Hugua: Jangan Tunggu Banyak Korban Baru Ambil Langkah

Kardin, telisik indonesia
Kamis, 09 April 2020
0 dilihat
Hugua: Jangan Tunggu Banyak Korban Baru Ambil Langkah
Anggota Komisi II DPR RI, Hugua. Foto: Kardin/Telisik

" Mesti sedia payung sebelum hujan, kata pepatah. "

KENDARI, TELISIK.ID - Jumlah orang terinfeksi COVID-19 kian hari semakin meningkat, dari rata-rata 150 orang perhari minggu lalu, meningkat menjadi rata-rata 200 orang minggu ini. Itu mencerminkan bahwa wabah Corona sedang berkembang pesat menuju puncaknya sesuai hukum kurva normal di Indonesia.

Episentrum COVID-19 masih berada di Jakarta dan beberapa provinsi di Pulau Jawa, namun dengan keadaan mudik bulan puasa dan lebaran maka episentrumnya akan bergeser ke provinsi lainnya diseluruh Indonesia.

Berkaca dari pengalaman pandemik COVID-19 di Wuhan Cina dan negara lain seperti Italia, menunjukan eskalasi penyebaran Virus Corona sangat cepat dan saat yang paling menegangkan juga gaduhnya, adalah saat jumlah pasien melebihi dari jumlah kapasitas aparat medis dan fasilitas tempat tidur rumah sakit yang tersedia .

Baca juga: Tahan Tiga Hari, Warga Kendari Memilih Ayam Potong

Keadaan tersebut menimbulkan kekacauan manajemen rumah sakit sebagai pusat pengobatan dan rujukan bagi penyakit umum .

Menyikapi hal itu, Anggota Komisi II DPR RI Frakasi PDIP, Hugua, menekankan bahwa diperlukan komando yang tepat dan tegas soal strategi mitigasi bencana Corona secara tersistem dan terstruktur sampai ke desa pada daerah masing-masing sebelum darurat terjadi.

"Mesti sedia payung sebelum hujan, kata pepatah," ujar Hugua, Kamis (9/4/2020).

Baca juga: Akibat COVID-19 Pemerintah Tiadakan Rekrutmen CPNS dan PPPK

Lebih jauh, Ketua Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Sultra itu mengatakan, esensi otonomi daerah adalah kecermatan dan kecepatan kepala daerah mengambil keputusan dalam merealisasikan kebijakan pemerintah pusat di daerahnya.

Pemerintah Pusat sudah mengeluarkan keputusan tegas bahwa, Indonesia Darurat Kesehatan pada akhir Maret 2020 lalu, tinggal bagaimana para gubernur, bupati dan wali kota menerjemahkan kebijakan tersebut untuk mengambil alih komando di daerahnya masing-masing tambahnya.

"Jangan menunggu banyak kasus dan korban berjatuhan baru ambil langkah. Itu pasti sudah terlambat, karena yang ketahuan terinfeksi satu orang tapi ia sudah menularkan beberapa orang keluarga atau sahabatnya sebelum ia diisolasi,” ungkapnya.

Baca juga: Kekhawatiran COVID-19 Dinilai Berlebihan dan Akal-akalan Melegalkan Perampokan Uang Daerah

Makanya, pertambahan kasus selalu mengikuti deret ukur hingga mencapai puncak kurva.

Ia mencontohkan di Sulawesi Tenggara (Sultra), hingga Rabu, (8/4/2020), sudah 10 orang positif terinfeksi virus Corona dan jika semua  penduduk diadakan rapid tes maka jumlahnya bisa lebih banyak.

"Jadi Sultra sudah diambang darurat, mesti Pemda sudah mengambil langka tegas," imbuhnya.

Baca juga: COVID-19 dan Hilangnya Nalar Kemanusiaan

Tentu langkah tersebut melalui prosedur, seperti meminta status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dari Menteri Kesehatan, lalu dilanjutkan dengan keputusan gubernur atau bupati untuk menindak lanjutinya pada tingkat lokal.

Mantan Bupati Wakatobi itu mengingatkan, agar Pemda segera memikirkan Pusat Isolasi (Isolation Center) di tingkat provinsi dan kabupaten, termasuk di kecamatan bagi kepulauan yang sulit jangkauannya dengan rumah sakit rujukan.

Fungsinya adalah, sebagai tempat pemeriksaan dan penanganan awal pasien sebelum yang bersangkutan dirujuk ke rumah sakit atau diisolasi mandiri di rumah masing-masing .

Baca juga: Pemkot Baubau Izinkan Pembangunan Rumah Pribadi di Atas Lahan Reklamasi

"Hal ini akan sangat membantu manajemen rumah sakit rujukan yang juga sebagai tempat penanganan pasien penyakit umum lainnya," jelasnya.

Di samping itu juga katanya, perlunya peningkatan kapasitas aparat medis pada tingkat Puskesmas soal penanganan pasien Corona, serta tata cara melindungi diri dengan Alat Pelindung Diri (APD) yang aman.

"Pelatihan tersebut dapat dilaksanakan secara online atau virtual yang diselenggarakan di bawah komando Dinas Kesehatan provinsi," tambahnya .

Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah, ketersediaan obat-obatan umum akibat dari infeksi yang ditimbulkan oleh virus ini pada tingkat Puskesmas.

Baca juga: Berikut Daftar Penerima Bantuan Dampak COVID-19 di Kota Kendari

Hugua juga menghimbau kepada Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Kelompok Masyarakat  Madani, masyarakat bersama pemerintah daerah secara gotong royong menghimpun sumber daya, baik SDM maupun dana, guna bersama menangani wabah COVID-19.

"Kegiatan yang diperlukan antara lain  mengantar pasien dan membantu tenaga  medis di Pusat Isolasi, mengedukasi masyarakat , dan memobilisasi bahan makanan dan APD yang diperlukan," tutupnya.

 

Reporter: Kardin

Editor: Sumarlin

Baca Juga