Hasil Seleksi Kompetensi P3K Dinilai Tak Adil, Guru di Manggarai Mengadu ke Dinas PPO

Berto Davids, telisik indonesia
Jumat, 10 Maret 2023
0 dilihat
Hasil Seleksi Kompetensi P3K Dinilai Tak Adil, Guru di Manggarai Mengadu ke Dinas PPO
Puluhan guru yang merasa tak adil atas hasil seleksi kompetensi P3K mendatangi kantor Dinas PPO Kabupaten Manggarai. Foto: Berto Davids/Telisik

" Puluhan guru mendatangi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) "

MANGGARAI, TELISIK.ID - Puluhan guru mendatangi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (9/3/2023) dan Jumat (10/3/2023).

Mereka mengadu karena merasa hasil seleksi kompetensi Pegawai Pemerintahan dengan Perjanjian Kerja (P3K) yang diumumkan Kementerian Pendidikan beberapa hari lalu, tidak adil.

Pengaduan para guru yang berasal dari berbagai sekolah di wilayah itu bervariasi. Ada yang mengadu terkait kejanggalan hasil observasi, ada juga yang mengadu terkait hasil pra sanggah dan sanggah, ada pula yang mengadu terkait kejanggalan keputusan penempatan.

Tak hanya itu, guru-guru yang membidangi berbagai formasi mata pelajaran di masing-masing sekolah tersebut juga mengadu terkait kejanggalan penilaian yang diumumkan Kementerian Pendidikan, padahal peluang formasi yang dibidangi sudah dibuka sejak awal. Nilai observasinya tinggi tetapi tidak lolos hasil seleksi kompetensi.

Parahnya lagi, ada puluhan guru di sebuah sekolah yang tak satu pun lolos dalam hasil seleksi kompetensi P3K, padahal dedikasi mereka untuk sekolah dan formasi yang dibuka ada dalam kebutuhan Kementerian Pendidikan.

Masih banyak juga bentuk pengaduan lain yang disampaikan oleh guru-guru sekolah negeri pada kesempatan tersebut.

Lantas, mereka pun bertanya tentang hasil observasi dan penilaian yang diberikan oleh kepala sekolah, pengawas, guru senior dan Kementerian Pendidikan selama mengabdi di sekolah.

Baca Juga: SK Ratusan P3K Guru di Konawe Diperpanjang

"Kami kecewa dengan hasil seleksi kompetensi ini. Keputusannya sungguh tak adil. Saya sudah puluhan tahun mengabdi untuk lembaga dan anak bangsa, nilai saya juga tinggi, formasi saya juga dibuka tapi kenapa tidak lolos," kata seorang guru di hadapan Kepala Dinas PPO, Fransiskus Gero dan Anggota DPRD Komisi A, Edison Rihi Mone.

Dengan berlinang air mata, seorang guru lainnya juga mengadu terkait hasil observasi dan penilaian yang diberikan kepala sekolah, pengawas dan guru senior.

"Formasi saya dibutuhkan. Saya satu-satunya guru di sekolah itu yang fight dari awal dengan formasi ini, tidak ada guru lain. Nilai saya juga tinggi. Tapi begitu lihat pengumuman dari Kementerian Pendidikan tidak lolos, rasanya mau jatuh pingsan, padahal saya sudah mengabdi puluhan tahun," tutur seorang guru didampingi suaminya.

Masih tentang pengaduan yang sama, seorang guru dari sekolah pedalaman juga ikut kecewa terhadap hasi seleksi kompetensi P3K.

Ia mengaku sudah mengabdi sejak lama dan mendapat penilaian tinggi. Tapi dalam pengumuman hasil seleksi lebih dominan guru baru yang lolos.

"Saya sudah mengabdi berpuluh-puluh tahun di sekolah, bahkan saya ikut berjuang mengalihkan sekolah tersebut dari status swasta ke negeri. Nilai observasi saya tinggi, tidak ada formasi lain yang masuk dari luar di sekolah tapi negara meloloskan guru baru yang baru setahun dua tahun mengabdi, sementara saya dinyatakan tidak lolos dalam pra sanggah dan sanggah. Ini sungguh tak adil Bapak. Tolong perjuangkan nasib kami," ujarnya.

Bahkan, kata dia, ada guru SMP yang lolos P3K tetapi penempatan sekolahnya di SD. Jadinya kebutuhan formasi di sekolah itu saling tabrak.

Menanggapi itu, Kepala Dinas PPO Kabupaten Manggarai, Fransiskus Gero menyatakan siap untuk menindak anjuti aduan para guru meski awalnya sempat mengaku bingung.

"Saya sebagai kadis juga bingung karena pengumumannya tidak melalui dinas. Saya sudah telepon mereka kemarin di Kementerian tetapi tidak angkat, mungkin saya akan melanjutkan adauan ini ke bupati agar bisa diperjuangkan," kata Gero.

Ia pun meminta agar para guru membuat aduan itu secara tertulis untuk kemudian dikirim ke Kementerian melalui aplikasi.

Ia menegaskan agar para guru tidak membuat aduan yang sifatnya menyerang personal tetapi membuat aduan yang sifatnya membela kepentingan bersama.

Baca Juga: Masa Bakti P3K Guru di Konawe Ditentukan Berdasarkan Kinerjanya

"Buat saja aduan itu secara tertulis, setelah itu kasi ke saya. Dan ingat jangan buat aduan yang sifatnya menyerang orang, contoh kenapa saya tidak lolos sedangkan dia lolos, nah ini yang saya tidak terima. Buat saja secara umum tentang aduan kalian yang merasa penilaiannya tidak adil. Itu yang kami akan perjuangkan bersama bupati dan DPRD," tegas ketua alumni PA GMNI Manggarai itu.

Sementara itu Anggota DPRD Komisi A, Edison Rihi Mone menyatakan siap untuk menindaklanjuti aduan para guru.

Ia mengatakan, pihaknya berencana mengundang kadis dan bupati untuk melakukan rapat dengar pendapat di DPRD membahas aduan ini.

"Semua aduan sudah diterima. Tolong sekarang buat secara tertulis supaya kami omong juga pakai data. Saya selaku anggota DPRD Komisi A yang membidangi pendidikan akan berjuang semaksimal mungkin untuk nasib guru. Ini baru DPRD kabupaten, kalau saya DPRD pusat mungkin saya su pergi menghadap itu Nadiem Makarim," tegas anggota DPRD eks tanah abang itu. (A)

Penulis: Berto Davids

Editor: Haerani Hambali 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel Terkait
Baca Juga