabar tentang ikan seharga Rp 7 juta tersebut ternyata hoax. Harga ikan itu sebenarnya hanya Rp 2 juta saja. Ikan jenis tuna tersebut akan bernilai Rp 7 juta pabila pembeli membeli 4 ekor sehingga bisa diakumulasikan seharga Rp 7 juta.

“Pada umumnya ikan di Wakatobi akan mahal disebabkan oleh pengaruh gelombang tinggi. Hal lainnya juga dilihat dari sisi budaya dimana para penjual kan memanfaatkan acara-acar besar untuk menaikkan harga ikan. Dan kebiasaan tersebut sudah ada sejak dulu, jika acara sudah selesai, harga ikan akan kembali normal," ungkapnya lagi. (B)

Reporter: Boy Candra Ferniawan

Editor: Haerani Hambali